Jumaat, 19 Oktober 2012

01 di parit yani - Google Blog Search

01 di parit yani - Google Blog Search


BLOG JOHOR: 01 <b>di parit yani</b> - Google Blog Search

Posted: 11 Oct 2012 07:54 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di parit yani</b> - Google Blog Search

Posted: 20 Sep 2012 08:22 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di parit yani</b> - Google Blog Search

Posted: 12 Sep 2012 07:35 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di parit yani</b> - Google Blog Search

Posted: 04 Jul 2012 12:00 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

Sampah Membludak <b>Di</b> Kota Tanjungbalai | Harian Berita Sore

Posted: 04 Jul 2012 01:25 AM PDT

TG. Balai-(Berita) : Tukang sapu sampah Dinas Pasar dan Kebersihan jalan Raya Inti Kota dan sekitar kota Tanjungbalai diketahui cukup banyak, bahkan membludak, namun sampah dijalan Inti Kota dan sekitar masih bertumpuk serta berserakan,  di jalan Vetran, jalan Suprapto, jalan SM. Raja, jalan besar Teluk Nibung, jalan Asahan, jalan Sei Dua, jalan Jamin Ginting, jalan Jendral Sudirman kota Tanjungbalai. Pengamatan wartawan dilapangan, Selasa (03/7) sekitar pukul 18. 00 s/d pukul 20. 30 Wib. Namun sampah di tempat pembuangan sampah tidak diangkut, sehingga sampah tersebut berserakan dijalan.

Padahal tukang sapu sampah Dinas Pasar dan Kebersihan jalan Inti Kota dan sekitarnya mencapai ratusan orang, lain pengkoret parit dan tukang babat rumput, namun parit/riol banyak tumpat, saat hujan turun air di jalan Inti Kota dan sekitarnya tidak jalan sehingga air hujan tersebut merendam badan jalan, seperti jalan Gereja, jalan A. Yani, jalan Jalius, jalan Pahlawan dari depan kantor PN sampai Kuda Putih, jalan Suprapto dekat TPO sampai kejalan besar Teluk Nibung percis depan Mesjid Menara Lima.

Hujan, Senin (02/7) sekitar satu jam, karena parit/riol tumpat air hujan tenggelamkan badan jalan, genangan air di badan jalan itu masuk kerumah warga penduduk, warga dan pedagang disekitar parit/riol tumpat itu mengaku mengeluh pada wartawan, setiap hujan turun air hujan masuk kerumah mereka, hal ini sudah lama terjadi, namun Walikota C/q Dinas terkait belum berupaya untuk mengatasinya, terkesan Walikota tutup mata, untuk masyarakat maupun pedagang meminta Walikota segera mengatasinya agar mereka warga maupun pedagang tidak terganggu.

Kadis Pasar dan Kebersihan kota Drs. Syarifuddin yang di konfirmasi wartawan di kantornya baru-baru ini, terkait tukang sapu dan pengkorek parit/riol Dinas Kebersihan mengatakan, tukang sapu jalan 230 orang dan korek parit/riol 50 orang lebi dan tukang babat rumput 25 orang, tugas mereka dibagi tiga seep, pagi, siang dan malam hari. Dam Truk 16 dan Engkel dilengkapi supir dan kernetnya sama tugasnya, tetapi kalau sampah/parit masih belum bersih, itu tentu terkait kondisi, atau masyarakat tidak membuang sampah pada tempatnya, sehingga sampah berserakan kejalan, dihimbaulah masyarakat membuang sampahnya pada tempatnya agar sampah tidak berserakan.-(SYN).

JPNN.COM : Gelapkan 7 Motor untuk Bayar Judi Bola

Posted: 07 Jul 2012 01:05 AM PDT

PONTIANAK – Tujuh sepeda motor digelapkan spesialis tindak pidana pencurian di wilayah hukum Sektor Pontianak Selatan. Setelah melakukan aksi tersebut, pelaku dengan sigap melarikan diri ke luar kota. Kendati demikian, langkahnya tidak berjalan lama. Berkat informasi masyarakat dan penyidikan tim aparat kepolisian, dia dibekuk di Jalan Parit Tengkorak, Kubu Raya, Jumat (6/7).

Jun (28), terus berkilah saat diinterogasi polisi. Dia mengaku melakukan tindak pidana penggelapan, karena untuk membayar uang perjudian sepak bola. Modus operandi yang dilakukan tersangka, dengan cara meminjam barang bukti ke teman terdekatnya. Setelah kendaraan tersebut sampai ke tangannya, Jun langsung menggadai sepeda motor itu ke orang lain.  "Saya gadai tujuh kendaraan milik teman-teman saya itu ke orang tak dikenal senilai Rp2 juta," kilah tersangka.

Dia mengatakan, baru pertama kali melakukan aksi tindak kriminal itu. Setelah beraksi, langsung melarikan diri ke luar kota. Saat merasa aman, tersangka mengaku pulang ke Kubu Raya tempat sanak keluarganya. Namun nahas, kedatangannya telah diendus aparat penegak hukum. Tanpa melakukan perlawanan, dia digiring ke kantor polisi untuk diproses lebih lanjut.

Kapolsek Pontianak Selatan, Kompol I Gede S Wahyudi menuturkan, tersangka telah lama buron. Laporan masyarakat telah banyak yang masuk. Bukan hanya tindak pidana penggelapan, tersangka juga melakukan aksi kriminalitas lain. Itu dilakukannya telah bertahun-tahun. Bahkan, tersangka juga telah masuk ke penjara sebanyak tiga kali.
"Dia melakukan tindak pidana tersebut di wilayah hukum Pontianak Barat, Polresta, Sungai Raya, Pontianak Kota dan Pontianak Selatan. Tersangka ini, berhasil ditangkap karena nama dan wajahnnya sudah terdaftar," ungkapnya.

Atas perbuatan tersebut, tersangka dijerat dengan pasal 372 dan 378 KUHP tentang tindak pidana penggelapan dan penipuan. Dengan ancaman hukuman minimal empat tahun hukuman penjara.

"Kepada seluruh lapisan masyarakat, jangan mudah percaya dengan aksi serupa di kehidupan sehari-hari. Jika trejadi hal tersebut, segera laporkan ke pihak berwajib terdekat, agar kasus tersebut segera ditindaklanjuti," imbaunya.
 
Sementara itu, jajaran Polda Kalbar melakukan razia penyakit masyarakat. Dari razia itu, aparat kepolisian berhasil menjaring 50 pasangan tanpa ikatan resmi, Kamis(5/7) malam di hotel, cottage, dan villa di Pontaianak.
 
Petugas mendatangi salah satu hotel dan langsung mengecek satu per satu kamar dan ditemukan beberapa pasangan yang bukan suami istri usai melakukan hubungan intim. Melihat kedatangan petugas, beberapa pasangan mesum tersebut terburu-buru mencuci tubuhnya ke kamar kecil.

Petugas langsung melanjutkan ke salah satu villa dan juga menjaring beberapa pasangan bukan suami istri. Bahkan ada juga pasangan yang berlari untuk menghindari petugas kepolisian. Namun petugas kepolisian melakukan penyergapan menggiringnya ke mobil Dalmas.

Salah seorang yang terjaring mengaku, sewaktu dirazia, ia dan pacarnya yang sedang berada di dalam kamar hotel. Ia mengaku tidak melakukan apa-apa saat berduaan di dalam kamar. "Awalnya saya jemput dia. Dia minta carikan penginapan. Tiba-tiba polisi datang. Saya tidak ada buat apa-apa di kamar," katanya.

Polisi mengamankan pasangan tanpa ikatan resmi ke Direktorat Polda Kalbar untuk dilakukan pendataan dan diberikan peringatan, agar tidak melakukannya kembali. Sebelum petugas membawa pasangan yang terjaring, mereka melanjutkan kembali ke hotel di Jalan Ahmad Yani. Di hotel itu, petugas menjaring puluhan pasangan tanpa ikatan resmi.

"Mereka yang terjaring dilakukan pendataan dan diberikan peringatan serta dilakukan proses hukum, tentang tindak pidana ringan,"Kata Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar, Jumat (6/7).

Menurut Mukson, razia yang dilaksanakan jajaran Polda Kalbar itu merupakan kegiatan rutin. Dengan tujuannya, mengantisipasi penyakit masyarakat yang meresahkan.
 
"Kita menertibkan penyakit masyarakat, agar mereka mengetahui dan menaati peraturan, seperti memiliki KTP. Masyarakat harus mengetahui bahwa KTP merupakan suatu kewajiban bagi setiap warga negara, supaya di suatu hari ada hal-hal yang tidak diinginkan mudah diketahui," ungkapnya.

Apabila ditemukan barang-barang yang mencurigakan, lanjut Mukhson, seperti narkoba, Sajam dan bom tetap akan ditindak dan diserahkan ke bagian yang menangani kasus tersebut. Terkait antisipasi maraknya isu bom, antisipasi yang dilakukan adalah dengan  razia. "Dari enam orang yang terjaring akan dibawa ke pengadilan. Mereka nantinya akan mengikuti sidang tipiring," tegasnya.

Mukson menambahkan , pihaknya akan melakukan razia rutin. Sasarannya tempat-tempat penginapan serta lokasi yang disinyalir mengarah pada tindakan kriminal. "Bagi warga yang tidak mempunyai KTP, diharapkan mengurus ke kelurahan terdekat, supaya terdata di daerahnya," imbaunya. (rmn/adg)

01 di segamat - Google Blog Search

01 di segamat - Google Blog Search


BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 12:00 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 12:00 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 03 Oct 2012 03:10 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di segamat</b> - Google Blog Search

Posted: 02 Oct 2012 03:24 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

Persaingan sengit antara Menteri dan bekas Menteri <b>di Segamat</b> <b>...</b>

Posted: 26 Sep 2012 03:12 AM PDT

}rܸo+]eO릻dGo-YkI{C"QEX$ Uk"v#YQΓlfERQRִ- L$>d&.|?~xgYj4>.7Ok՛4⾒|5/*qhpD'Ҋ9NTv[n)ijg&&aat'Aأ䟺~2I"SXySXu: EnOqf#%❳ӗF54XƞeHqϔ{2f18;J"́W*"ى/mSWCTz%Pa,NE#O(WHtbRH1-YEO@K)aŅJ'vwq)maMIT{9(hBheXBaF{Uvl7x/ØΨwqo Pօ ;poKGߟN]Pݧ MW;eQ-cʗ'm)3pPv*3A6{)SF:]J]He[m2.zw[f%[dKl t1lQ IYBݾʤ sIGD砡Vh$.^ғjhʖjB5G(˥vnjUUy8C%BCGYm[MW@E!id:JDw^dh5[Vլb/FOZ~R_YP׫jm^&h m܄h/X.T"Ρ>*"J~-/R'>i\|ig8Qh}4!Z}\1Qr ܗ]Yd/KيY).+j:?O<3{'L*ɾ`?n70s@{IEAŷmJjmIǑ~4B8ZPXX5 <эXm})k&>&8Hdپ3}痀LWʰ>Kx*pEy{ӣҮlE$fi<;w:HA=H#1!"֪Έ%P0IҨ;j_*s+7,cf?Qq00cOv"b)zC3ݥ D0 gu(n5d?#qoNcEܑ0nz>>3^.dy.ۮ5wܵ^ABMD0+K^lEx,Yx֩Tc%Lef`l ¶ШaR@ʷx:wmG4G@JP-mFf_1iDK?-J%迳J؜(l9Q4M٤Nv,2G?rvb9]ټ. x|63銽ͦ!\^77pJ<@D*2j7GjX7J$_2w<0зp* Пw+70Q_J{ mWkzg-/l.[-6/ۓI^#|uA;,=zM|#~CNUO <نduJj2@/6D@u#P*)ڹQ-/$l4wh<3'b$tۆUFaÊz6:#pr~mT=$8iE?]|AV|4dW (cER v&xw0; +{aؙzO$țQj*_heߔ+Cx8ȟ\x͌0,_`!`xr_j;0R hVYVY/*8q[ҾS&0QG0Up̚iil&gwSZYM q4Vkq]tɔ?+yFehMzQ(EdPgi,zdYo4u ?9Mk%%!֎jvш1tMf~*{2FB1O4\*R 쯄GW}k-kyjt7zb2ukpnl_ `0Qs0yzAT|KB!ɰqmfhvC( -Sʧ͜dnx\,_}vGՍ`-re|]KRu/Gr'`v<3WvEu|KA\_*߼mca>xQe4VX_|RF?u;oUjR_%/;7dY&+0`x\NOjez!ßiAUUOhʉ#hbia^Gj-y(Ę2/k!ѫ <.^J:CY+T,=V 0fΑq)<>PeU16F @'hrӑFsۼOhB HPznΒA2`aeH+=nq'`D1c9B݂4fL<>=<}2}|П |X9XD݄7T=6B/l $H^ě/zMKĞPl'ѐgH+܊C@r0Վ"Z'ܴoBԺXks]gxC'$!|9~;A]b!0_uM=b*MzM Xw1]lu1X2Gm#^ΌQJ("Ix!wy>B:{M¯Why@a@d+Z 4`N'%Duqf6[SzS UпN2V{if)@)b;J_PC,MO&tDD4qq|;BZ,sxHDwA~/;'GO␤7 X&Gax6$"QFo.MUeđ7:R$;Ŷ^ o= c]Ş(>3n>a"Qz$H`ƴ1>4IO|IA4f< hBzxSV05ނJ)f跛 `IH[*)YjT֊֙85xʂ#Pm f8%,]0j?a @z KbTE=ERD57eTn4 9:4ȥc͞V { L.B?>ll?lo>b屝Rc$hL\qϘziGbEQ.4&iϤ#[(#*LSS]mЃPAF~No:{X=>!*HS_;>qLo0a Dzэ9mxecuP8\ILGBTRU;Td?Ά#Ơ١0a}@*gmTyĂ'[wԄ^8s,P>h2zd 6Beb'QJ!ezt ?h:r_~3]\>7>cmWgR/�E2rRfHAaeklejՄ8aScoܼ*=yN)D#@*HzO6Oqp_ˢM/GpicSL'`ϭ3Ls׬^S_7(mazU4V(ȯCƐMڼ0Fk-^X#EХ9q"7S(I-U/C 3]v7&~&QEWu'ʜVlZt RF|%]z%Z{\ߢp0/Ǻ0uqpa:S}\mŔ:|&'L-d01>LG^EӋtt-UB-A,֔&^ĉP<ȏ'`0J;oXQ(l<˿ \_v4+u24*nd)̏k7'e4^2`UqytI0u6Ij2ڵFab/l9"lH޿.@RA (5(?7Y Ŕ.5mhc( 'ḤdS4gTt"*iB,k/2?}pX5`UJS034h#LD&Axdyzc\&7->̈́:H^2\w=a 1+rz07S 03i`ydeэÞW>;KH=1,m3boh|\T/kz/03%eZY[FJ7{P7\|^´NxU'eР$)by>{'{ 3(S&*٪yAHnw+\el9v)EG`~lWsD`l'Y*#DJWTvIda6;ڋ_ab֪ jail j:lL`cyY:-=~#p|#uĶӐTxG xva9*BLUC/Rr)f!MfGnqzx(cx$'|Ϛ?k? @g??w%ZIo}KT.5\=d[e3<4adJL4> Y}kA[ՕNp4,LCg1sJngֿguUqQ[<=%3F4{‡S<.oviemʕ{SCPh R\g2?vwg̬)[,n 1 {\dkw_ii{e a¿Fah@2""9e҄)h#mbhҁqF‚n x(7CIED_'aZΩ+k}ttU%-pxjg$T:fCjp3BS:=iSŦ;ݠNu"/3J!͒\:ʬן/0׏ȜntT;gd-"6ۜ| UZ(UH^r{z cP:(/@DΔunJ6wcNؾAio<6x~UazΎ1=;wÁ}̼feNt1M{g~]mJ+w7'$s}ePOO;3%!߃4鈛0%a߻zL,)Ld�ٴd&I"u:os,�7wQ`Cgd0c|Vth^)痲G핻[&G~JYm?Z`?PٝeMœueEʕԽ}ӒE}l01T",zZ8(BKmwfϹ^Tl œ9hZr2kMǎ%g7s\־%bXŖޒÖ[֚Tqy><``_~1)n6??zv ;pEtE9 s͒Yo"c5: :|1Sӄw~L^+abL 1;#mKOM >avM̙+WoXBr[ƣ-֬ol3أ4lJd7|s5K~A㘌2q#@3;'@DrKcya,&"T2fM:87I<'�ZݏiN-"8>_n,V9|uV<";~qʎޝ܏ҳ6oֺcbHXEDgUf 7Y`#%:M0oa1Z,?Gt -yO;N B&'ӯ'~~"ՀDV!;Jkj6?/15܁;r흖đ t ,p~\>_ߐ`jz&v=UQc2/6mS,Y+ckXaig@-sal!J8N>`l꣣sssN̛`wv ։hfGO׏vAG(,飚Έk1CF/@[ejR /w&Ŋ7:P!iдzG$*D8>}dfSVp16SryjC"_9tGVoXRY(vGw! (zX^+7#oHPTK\XbU]+ڊbflB ?N?7 D= *}aFn43"˥ DEKY|#_,ޤ;@38Zd\uK[_Y}@-}m:k4y@b}͖-pgwP%{ԥs'#v:[2=]BRZeyB."o|,#KAn`'RD6R#NVVFfU1B}K+W@B=@P c눮 1W"U-jG%bŀK3^ͣ$Z6i_?cy,?F# H x.-I,C}uvciqǎ88f;lmVN}YȽ vY^rDZeZ<ɋgfi_xV5A9Yz)kk0vA`~`ebhuhp[X+E$=+V0Ci:qb*5zd;CnH!ٯ <;b/?/™N'B {<x=҇#憁/>%Zb<5F[+"GH3M=7D!Y^ioe1m^ 2;"Pǜ O߿�K'C:!`3eW/x_0001Q =3 (±:#RzhCxJdAĕk R!xio}f@.G]CrEo$VXQ̿j5c{Q8CNCz*vEO0J0 nK2EpljܼH }[\24]P(GcSZ;`\-QKE4bBkK<>.N;!'=0oE~`h\H#xWgા;!e{h/!4a:˄?d$^bfY.ohM'Gx>>ǜH^bЁxvygEa7$k</_21uߝcX!m&e}/>3%= {6>#*}ZGV(m(2=<1Z ,'2mJƎ5}P%Ay,RTo}!N]τ /ŢXà^F·]fFJc'j6A %!k0aj;hIRH?aEL*9_H-N/ Itluھi0E@c\@/'0l ֘K*z!ekR!ZX6")wD4٦H"}Sp@}>>]mcsJս5̾_n.ߢBW/޽8)/."PYIevX'ٷ#I RaD.v-lHCqB2RcvA?(PӜJ(;ăeŲX2,Ţi77+<9q }Q]ȆJ~1o GXk.e=8=Gvvk>#}J!O,n8)mE\Bg]ۅtA\:1gAnI|*R.Au)] ͧRX<="lȝ,dQд^)~vtp9;;=xtCZ<4Q[(E|0ߢ`QpՀZW25+[ƕӟ*]>{]2Z2W-}軥RpL0He8*eL{<9+!gq#l%D\SLtCAR"W*y:~MhN.^0Dԉ-`I&+l(*[Ѩ)E@́uN'|)=ؑN7 T7pt:]C`XAà(I=Z_H]vƪx( Uj ҝvd;1(FoJ?LbB蔮tW%@(BPSJUשH $˓ iԨhjC ˔2ei5 2.{R)aձ'{Vn;^>c fo쎱5 kzIKtMGXK8n{z A#+0H~n@u6P&*ep5n ̚bP8pr^B2@L[*q}ؔp,g>!WTP ӶpK|{%t33:t(Y7ԧO'z&3V vͯްcʤd)?M{V"Lff ~fH 9M:f!@!! Q"I&!Ǵ̒¤)^Xj\ckQ6pI3C9׉і7 |` b\`3vdK<,yE=Hq`9R!Gi>_~L~4cL~Fr{\ގݐyb#[?eU)ͭ~7?nnB#}aD;C.p!1Z?dvCqYO$$ha-#eNb(Ax�- 9J~+CnCOM] /QhyXUo"3$Ihjͱ&{w-xRnx%>xY+m; (3v)'[de:Iʺ[>{ Twy킯DmfIpkn0iTL(j_-Muw [5t1&F }7w?iӫS_[ 2 ]߽BA[3b=t[wlOETL#'=G1DƓѕqRd$b)xzQz;_zg4Ζ:~[Z7vl0G tTVL_ej-ɥrR.[wdI>v])doyxu":GxXI䕛x(#/%ae19Nx]XV\͇9S`<+3yU|t(\BAZk0v:(!WL;R^*VVVAV}}=L]]>͂mF9l0n`@.1v:~<@(kT9~NCSɯ, Wq0n\KVwž~ӽ_ٿ4.ϸc;!x ZM?û-VC/I"Dtu )b膕?Ryjfwo`ƅFjuy7NBJӪTwZhHⱩ;32,| y Ss@'-6II)06n57&XscZiٙ6e?G

}rܸo+]eO릻dGo-YkI{C"QEX$ Uk"v#YQΓlfERQRִ- L$>d&.|?~xgYj4>.7Ok՛4⾒|5/*qhpD'Ҋ9NTv[n)ijg&&aat'Aأ䟺~2I"SXySXu: EnOqf#%❳ӗF54XƞeHqϔ{2f18;J"́W*"ى/mSWCTz%Pa,NE#O(WHtbRH1-YEO@K)aŅJ'vwq)maMIT{9(hBheXBaF{Uvl7x/ØΨwqo Pօ ;poKGߟN]Pݧ MW;eQ-cʗ'm)3pPv*3A6{)SF:]J]He[m2.zw[f%[dKl t1lQ IYBݾʤ sIGD砡Vh$.^ғjhʖjB5G(˥vnjUUy8C%BCGYm[MW@E!id:JDw^dh5[Vլb/FOZ~R_YP׫jm^&h m܄h/X.T"Ρ>*"J~-/R'>i\|ig8Qh}4!Z}\1Qr ܗ]Yd/KيY).+j:?O<3{'L*ɾ`?n70s@{IEAŷmJjmIǑ~4B8ZPXX5 <эXm})k&>&8Hdپ3}痀LWʰ>Kx*pEy{ӣҮlE$fi<;w:HA=H#1!"֪Έ%P0IҨ;j_*s+7,cf?Qq00cOv"b)zC3ݥ D0 gu(n5d?#qoNcEܑ0nz>>3^.dy.ۮ5wܵ^ABMD0+K^lEx,Yx֩Tc%Lef`l ¶ШaR@ʷx:wmG4G@JP-mFf_1iDK?-J%迳J؜(l9Q4M٤Nv,2G?rvb9]ټ. x|63銽ͦ!\^77pJ<@D*2j7GjX7J$_2w<0зp* Пw+70Q_J{ mWkzg-/l.[-6/ۓI^#|uA;,=zM|#~CNUO <نduJj2@/6D@u#P*)ڹQ-/$l4wh<3'b$tۆUFaÊz6:#pr~mT=$8iE?]|AV|4dW (cER v&xw0; +{aؙzO$țQj*_heߔ+Cx8ȟ\x͌0,_`!`xr_j;0R hVYVY/*8q[ҾS&0QG0Up̚iil&gwSZYM q4Vkq]tɔ?+yFehMzQ(EdPgi,zdYo4u ?9Mk%%!֎jvш1tMf~*{2FB1O4\*R 쯄GW}k-kyjt7zb2ukpnl_ `0Qs0yzAT|KB!ɰqmfhvC( -Sʧ͜dnx\,_}vGՍ`-re|]KRu/Gr'`v<3WvEu|KA\_*߼mca>xQe4VX_|RF?u;oUjR_%/;7dY&+0`x\NOjez!ßiAUUOhʉ#hbia^Gj-y(Ę2/k!ѫ <.^J:CY+T,=V 0fΑq)<>PeU16F @'hrӑFsۼOhB HPznΒA2`aeH+=nq'`D1c9B݂4fL<>=<}2}|П |X9XD݄7T=6B/l $H^ě/zMKĞPl'ѐgH+܊C@r0Վ"Z'ܴoBԺXks]gxC'$!|9~;A]b!0_uM=b*MzM Xw1]lu1X2Gm#^ΌQJ("Ix!wy>B:{M¯Why@a@d+Z 4`N'%Duqf6[SzS UпN2V{if)@)b;J_PC,MO&tDD4qq|;BZ,sxHDwA~/;'GO␤7 X&Gax6$"QFo.MUeđ7:R$;Ŷ^ o= c]Ş(>3n>a"Qz$H`ƴ1>4IO|IA4f< hBzxSV05ނJ)f跛 `IH[*)YjT֊֙85xʂ#Pm f8%,]0j?a @z KbTE=ERD57eTn4 9:4ȥc͞V { L.B?>ll?lo>b屝Rc$hL\qϘziGbEQ.4&iϤ#[(#*LSS]mЃPAF~No:{X=>!*HS_;>qLo0a Dzэ9mxecuP8\ILGBTRU;Td?Ά#Ơ١0a}@*gmTyĂ'[wԄ^8s,P>h2zd 6Beb'QJ!ezt ?h:r_~3]\>7>cmWgR/�E2rRfHAaeklejՄ8aScoܼ*=yN)D#@*HzO6Oqp_ˢM/GpicSL'`ϭ3Ls׬^S_7(mazU4V(ȯCƐMڼ0Fk-^X#EХ9q"7S(I-U/C 3]v7&~&QEWu'ʜVlZt RF|%]z%Z{\ߢp0/Ǻ0uqpa:S}\mŔ:|&'L-d01>LG^EӋtt-UB-A,֔&^ĉP<ȏ'`0J;oXQ(l<˿ \_v4+u24*nd)̏k7'e4^2`UqytI0u6Ij2ڵFab/l9"lH޿.@RA (5(?7Y Ŕ.5mhc( 'ḤdS4gTt"*iB,k/2?}pX5`UJS034h#LD&Axdyzc\&7->̈́:H^2\w=a 1+rz07S 03i`ydeэÞW>;KH=1,m3boh|\T/kz/03%eZY[FJ7{P7\|^´NxU'eР$)by>{'{ 3(S&*٪yAHnw+\el9v)EG`~lWsD`l'Y*#DJWTvIda6;ڋ_ab֪ jail j:lL`cyY:-=~#p|#uĶӐTxG xva9*BLUC/Rr)f!MfGnqzx(cx$'|Ϛ?k? @g??w%ZIo}KT.5\=d[e3<4adJL4> Y}kA[ՕNp4,LCg1sJngֿguUqQ[<=%3F4{‡S<.oviemʕ{SCPh R\g2?vwg̬)[,n 1 {\dkw_ii{e a¿Fah@2""9e҄)h#mbhҁqF‚n x(7CIED_'aZΩ+k}ttU%-pxjg$T:fCjp3BS:=iSŦ;ݠNu"/3J!͒\:ʬן/0׏ȜntT;gd-"6ۜ| UZ(UH^r{z cP:(/@DΔunJ6wcNؾAio<6x~UazΎ1=;wÁ}̼feNt1M{g~]mJ+w7'$s}ePOO;3%!߃4鈛0%a߻zL,)Ld�ٴd&I"u:os,�7wQ`Cgd0c|Vth^)痲G핻[&G~JYm?Z`?PٝeMœueEʕԽ}ӒE}l01T",zZ8(BKmwfϹ^Tl œ9hZr2kMǎ%g7s\־%bXŖޒÖ[֚Tqy><``_~1)n6??zv ;pEtE9 s͒Yo"c5: :|1Sӄw~L^+abL 1;#mKOM >avM̙+WoXBr[ƣ-֬ol3أ4lJd7|s5K~A㘌2q#@3;'@DrKcya,&"T2fM:87I<'�ZݏiN-"8>_n,V9|uV<";~qʎޝ܏ҳ6oֺcbHXEDgUf 7Y`#%:M0oa1Z,?Gt -yO;N B&'ӯ'~~"ՀDV!;Jkj6?/15܁;r흖đ t ,p~\>_ߐ`jz&v=UQc2/6mS,Y+ckXaig@-sal!J8N>`l꣣sssN̛`wv ։hfGO׏vAG(,飚Έk1CF/@[ejR /w&Ŋ7:P!iдzG$*D8>}dfSVp16SryjC"_9tGVoXRY(vGw! (zX^+7#oHPTK\XbU]+ڊbflB ?N?7 D= *}aFn43"˥ DEKY|#_,ޤ;@38Zd\uK[_Y}@-}m:k4y@b}͖-pgwP%{ԥs'#v:[2=]BRZeyB."o|,#KAn`'RD6R#NVVFfU1B}K+W@B=@P c눮 1W"U-jG%bŀK3^ͣ$Z6i_?cy,?F# H x.-I,C}uvciqǎ88f;lmVN}YȽ vY^rDZeZ<ɋgfi_xV5A9Yz)kk0vA`~`ebhuhp[X+E$=+V0Ci:qb*5zd;CnH!ٯ <;b/?/™N'B {<x=҇#憁/>%Zb<5F[+"GH3M=7D!Y^ioe1m^ 2;"Pǜ O߿�K'C:!`3eW/x_0001Q =3 (±:#RzhCxJdAĕk R!xio}f@.G]CrEo$VXQ̿j5c{Q8CNCz*vEO0J0 nK2EpljܼH }[\24]P(GcSZ;`\-QKE4bBkK<>.N;!'=0oE~`h\H#xWgા;!e{h/!4a:˄?d$^bfY.ohM'Gx>>ǜH^bЁxvygEa7$k</_21uߝcX!m&e}/>3%= {6>#*}ZGV(m(2=<1Z ,'2mJƎ5}P%Ay,RTo}!N]τ /ŢXà^F·]fFJc'j6A %!k0aj;hIRH?aEL*9_H-N/ Itluھi0E@c\@/'0l ֘K*z!ekR!ZX6")wD4٦H"}Sp@}>>]mcsJս5̾_n.ߢBW/޽8)/."PYIevX'ٷ#I RaD.v-lHCqB2RcvA?(PӜJ(;ăeŲX2,Ţi77+<9q }Q]ȆJ~1o GXk.e=8=Gvvk>#}J!O,n8)mE\Bg]ۅtA\:1gAnI|*R.Au)] ͧRX<="lȝ,dQд^)~vtp9;;=xtCZ<4Q[(E|0ߢ`QpՀZW25+[ƕӟ*]>{]2Z2W-}軥RpL0He8*eL{<9+!gq#l%D\SLtCAR"W*y:~MhN.^0Dԉ-`I&+l(*[Ѩ)E@́uN'|)=ؑN7 T7pt:]C`XAà(I=Z_H]vƪx( Uj ҝvd;1(FoJ?LbB蔮tW%@(BPSJUשH $˓ iԨhjC ˔2ei5 2.{R)aձ'{Vn;^>c fo쎱5 kzIKtMGXK8n{z A#+0H~n@u6P&*ep5n ̚bP8pr^B2@L[*q}ؔp,g>!WTP ӶpK|{%t33:t(Y7ԧO'z&3V vͯްcʤd)?M{V"Lff ~fH 9M:f!@!! Q"I&!Ǵ̒¤)^Xj\ckQ6pI3C9׉і7 |` b\`3vdK<,yE=Hq`9R!Gi>_~L~4cL~Fr{\ގݐyb#[?eU)ͭ~7?nnB#}aD;C.p!1Z?dvCqYO$$ha-#eNb(Ax�- 9J~+CnCOM] /QhyXUo"3$Ihjͱ&{w-xRnx%>xY+m; (3v)'[de:Iʺ[>{ Twy킯DmfIpkn0iTL(j_-Muw [5t1&F }7w?iӫS_[ 2 ]߽BA[3b=t[wlOETL#'=G1DƓѕqRd$b)xzQz;_zg4Ζ:~[Z7vl0G tTVL_ej-ɥrR.[wdI>v])doyxu":GxXI䕛x(#/%ae19Nx]XV\͇9S`<+3yU|t(\BAZk0v:(!WL;R^*VVVAV}}=L]]>͂mF9l0n`@.1v:~<@(kT9~NCSɯ, Wq0n\KVwž~ӽ_ٿ4.ϸc;!x ZM?û-VC/I"Dtu )b膕?Ryjfwo`ƅFjuy7NBJӪTwZhHⱩ;32,| y Ss@'-6II)06n57&XscZiٙ6e?G

Persaingan sengit antara Menteri dan bekas Menteri <b>di Segamat</b> <b>...</b>

Posted: 26 Sep 2012 03:12 AM PDT

}rܸo+]eO릻dGo-YkI{C"QEX$ Uk"v#YQΓlfERQRִ- L$>d&.|?~xgYj4>.7Ok՛4⾒|5/*qhpD'Ҋ9NTv[n)ijg&&aat'Aأ䟺~2I"SXySXu: EnOqf#%❳ӗF54XƞeHqϔ{2f18;J"́W*"ى/mSWCTz%Pa,NE#O(WHtbRH1-YEO@K)aŅJ'vwq)maMIT{9(hBheXBaF{Uvl7x/ØΨwqo Pօ ;poKGߟN]Pݧ MW;eQ-cʗ'm)3pPv*3A6{)SF:]J]He[m2.zw[f%[dKl t1lQ IYBݾʤ sIGD砡Vh$.^ғjhʖjB5G(˥vnjUUy8C%BCGYm[MW@E!id:JDw^dh5[Vլb/FOZ~R_YP׫jm^&h m܄h/X.T"Ρ>*"J~-/R'>i\|ig8Qh}4!Z}\1Qr ܗ]Yd/KيY).+j:?O<3{'L*ɾ`?n70s@{IEAŷmJjmIǑ~4B8ZPXX5 <эXm})k&>&8Hdپ3}痀LWʰ>Kx*pEy{ӣҮlE$fi<;w:HA=H#1!"֪Έ%P0IҨ;j_*s+7,cf?Qq00cOv"b)zC3ݥ D0 gu(n5d?#qoNcEܑ0nz>>3^.dy.ۮ5wܵ^ABMD0+K^lEx,Yx֩Tc%Lef`l ¶ШaR@ʷx:wmG4G@JP-mFf_1iDK?-J%迳J؜(l9Q4M٤Nv,2G?rvb9]ټ. x|63銽ͦ!\^77pJ<@D*2j7GjX7J$_2w<0зp* Пw+70Q_J{ mWkzg-/l.[-6/ۓI^#|uA;,=zM|#~CNUO <نduJj2@/6D@u#P*)ڹQ-/$l4wh<3'b$tۆUFaÊz6:#pr~mT=$8iE?]|AV|4dW (cER v&xw0; +{aؙzO$țQj*_heߔ+Cx8ȟ\x͌0,_`!`xr_j;0R hVYVY/*8q[ҾS&0QG0Up̚iil&gwSZYM q4Vkq]tɔ?+yFehMzQ(EdPgi,zdYo4u ?9Mk%%!֎jvш1tMf~*{2FB1O4\*R 쯄GW}k-kyjt7zb2ukpnl_ `0Qs0yzAT|KB!ɰqmfhvC( -Sʧ͜dnx\,_}vGՍ`-re|]KRu/Gr'`v<3WvEu|KA\_*߼mca>xQe4VX_|RF?u;oUjR_%/;7dY&+0`x\NOjez!ßiAUUOhʉ#hbia^Gj-y(Ę2/k!ѫ <.^J:CY+T,=V 0fΑq)<>PeU16F @'hrӑFsۼOhB HPznΒA2`aeH+=nq'`D1c9B݂4fL<>=<}2}|П |X9XD݄7T=6B/l $H^ě/zMKĞPl'ѐgH+܊C@r0Վ"Z'ܴoBԺXks]gxC'$!|9~;A]b!0_uM=b*MzM Xw1]lu1X2Gm#^ΌQJ("Ix!wy>B:{M¯Why@a@d+Z 4`N'%Duqf6[SzS UпN2V{if)@)b;J_PC,MO&tDD4qq|;BZ,sxHDwA~/;'GO␤7 X&Gax6$"QFo.MUeđ7:R$;Ŷ^ o= c]Ş(>3n>a"Qz$H`ƴ1>4IO|IA4f< hBzxSV05ނJ)f跛 `IH[*)YjT֊֙85xʂ#Pm f8%,]0j?a @z KbTE=ERD57eTn4 9:4ȥc͞V { L.B?>ll?lo>b屝Rc$hL\qϘziGbEQ.4&iϤ#[(#*LSS]mЃPAF~No:{X=>!*HS_;>qLo0a Dzэ9mxecuP8\ILGBTRU;Td?Ά#Ơ١0a}@*gmTyĂ'[wԄ^8s,P>h2zd 6Beb'QJ!ezt ?h:r_~3]\>7>cmWgR/�E2rRfHAaeklejՄ8aScoܼ*=yN)D#@*HzO6Oqp_ˢM/GpicSL'`ϭ3Ls׬^S_7(mazU4V(ȯCƐMڼ0Fk-^X#EХ9q"7S(I-U/C 3]v7&~&QEWu'ʜVlZt RF|%]z%Z{\ߢp0/Ǻ0uqpa:S}\mŔ:|&'L-d01>LG^EӋtt-UB-A,֔&^ĉP<ȏ'`0J;oXQ(l<˿ \_v4+u24*nd)̏k7'e4^2`UqytI0u6Ij2ڵFab/l9"lH޿.@RA (5(?7Y Ŕ.5mhc( 'ḤdS4gTt"*iB,k/2?}pX5`UJS034h#LD&Axdyzc\&7->̈́:H^2\w=a 1+rz07S 03i`ydeэÞW>;KH=1,m3boh|\T/kz/03%eZY[FJ7{P7\|^´NxU'eР$)by>{'{ 3(S&*٪yAHnw+\el9v)EG`~lWsD`l'Y*#DJWTvIda6;ڋ_ab֪ jail j:lL`cyY:-=~#p|#uĶӐTxG xva9*BLUC/Rr)f!MfGnqzx(cx$'|Ϛ?k? @g??w%ZIo}KT.5\=d[e3<4adJL4> Y}kA[ՕNp4,LCg1sJngֿguUqQ[<=%3F4{‡S<.oviemʕ{SCPh R\g2?vwg̬)[,n 1 {\dkw_ii{e a¿Fah@2""9e҄)h#mbhҁqF‚n x(7CIED_'aZΩ+k}ttU%-pxjg$T:fCjp3BS:=iSŦ;ݠNu"/3J!͒\:ʬן/0׏ȜntT;gd-"6ۜ| UZ(UH^r{z cP:(/@DΔunJ6wcNؾAio<6x~UazΎ1=;wÁ}̼feNt1M{g~]mJ+w7'$s}ePOO;3%!߃4鈛0%a߻zL,)Ld�ٴd&I"u:os,�7wQ`Cgd0c|Vth^)痲G핻[&G~JYm?Z`?PٝeMœueEʕԽ}ӒE}l01T",zZ8(BKmwfϹ^Tl œ9hZr2kMǎ%g7s\־%bXŖޒÖ[֚Tqy><``_~1)n6??zv ;pEtE9 s͒Yo"c5: :|1Sӄw~L^+abL 1;#mKOM >avM̙+WoXBr[ƣ-֬ol3أ4lJd7|s5K~A㘌2q#@3;'@DrKcya,&"T2fM:87I<'�ZݏiN-"8>_n,V9|uV<";~qʎޝ܏ҳ6oֺcbHXEDgUf 7Y`#%:M0oa1Z,?Gt -yO;N B&'ӯ'~~"ՀDV!;Jkj6?/15܁;r흖đ t ,p~\>_ߐ`jz&v=UQc2/6mS,Y+ckXaig@-sal!J8N>`l꣣sssN̛`wv ։hfGO׏vAG(,飚Έk1CF/@[ejR /w&Ŋ7:P!iдzG$*D8>}dfSVp16SryjC"_9tGVoXRY(vGw! (zX^+7#oHPTK\XbU]+ڊbflB ?N?7 D= *}aFn43"˥ DEKY|#_,ޤ;@38Zd\uK[_Y}@-}m:k4y@b}͖-pgwP%{ԥs'#v:[2=]BRZeyB."o|,#KAn`'RD6R#NVVFfU1B}K+W@B=@P c눮 1W"U-jG%bŀK3^ͣ$Z6i_?cy,?F# H x.-I,C}uvciqǎ88f;lmVN}YȽ vY^rDZeZ<ɋgfi_xV5A9Yz)kk0vA`~`ebhuhp[X+E$=+V0Ci:qb*5zd;CnH!ٯ <;b/?/™N'B {<x=҇#憁/>%Zb<5F[+"GH3M=7D!Y^ioe1m^ 2;"Pǜ O߿�K'C:!`3eW/x_0001Q =3 (±:#RzhCxJdAĕk R!xio}f@.G]CrEo$VXQ̿j5c{Q8CNCz*vEO0J0 nK2EpljܼH }[\24]P(GcSZ;`\-QKE4bBkK<>.N;!'=0oE~`h\H#xWgા;!e{h/!4a:˄?d$^bfY.ohM'Gx>>ǜH^bЁxvygEa7$k</_21uߝcX!m&e}/>3%= {6>#*}ZGV(m(2=<1Z ,'2mJƎ5}P%Ay,RTo}!N]τ /ŢXà^F·]fFJc'j6A %!k0aj;hIRH?aEL*9_H-N/ Itluھi0E@c\@/'0l ֘K*z!ekR!ZX6")wD4٦H"}Sp@}>>]mcsJս5̾_n.ߢBW/޽8)/."PYIevX'ٷ#I RaD.v-lHCqB2RcvA?(PӜJ(;ăeŲX2,Ţi77+<9q }Q]ȆJ~1o GXk.e=8=Gvvk>#}J!O,n8)mE\Bg]ۅtA\:1gAnI|*R.Au)] ͧRX<="lȝ,dQд^)~vtp9;;=xtCZ<4Q[(E|0ߢ`QpՀZW25+[ƕӟ*]>{]2Z2W-}軥RpL0He8*eL{<9+!gq#l%D\SLtCAR"W*y:~MhN.^0Dԉ-`I&+l(*[Ѩ)E@́uN'|)=ؑN7 T7pt:]C`XAà(I=Z_H]vƪx( Uj ҝvd;1(FoJ?LbB蔮tW%@(BPSJUשH $˓ iԨhjC ˔2ei5 2.{R)aձ'{Vn;^>c fo쎱5 kzIKtMGXK8n{z A#+0H~n@u6P&*ep5n ̚bP8pr^B2@L[*q}ؔp,g>!WTP ӶpK|{%t33:t(Y7ԧO'z&3V vͯްcʤd)?M{V"Lff ~fH 9M:f!@!! Q"I&!Ǵ̒¤)^Xj\ckQ6pI3C9׉і7 |` b\`3vdK<,yE=Hq`9R!Gi>_~L~4cL~Fr{\ގݐyb#[?eU)ͭ~7?nnB#}aD;C.p!1Z?dvCqYO$$ha-#eNb(Ax�- 9J~+CnCOM] /QhyXUo"3$Ihjͱ&{w-xRnx%>xY+m; (3v)'[de:Iʺ[>{ Twy킯DmfIpkn0iTL(j_-Muw [5t1&F }7w?iӫS_[ 2 ]߽BA[3b=t[wlOETL#'=G1DƓѕqRd$b)xzQz;_zg4Ζ:~[Z7vl0G tTVL_ej-ɥrR.[wdI>v])doyxu":GxXI䕛x(#/%ae19Nx]XV\͇9S`<+3yU|t(\BAZk0v:(!WL;R^*VVVAV}}=L]]>͂mF9l0n`@.1v:~<@(kT9~NCSɯ, Wq0n\KVwž~ӽ_ٿ4.ϸc;!x ZM?û-VC/I"Dtu )b膕?Ryjfwo`ƅFjuy7NBJӪTwZhHⱩ;32,| y Ss@'-6II)06n57&XscZiٙ6e?G

}rܸo+]eO릻dGo-YkI{C"QEX$ Uk"v#YQΓlfERQRִ- L$>d&.|?~xgYj4>.7Ok՛4⾒|5/*qhpD'Ҋ9NTv[n)ijg&&aat'Aأ䟺~2I"SXySXu: EnOqf#%❳ӗF54XƞeHqϔ{2f18;J"́W*"ى/mSWCTz%Pa,NE#O(WHtbRH1-YEO@K)aŅJ'vwq)maMIT{9(hBheXBaF{Uvl7x/ØΨwqo Pօ ;poKGߟN]Pݧ MW;eQ-cʗ'm)3pPv*3A6{)SF:]J]He[m2.zw[f%[dKl t1lQ IYBݾʤ sIGD砡Vh$.^ғjhʖjB5G(˥vnjUUy8C%BCGYm[MW@E!id:JDw^dh5[Vլb/FOZ~R_YP׫jm^&h m܄h/X.T"Ρ>*"J~-/R'>i\|ig8Qh}4!Z}\1Qr ܗ]Yd/KيY).+j:?O<3{'L*ɾ`?n70s@{IEAŷmJjmIǑ~4B8ZPXX5 <эXm})k&>&8Hdپ3}痀LWʰ>Kx*pEy{ӣҮlE$fi<;w:HA=H#1!"֪Έ%P0IҨ;j_*s+7,cf?Qq00cOv"b)zC3ݥ D0 gu(n5d?#qoNcEܑ0nz>>3^.dy.ۮ5wܵ^ABMD0+K^lEx,Yx֩Tc%Lef`l ¶ШaR@ʷx:wmG4G@JP-mFf_1iDK?-J%迳J؜(l9Q4M٤Nv,2G?rvb9]ټ. x|63銽ͦ!\^77pJ<@D*2j7GjX7J$_2w<0зp* Пw+70Q_J{ mWkzg-/l.[-6/ۓI^#|uA;,=zM|#~CNUO <نduJj2@/6D@u#P*)ڹQ-/$l4wh<3'b$tۆUFaÊz6:#pr~mT=$8iE?]|AV|4dW (cER v&xw0; +{aؙzO$țQj*_heߔ+Cx8ȟ\x͌0,_`!`xr_j;0R hVYVY/*8q[ҾS&0QG0Up̚iil&gwSZYM q4Vkq]tɔ?+yFehMzQ(EdPgi,zdYo4u ?9Mk%%!֎jvш1tMf~*{2FB1O4\*R 쯄GW}k-kyjt7zb2ukpnl_ `0Qs0yzAT|KB!ɰqmfhvC( -Sʧ͜dnx\,_}vGՍ`-re|]KRu/Gr'`v<3WvEu|KA\_*߼mca>xQe4VX_|RF?u;oUjR_%/;7dY&+0`x\NOjez!ßiAUUOhʉ#hbia^Gj-y(Ę2/k!ѫ <.^J:CY+T,=V 0fΑq)<>PeU16F @'hrӑFsۼOhB HPznΒA2`aeH+=nq'`D1c9B݂4fL<>=<}2}|П |X9XD݄7T=6B/l $H^ě/zMKĞPl'ѐgH+܊C@r0Վ"Z'ܴoBԺXks]gxC'$!|9~;A]b!0_uM=b*MzM Xw1]lu1X2Gm#^ΌQJ("Ix!wy>B:{M¯Why@a@d+Z 4`N'%Duqf6[SzS UпN2V{if)@)b;J_PC,MO&tDD4qq|;BZ,sxHDwA~/;'GO␤7 X&Gax6$"QFo.MUeđ7:R$;Ŷ^ o= c]Ş(>3n>a"Qz$H`ƴ1>4IO|IA4f< hBzxSV05ނJ)f跛 `IH[*)YjT֊֙85xʂ#Pm f8%,]0j?a @z KbTE=ERD57eTn4 9:4ȥc͞V { L.B?>ll?lo>b屝Rc$hL\qϘziGbEQ.4&iϤ#[(#*LSS]mЃPAF~No:{X=>!*HS_;>qLo0a Dzэ9mxecuP8\ILGBTRU;Td?Ά#Ơ١0a}@*gmTyĂ'[wԄ^8s,P>h2zd 6Beb'QJ!ezt ?h:r_~3]\>7>cmWgR/�E2rRfHAaeklejՄ8aScoܼ*=yN)D#@*HzO6Oqp_ˢM/GpicSL'`ϭ3Ls׬^S_7(mazU4V(ȯCƐMڼ0Fk-^X#EХ9q"7S(I-U/C 3]v7&~&QEWu'ʜVlZt RF|%]z%Z{\ߢp0/Ǻ0uqpa:S}\mŔ:|&'L-d01>LG^EӋtt-UB-A,֔&^ĉP<ȏ'`0J;oXQ(l<˿ \_v4+u24*nd)̏k7'e4^2`UqytI0u6Ij2ڵFab/l9"lH޿.@RA (5(?7Y Ŕ.5mhc( 'ḤdS4gTt"*iB,k/2?}pX5`UJS034h#LD&Axdyzc\&7->̈́:H^2\w=a 1+rz07S 03i`ydeэÞW>;KH=1,m3boh|\T/kz/03%eZY[FJ7{P7\|^´NxU'eР$)by>{'{ 3(S&*٪yAHnw+\el9v)EG`~lWsD`l'Y*#DJWTvIda6;ڋ_ab֪ jail j:lL`cyY:-=~#p|#uĶӐTxG xva9*BLUC/Rr)f!MfGnqzx(cx$'|Ϛ?k? @g??w%ZIo}KT.5\=d[e3<4adJL4> Y}kA[ՕNp4,LCg1sJngֿguUqQ[<=%3F4{‡S<.oviemʕ{SCPh R\g2?vwg̬)[,n 1 {\dkw_ii{e a¿Fah@2""9e҄)h#mbhҁqF‚n x(7CIED_'aZΩ+k}ttU%-pxjg$T:fCjp3BS:=iSŦ;ݠNu"/3J!͒\:ʬן/0׏ȜntT;gd-"6ۜ| UZ(UH^r{z cP:(/@DΔunJ6wcNؾAio<6x~UazΎ1=;wÁ}̼feNt1M{g~]mJ+w7'$s}ePOO;3%!߃4鈛0%a߻zL,)Ld�ٴd&I"u:os,�7wQ`Cgd0c|Vth^)痲G핻[&G~JYm?Z`?PٝeMœueEʕԽ}ӒE}l01T",zZ8(BKmwfϹ^Tl œ9hZr2kMǎ%g7s\־%bXŖޒÖ[֚Tqy><``_~1)n6??zv ;pEtE9 s͒Yo"c5: :|1Sӄw~L^+abL 1;#mKOM >avM̙+WoXBr[ƣ-֬ol3أ4lJd7|s5K~A㘌2q#@3;'@DrKcya,&"T2fM:87I<'�ZݏiN-"8>_n,V9|uV<";~qʎޝ܏ҳ6oֺcbHXEDgUf 7Y`#%:M0oa1Z,?Gt -yO;N B&'ӯ'~~"ՀDV!;Jkj6?/15܁;r흖đ t ,p~\>_ߐ`jz&v=UQc2/6mS,Y+ckXaig@-sal!J8N>`l꣣sssN̛`wv ։hfGO׏vAG(,飚Έk1CF/@[ejR /w&Ŋ7:P!iдzG$*D8>}dfSVp16SryjC"_9tGVoXRY(vGw! (zX^+7#oHPTK\XbU]+ڊbflB ?N?7 D= *}aFn43"˥ DEKY|#_,ޤ;@38Zd\uK[_Y}@-}m:k4y@b}͖-pgwP%{ԥs'#v:[2=]BRZeyB."o|,#KAn`'RD6R#NVVFfU1B}K+W@B=@P c눮 1W"U-jG%bŀK3^ͣ$Z6i_?cy,?F# H x.-I,C}uvciqǎ88f;lmVN}YȽ vY^rDZeZ<ɋgfi_xV5A9Yz)kk0vA`~`ebhuhp[X+E$=+V0Ci:qb*5zd;CnH!ٯ <;b/?/™N'B {<x=҇#憁/>%Zb<5F[+"GH3M=7D!Y^ioe1m^ 2;"Pǜ O߿�K'C:!`3eW/x_0001Q =3 (±:#RzhCxJdAĕk R!xio}f@.G]CrEo$VXQ̿j5c{Q8CNCz*vEO0J0 nK2EpljܼH }[\24]P(GcSZ;`\-QKE4bBkK<>.N;!'=0oE~`h\H#xWgા;!e{h/!4a:˄?d$^bfY.ohM'Gx>>ǜH^bЁxvygEa7$k</_21uߝcX!m&e}/>3%= {6>#*}ZGV(m(2=<1Z ,'2mJƎ5}P%Ay,RTo}!N]τ /ŢXà^F·]fFJc'j6A %!k0aj;hIRH?aEL*9_H-N/ Itluھi0E@c\@/'0l ֘K*z!ekR!ZX6")wD4٦H"}Sp@}>>]mcsJս5̾_n.ߢBW/޽8)/."PYIevX'ٷ#I RaD.v-lHCqB2RcvA?(PӜJ(;ăeŲX2,Ţi77+<9q }Q]ȆJ~1o GXk.e=8=Gvvk>#}J!O,n8)mE\Bg]ۅtA\:1gAnI|*R.Au)] ͧRX<="lȝ,dQд^)~vtp9;;=xtCZ<4Q[(E|0ߢ`QpՀZW25+[ƕӟ*]>{]2Z2W-}軥RpL0He8*eL{<9+!gq#l%D\SLtCAR"W*y:~MhN.^0Dԉ-`I&+l(*[Ѩ)E@́uN'|)=ؑN7 T7pt:]C`XAà(I=Z_H]vƪx( Uj ҝvd;1(FoJ?LbB蔮tW%@(BPSJUשH $˓ iԨhjC ˔2ei5 2.{R)aձ'{Vn;^>c fo쎱5 kzIKtMGXK8n{z A#+0H~n@u6P&*ep5n ̚bP8pr^B2@L[*q}ؔp,g>!WTP ӶpK|{%t33:t(Y7ԧO'z&3V vͯްcʤd)?M{V"Lff ~fH 9M:f!@!! Q"I&!Ǵ̒¤)^Xj\ckQ6pI3C9׉і7 |` b\`3vdK<,yE=Hq`9R!Gi>_~L~4cL~Fr{\ގݐyb#[?eU)ͭ~7?nnB#}aD;C.p!1Z?dvCqYO$$ha-#eNb(Ax�- 9J~+CnCOM] /QhyXUo"3$Ihjͱ&{w-xRnx%>xY+m; (3v)'[de:Iʺ[>{ Twy킯DmfIpkn0iTL(j_-Muw [5t1&F }7w?iӫS_[ 2 ]߽BA[3b=t[wlOETL#'=G1DƓѕqRd$b)xzQz;_zg4Ζ:~[Z7vl0G tTVL_ej-ɥrR.[wdI>v])doyxu":GxXI䕛x(#/%ae19Nx]XV\͇9S`<+3yU|t(\BAZk0v:(!WL;R^*VVVAV}}=L]]>͂mF9l0n`@.1v:~<@(kT9~NCSɯ, Wq0n\KVwž~ӽ_ٿ4.ϸc;!x ZM?û-VC/I"Dtu )b膕?Ryjfwo`ƅFjuy7NBJӪTwZhHⱩ;32,| y Ss@'-6II)06n57&XscZiٙ6e?G

01 di masai johor - Google Blog Search

01 di masai johor - Google Blog Search


BLOG JOHOR: 01 <b>di masai johor</b> - Google Blog Search

Posted: 25 Sep 2012 03:50 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di masai johor</b> - Google Blog Search

Posted: 15 Sep 2012 03:11 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

Kulaan Niring: Puaka Niring : Misteri Kipmai <b>Masai Johor</b>...

Posted: 02 Sep 2012 05:04 AM PDT

Kipmart Masai, di sinilah dulu terdapat sebuah surau lama yang di katakan 'berpenghuni'
Tahukah korang bahawa setiap surau 'berpenghuni'? Apatah lagi jika surau tersebut dah lama tak digunakan? Maka terjadilah tempat-tempat jin melepak.. Jangan disangka rumah kosong yang dibiarkan lama je 'berpenghuni'.. heh heh..
Surau sepi ini berdekatan dengan pekan Masai.. Surau tu dibuat persinggahan atau pun rumah tumpangan untuk pekerja kontrak MSE pada masa itu sekitar tahun 1980an. Kalau surau tu di guna sekalipun, cuma untuk beberapa kerap sahaja.. Sehinggalah datang seorang ustaz untuk mengajar kuliah di surau berkenaan..
Yang anehnya setiap kali mengikuti kuliahnya pasti apa yang diajar pada hari itu adalah perkara atau masalah yang dihadapi pada hari itu walau pun pengikut kuliahnya tidak menyuarakan apa-apa pertanyaan.. Ustaz itu sepertinya mengetahui masalah mereka..
Ustaz ini amat daif kehidupannya dari segi harta. Semua kenderaan yang digunakan adalah sumbangan dari anak muridnya. Dia tinggal di rumah setingan & mempunyai anak yang ramai.. Berulang alik menaiki motor dari Kota Tinggi ke Masai untuk membuat kuliah agama. Masyallah hebatnya ustaz nih.. Tetapi begitulah rupanya Allah lebih sayang kepadanya... Dia telah kembali ke rahmutullah pada tahun 1990an.
Tahukah di mana lokasi surau itu sekarang? Bangunan surau ini telah pun dirobohkan oleh PBTPG (kini dikenali sebagai Majlis Perbandaran Pasir Gudang) dengan alasan untuk menggantikan surau yang baru.. Tetapi sampai sekarang habuk pun tak ada.. Sekarang ni tapak tersebut telah didirikan sebuah pasaraya KIPMART..! ya KIPMART MASAI..!

Sebelum dirobohkan dulu, ada juga penduduk setempat yang mengatakan bahawa ternampak kelibat orang bersembahyang dikala Maghrib & Isyak.. Lampu terang benderang.. tetapi bila diperiksa pada siang hari, tiada pula kesan bekas tayar kereta, motosikal mahupun basikal.. Lagipun surau berkenaan dah lama tiada bekalan elektrik..! Dari segi cerita ini kita dapat tahu bahawa yang menumpang sembahyang itu adalah jin-jin Islam..

BLOG JOHOR: 01 <b>di masai johor</b> - Google Blog Search

Posted: 09 Sep 2012 03:36 PM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di masai johor</b> - Google Blog Search

Posted: 01 Aug 2012 12:00 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

Rohani Property Management: Bilik <b>di</b> Tmn Pasir Putih, <b>Masai Johor</b>

Posted: 05 Mar 2012 12:31 AM PST

Bilik untuk di sewakan di jalan Seluang, Tmn Pasir Putih, kekosongan untuk lelaki (diutamakan). Rumah jenis Double stry 3 bilik. Rumah siap barang ada katil, tilam, meja makan, sofa dan dapur. Lokasi berdekatan dengan tg puteri resort, tg langsat, mmhe, sime darby, johor port dll. Sewa RM250 sebulan termasuk air dan api. Kemasukan segera. Berminat, sila buat tempahan di talian 016-734 7120.

Caramel Toffee » SURAT TERBUKA UNTUK PKP SMK KOTA <b>MASAI</b>

Posted: 26 Jun 2012 07:04 AM PDT

Surat Terbuka Untuk Penolong Kanan Pentadbiran SMK Kota Masai, Pasir Gudang, Johor.

Saya seorang guru Bahasa Inggeris yang bertugas di Rantau Panjang, Kelantan dan juga isteri kepada seorang guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Kota Masai (SKOMAS), Pasir Gudang, Johor amat kesal dengan sikap tidak bertimbang rasa dan juga ketidakperihatinan Penolong Kanan Pentadbiran (PKP) sekolah tersebut.

Pada hari Sabtu yang lalu, berlaku kes kecemasan di mana suami terpaksa membawa saya ke hospital. Pada hari yang sama, SKOMAS mengadakan Hari Terbuka sekolah. Suami saya meminta kebenaran untuk menghantar saya ke hospital. Adalah menjengkelkan apabila PKP tersebut sanggup memberi cadangan agak kejam supaya suami saya meninggalkan sahaja saya di bilik air ataupun di rumah SEORANG DIRI sedangkan beliau tahu saya cuma berada di Johor pada hujung minggu sahaja. Beliau beranggapan sakit saya tidak serius dan boleh ditolak ketepi.

Pada hari bekerja seterusnya, beliau terus menyarankan supaya suami membawa saya tinggal bersama dan bertugas di Pasir Gudang. Beliau langsung tidak bertanyakan khabar saya yang terpaksa dihantar suami ke hospital, sebaliknya melontarkan cadangan ini kononnya untuk menyenangkan suami. Cadangan ini amat menyakitkan hati kerana sebelum ini, suami telahpun meminta untuk berpindah ke Kelantan tetapi permohonannya tidak berjaya, mungkin kerana suami mengajar Bahasa Inggeris untuk kelas-kelas peperiksaan. Kami tidak terlalu terkilan kerana sudah boleh mengagak kegagalan yang bakal dihadapi. Ianya bukanlah kerana tiada kekosongan di Kelantan (ada lebih kurang 100 kekosongan guru Bahasa Inggeris di Kelantan) tetapi kerana PPD Pasir Gudang sendiri tidak menyokong permohonan, apatah lagi  di peringkat JPN Johor. Suami bagaimanapun bertekad untuk tidak berputus asa meminta bertukar keluar dari Johor kerana sebab-sebab yang tertentu. Antara sebab-sebab tersebut termasuklah untuk membantu saya yang tinggal menjaga ibu bapa saya di kampung.  Kami telah berbincang tentang hal ini sebelum berkahwin, jadi beliau atau sesiapun terutamanya yang tiada pertalian tidak berhak untuk mengubah pendirian kami.

Ingin saya nyatakan di sini adalah kejam untuk beliau meminta saya berpindah ke Johor sedangkan sayalah satu-satunya anak yang tinggal bersama ibu bapa yang telah tua. Seorang abang saya bersama kakak ipar juga tidak dapat berpindah keluar dari Johor (Pasir Gudang), kejamlah jika saya juga pindah bekerja jauh daripada mereka setelah penat ibu bapa berdoa dan bersolat hajat meminta supaya saya dapat berada dekat dengan mereka! Jika saya sakit dan suami tiada berdekatan, ibu bapa saya pula yang perlu bersusah payah menjaga saya sedangkan itu sepatutnya tugas saya. Lagipun jikalau saya berpindah ke sana, sudah tentu beliau akan memberi cadangan supaya suami tinggalkan sahaja saya kesakitan seorang diri di rumah. Suami cuba menerangkan perkara ini kepada beliau namun beliau tidak langsung ingin mendengar apa-apa penjelasan. Sungguh sombong dan tidak perihatin. Saya tidak sangka seorang wanita yang berpangkat dan waras boleh bertindak tidak bertimbangrasa seperti beliau. Beliau sepatutnya menjadi contoh. Beliau juga sepatutnya memberi dorongan kepada guru-guru baru, bukannya mematahkan semangat mereka.

Mungkin beliau tidak pernah berhadapan dengan situasi di mana ahli keluarga beliau sakit dan beliau terpaksa bergegas ke hospital. Saya harap beliau akan lebih prihatin dan bertimbangrasa dengan memikirkan perasaan orang lain pada masa hadapan.

Saya sayangkan profession ini tetapi mungkin belum masanya profession ini sayangkan saya, apatah lagi pihak-pihak yang berada di atas seperti PKP berkenaan yang langsung tiada rasa simpati. Mungkin beliau tidak pernah mengalami situasi sebegini.

Adlina.
PPPS Opsyen TESL

p.s/Aku sebenarnya nak layangkan surat ni ke sekolah terus. Takpun PPD Pasir Gudang. Paling best, hantar terus ke JPN Johor. Of course la tak masukkan bab tak dapat tukar tu but still… Aku memang tak puas hati dengan PKP ni! Nasib baik bukan PKP aku >:(

© 2012, Adlina. All rights reserved. Please link back to this page if quoted.

(GAMBAR) Kilang terbakar <b>di</b> Taman Megah Ria <b>Masai Johor</b> | Blog <b>...</b>

Posted: 24 Aug 2012 04:42 AM PDT

Sebuah kilang memproses minyak pelincir kenderaan musnah dalam kebakaran di Taman Perindustrian Kota Puteri, Masai, di Pasir Gudang hari ini.

Kejadian pada pukul 4.19 petang tersebut dipercayai berpunca dari bahagian bawah premis dua tingkat tersebut.

Penolong Pengarah Operasi Bomba dan Penyelamat Johor, Hamid Suari berkata, pihaknya terpaksa menggunakan semburan air buih untuk mengawal kebakaran, namun sehingga pukul 8 malam ini, api masih lagi marak.

"Ia kerana bahan yang terdapat dalam kilang itu merupakan minyak pelincir yang likat dan susah untuk dipadamkan apabila terbakar.

"Bomba juga menghadapi masalah tekanan air rendah yang turut menjejaskan operasi memadam," katanya ketika ditemui di tempat kejadian.

Hamid menjelaskan, ketika pihak bomba tiba pada pukul 4.30 petang, api sedang marak dan kesemua pekerja kilang berkenaan termasuk pemiliknya, Voon Lin Yau, 62, berjaya menyelamatkan diri.

Tambah beliau, kebakaran itu turut menyebabkan berlaku beberapa letupan kecil.

"Setakat ini, anggaran kemusnahan dan kerugian belum dapat dipastikan," ujarnya.

Beliau menambah, sebanyak enam buah jentera dari Balai Bomba dan Penyelamat Johor Bahru, Johor Jaya dan Pasir Gudang bersama 38 anggota terlibat dalam operasi tersebut.




Incoming search terms:

Sign up free email newsletter

Stay Updates with this Blog. Get Free email newsletter updates, Enter your Email here:

Don't forget to confirm your email subcription

Leave a Reply to this Post

BLOG JOHOR: 01 <b>di masai johor</b> - Google Blog Search

Posted: 09 Jul 2012 12:00 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

Jalan Bacang 23, Taman Kota <b>Masai</b> | Rumah Lelong Bank <b>Johor</b> <b>...</b>

Posted: 09 Jul 2012 08:27 PM PDT

  • Street: No 4, Jalan Bacang 23, Taman Kota Masai, 81700 Pasir Gudang, Johor
  • Auction Date: 25 Julai 2012
  • Property Description: Rumah Teres Satu Tingkat Lot Pertengahan
  • Land/Floor Area ( in sqft ): 1,400
  • Tenure: Freehold
  • City: Pasir Gudang
  • State: Johor
  • Zip/Postal Code: 81700
  • Listed: July 10, 2012 11:27 am
  • Expires: 170 days, 5 hours

Description

For Booking Hotline: 011-19737060 Rashid

Bookmark and Share

Lelongbank Reference ID: 284ffba095c762a

01 di pengerang - Google Blog Search

01 di pengerang - Google Blog Search


Anak Sungai Derhaka: Kerana pertahan Rapid <b>di Pengerang</b> <b>...</b>

Posted: 02 Oct 2012 01:05 AM PDT


Sebahagian rakyat Pengerang mahu calon lain menggantikan Datuk Seri Azalina Othman Said mempertahan kerusi Parlimen itu dalam pilihan raya umum ke 13.

Perkara ini diberitahu oleh bekas Setiausaha Umno bahagian, Sairy Raasiban yang dihubungi hari ini.

"Rakyat tidak puas hati dengan Azalina termasuk menangani isu petroleum di Pengerang. Nelayan-nelayan yang terpaksa berpindah tidak puas hati soal pampasan.

"Orang politik (Azalina) kena selesaikan isu supaya mereka mendapat pampasan setimpal," katanya.

Azalina bekas ketua Puteri Umno dan bekas menteri kabinet sudah dua penggal menjadi ahli Parlimen Pengerang iaitu pada 2004 dan 2008. Beliau menang tanpa bertanding dalam kedua-dua pilihan raya itu.

"Orang Pengerang ada calon lain…mereka mahu orang tempatan. "Azalina bukan orang sini (tempatan)," tambah Sairy ~ Free Malaysia Today

Beberapa hari lalu The Malaysian Insider telah melaporkan Azalina telah mencabar Naib Presiden PAS Salahuddin Ayub untuk berdebat mengenai isu pampasan tanah penduduk Pengerang yang dakwa Salahuddin terlalu murah.

"Itu semua dakwaan rambang dan rumusan secara menyeluruh. Harga pampasan tanah RM2.80 adalah untuk kawasan tanah yang jauh dari jalan utama, sedangkan kerajaan menilai bukan setakat tanah, tapi turut menilai bangunan, termasuk tanaman di atas tanah tersebut.

"Setakat ini jumlah tertinggi yang diberikan adalah RM8 sekaki persegi," tegas Azalina ketika sidang media di Parlimen hari ini.

"Di mana keikhlasan pembangkang? Himpunan ini berbaur politik dan tidak ikhlas. Apa guna buat himpunan kalau ia banyak orang luar, dan pengundi saya belum tentu hadir."

"Saya cabar Salahuddin Ayub berdebat pasal isu ini di mana-mana sahaja, pada bila-bila masa, sebelum pilihan raya ini," tegasnya ~ The Malaysian Insider

Azalina sepatutnya tidak mencabar Salahuddin untuk berdebat.. tetapi sebagai Ahli Parlimen Pengerang beliau sepatutnya menyambut cabaran debat oleh penduduk Pengerang yang diketuai oleh Taufik bin Tahir pada 8 Februari 2012 yang lalu mengenai isu di Pengerang...

Azalina Othman Tolak Pinangan Penduduk Pengerang

Adat melayu bila sebut sahaja soal peminangan pasti ia menyentuh soal yang sensitif apatah lagi bila soal peminangan itu mendapat suatu jawapan yang negatif. Suasana pasti akan dirasakan dukacita tatkala pinangan dari jejaka ditolak oleh 'si dara'.

Siapa yang tidak kenal anak dara yang bernama Azalina Othman. Bagi sesiapa yang tidak mengenalinya, cuba lihat di 'Google' dengan menaip 'Ahli Parlimen Pengerang'. Ternyata wajah anak dara yang terhangat ini akan tersiar gagah di komputer anda.

Menyentuh soal tajuk di atas, ia berkaitan soal pinangan dari penduduk Pengerang terhadap diri 'si dara' yang dimaksudkan. Pinangan kali ini berlainan. Pinangan dari penduduk Pengerang bukanlah atas dasar untuk mendirikan rumahtangga atau atas dasar 'cinta'.

Tetapi, pinangan yang dimaksudkan adalah berkenaan dengan isu debat. 8 Februari yang lalu, penduduk Pengerang yang diketuai oleh Taufik bin Tahir telah menghantar sepucuk surat sebagai syarat peminangan kepada Ahli Parlimen Pengerang untuk berdebat berkenaan isu tanah yang kini sedang kronik melanda kawasan tersebut.

Namun sehingga hari ini, Azalina Othman (Ahli Parlimen Pengerang) masih diam tidak memberi sebarang tindak balas terhadap hajat yang telah dilemparkan oleh penduduk tersebut. Kalau dari segi asas peminangan untuk perkahwinan, diam itu tandanya setuju.

Tetapi dalam hal yang berkaitan dengan pinangan debat, diam itu tandanya takut. Inilah dilema yang sedang dihadapi oleh penduduk di tanah Pengerang. Sedang dalam masa yang sama, tanah yang mereka duduki kini sedang dalam pertimbangan untuk diambil oleh pihak kerajaan bagi menjalankan projek Hub Industri Minyak dan Gas.

Justeru itu pinangan debat telah disuarakan oleh sesetengah pihak khususnya Jawantankuasa Bertindak Penduduk Pengerang bagi mendapat penjelasan ahli parlimen di kawasan mereka yang juga selaku wakil kepada rakyat untuk turun menerangkan status tanah yang mereka diami kini.

Sayang, sehingga kini jawapan yang ditunggu masih belum terjawab. Sudah hampir sebulan lamanya surat cadangan tersebut dihantar tetapi masih belum terjawab. Keraguan ini membuatkan penduduk di Pengerang merasakan diri mereka sebenarnya telah diabaikan oleh ahli parlimen di kawasan mereka.

Ternyata secara konklusinya, Azalina seperti dilihat takut untuk berhadapan dengan isu atau dilema yang sedang melanda di kawasan parlimennya sendiri. Kebenaran harus didatangkan bersama keberanian bukan dengan cara mendiamkan diri seperti bersembunyi.

Dalam isu ini, dapatlah dianggap peminangan pihak penduduk Pengerang untuk melihat wakil rakyat mereka bersama dalam mendepani isu tanah di kawasan mereka seperti ditolak mentah. Diharap kepada seluruh penduduk di kawasan Pengerang bersabar di atas penolakkan tersebut.

Jika seseorang dara menolak pinangan bermakna dara itu sudah mempunyai pilihannya tersendiri. Maka penduduk yang ditolak pinangannya itu harus mencari pilihan yang lain sebagai pengganti.

Bunga Tahi Ayam bukan sekuntum, Kumbang Tahi bukan seekor. Janganlah hidung tak mancung pipi tersorong-sorong. Sudah dara menolak maka pilihlah yang lain sebagai pengganti. Jangan pilih seseorang yang pandai menabur janji manis bicara tetapi hempedu dirasa jelata.

Berani kerana benar takut kerana salah. ~ NusajayaKini

01 di mersing - Google Blog Search

01 di mersing - Google Blog Search


My Kerjaya Online: Kerjaya <b>di</b> MD <b>Mersing</b>

Posted: 15 Oct 2012 01:42 AM PDT

Kekosongan di Majlis Daerah Mersing
1. PENOLONG ARKITEK LANDSKAP
2. PENOLONG PEGAWAI SENIBINA
3. PENOLONG PEGAWAI PENILAIAN
4. PENOLONG PEGAWAI TADBIR
6. PENOLONG PEGAWAI TEKNOLOGI MAKLUMAT
7. PEMBANTU TADBIR (KEWANGAN)
8. PEMBANTU TADBIR (PERKERANIAN/OPERASI)
11. PEMBANTU PENGUATKUASA
12. PEMBANTU TADBIR (UNDANG-UNDANG)
13. PEMBANTU SETIAUSAHA PEJABAT /SETIAUSAHA PEJABAT
14. PEGAWAI KHIDMAT PELANGGAN
17. JURUTEKNIK PERANCANG BANDAR DAN DESA
19. PEMBANTU KESIHATAN AWAM
20. PEMBANTU PENGUATKUASA (LETAK KERETA)
Tarikh Tutup: 22 Oktober 2012

01 di pontian - Google Blog Search

01 di pontian - Google Blog Search


Rawatan Bekam <b>Di Pontian</b>, Johor [ 016 7530075 ]: Promosi <b>...</b>

Posted: 07 Oct 2012 10:51 AM PDT

 Status 17/10/2012 : Stok Ada

Alhamdulillah, promosi ini saya tujukan kepada sahabat-sahabat saya yang melakukan rawatan bekam sahaja.. Maksudnya tiada istilah kos pos ye..  :)

Saya ada sedikit stok habbatussauda jenama BARAKA untuk dikongsi [bukan free ye..  :) ] bagi sahabat-sahabat yang mengamalkan habbatussauda jenama BARAKA di dalam bentuk softgel, dan di sekitar Pontian harganya mungkin melebihi Rm12++, tapi di sini saya menawarkan harga patut bagi anda. 

Promosinya begini, anda layak membeli 5 kotak habbatussauda BARAKA berharga Rm40 selepas setiap rawatan bekam. Maaf sebab bekalan tidak banyak, jadi ia ditujukan kepada mereka selepas mereka melakukan rawatan sahaja. Setiap pembelian di had kan kepada 5 kotak dengan sekali pembelian.

Kelebihan-kelebihan habbatussauda ini rasanya tidaklah perlu saya perincikan lagi kerana ianya sudah menjadi amalan kepada hampir kesemua yang berjumpa dan berbekam dengan saya. Alhamdulillah, samada di dalam bentuk bijirin hitam asli, minyak softgel ataupun minyak dalam bentuk titisan ataupun yang sudah dicampur dengan kopi dan sebagainya.

Tak kiralah di dalam bentuk apa pun dan jenama apa pun yang anda ambil yang penting adalah istiqamah di dalam amalan pengambilan tersebut. Dan niatkan anda melakukan salah satu daripada sunnah baginda RasulAllah, nescaya akan ada kekuatan untuk anda istiqamah di dalam pengambilan habbatussauda ini, dan akan dapat pahala juga.


Update 9/10/12 : Atas permintaan, penjualan kapsul habbatussauda BARAKA juga dibuka kepada mereka yang tidak berbekam tetapi setiap pembelian maksimum 5 kotak sahaja dengan harga Rm50. Tiada jualan melalui pos buat masa ini.

Update 17/10/12 : Juga atas permintaan, penjualan kapsul habbatussauda BARAKA ini juga dibuka kepada sahabat2 yang membuat pembelian barang-barang bekam. Untuk melayakkan pembelian 5 kotak dengan harga Rm40, setiap nilai pembelian perlulah melebihi Rm90 atau sekurang-kurangnya sebatang pen bekam Sammora. Setiap pembelian terhad kepada 5 kotak sahaja.

01 di endau - Google Blog Search

01 di endau - Google Blog Search


BLOG JOHOR: 01 <b>di endau</b> - Google Blog Search

Posted: 01 Aug 2012 12:00 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di endau</b> - Google Blog Search

Posted: 26 Sep 2012 09:45 AM PDT

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

TIGA PROGRAM DATO&#39; FAUZI <b>DI</b> ROMPIN DAN <b>ENDAU</b>

Posted: 07 Jul 2012 10:08 AM PDT

Pengerusi MPN KEADILAN Pahang, Dato' Fauzi Abd Rahman telah menghadiri tiga program bersama rakyat di sekitar Rompin dan Endau pada 06 Jul 2012 baru-baru ini.  
Program pertama beliau adalah menghadiri jamuan makan malam bersama masyarakat Cina sekitar Rompin di sebuah restoren Cina berhampiran Pekan Rompin.  Turut menjadi tetamu adalah YB Tian Chua (MP Batu) dan YB Zuraidah (MP Ampang) bersama pimpinan DAP dan PAS kawasan Rompin.  Hadir bersama juga adalah Ketua Cabang KEADILAN Rompin, Sdr Rabidin (Wak Rabidin).
Sambutan masyarakat Cina amat memuaskan dan ini merupakan satu sejarah di Rompin di mana satu majlis makan malam diadakan bersama dengan dihadiri oleh berbagai kaum termasuk kaum Orang Asal di Rompin.  Dato' Fauzi, YB Tian Chua, YB Zuraidah dan pemimpin PAS turut berucap ringkas pada jamuan makan malam tersebut.  Dato' Fauzi berjaya menarik perhatian kaum Cina apabila beliau berucap di dalam bahasa Mandarin dan mendapat tepukan gemuruh dari mereka yang hadir.
Selepas jamuan makan malam, Dato' Fauzi bergegas ke Markas PAS Tanjung Endau pula untuk berceramah.  Turut berceramah di sana juga adalah YB Zuraidah dan YB Tian Chua.  Kehadiran orang ramai di Tanjung Endau iaitu satu kawasan kubu kuat Umno di Johor itu boleh dibanggakan.  Dato' Fauzi banyak mengimbas kembali sejarah perjuangan pemimpin Umno dahulu yang sanggup berkorban harta mereka demi memperjuangkan nasib rakyat.  Pemimpin Umno mula mengira harta benda dan kepentingan diri serta keluarga dan kroni masing-masing bermula di zaman Tun Mahathir hinggalah sekarang.
Walaupun agak kelewatan untuk Dato' Fauzi berceramah di Dataran Rompin selepas itu, beliau tetap hadir ke sana untuk menemui masyarakat setempat yang ramai hadir di situ.  Di Dataran Rompin, YB Tian Chua dan YB Zuraidah juga berkesempatan berucap sebelum ketibaan Dato' Fauzi.  Di kesempatan itu, beliau mengambil masa yang agak panjang untuk berbual mesra bersama masyarakat dan pimpinan setempat di sebuah kedai makan berhampiran Dataran Rompin. 
Keseluruhannya, program yang diadakan di Rompin dan Endau amat berjaya di mana semua program yang diadakan mendapat sambutan yang baik.  Satu petanda bahawa Rompin bukan lagi kawasan selamat buat Umno/Bn.  Melihat kepada sambutan rakyat setempat di Endau pula, memang benarlah seperti yang didakwa, Johor juga kini terancam dengan kemaraan Pakatan Rakyat.  InsyaAllah, Pahang dan Johor bukan negeri yang didakwa oleh Daim Zainuddin sebagai di antara negeri yang kekal di bawah Umno/Bn.

KOMANDER UiTM JOHOR: Perkhemahan Kompeni JPAM <b>di Endau</b> <b>...</b>

Posted: 01 Aug 2012 07:26 AM PDT



Semua pelajar berkumpul pada jam 3.00 petang di padang kawad sebelum bertolak. Pelajar diberikan taklimat oleh   En. Juakhir bin hassan dan para komander mengenai penginapan, aktiviti dan silibus yang akan dipelajari. Setelah tiba di pusat latihan pada jam 6.30 petang, para peserta diminta memasang khemah masing-masing dan bersiap-sedia untuk bersolat.Pada jam 7.00 petang, para peserta solat jamak marghrib dan Isyak secara berjemaah dan menikmati makan malam yang telah disediakan.Pada jam 9.00 malam, selepas solat dan makan malam diadakan 'Ice Breaking'. Selepas itu diadakan aktiviti LDK(Latihan Dalam Kumpulan). LDK1 lebih kepada aktiviti pengenalan bersama ahli-ahli Jabatan Pertahanan Awam Malaysia bersama komander-komander pengiring. Terdapat beberapa aktiviti yang dijalankan seperti 'Ice Breaking' dan permainan berkumpulan. Sebelum bersurai, para facilitator telah memberikan taklimat mengenai 'sentri' atau jaga malam.Semua pelajar bersurai pada jam 12.00 malam. Sentri juga telah bermula pada malam pertama dan setiap kumpulan pelajar bergilir-gilir melakukan sentri.
Pelajar bangun pada jam 5.00 pagi dan solat subuh secara berjemaah. Pada jam 6.30 pagi semua pelajar berkumpul di kawasan lapang untuk memulakan latihan jasmani dibawah penyelarasan para fasilitator.
Setelah itu, pelajar menikmati sarapan pagi sebelum ke aktiviti seterusnya. komander bertugas telah mengadakan aktiviti LDK2 dimana para pelajar telah diajar cara untuk melakukan aktiviti ikhtiar hidup.
Pada jam 11.00 pagi, para telah diberikan sedikit penerangan mengenai aktiviti mereka pada hari tersebut iaitu program jungle trekking. Para peserta diberi taklimat oleh renjer yang telah ditugaskan bagi melaksanakan aktiviti ini. Para peserta diminta berbaris memanjang untuk melalui anak sungai, memanjat bukit dan jambatan gantung. Perjalanan mengambil masa lebih kurang satu jam. Setiba di tempat yang dituju, peserta lelaki ditugaskan untuk mencari kayu buluh, manakala peserta perempuan mengumpulkan kayu api, daun kering dan menyalakannya. Mereka dikehendaki menyediakan makanan tengahari dengan menggunakan bahan-bahan yang telah dibekalkan seperti ubi kentang, ikan kering dan maggi. Oleh sebab hujan lebat, aktiviti seterusnya terpaksa dibatalkan dan para peserta terpaksa pulang ke tapak perkhemahan.
Selepas aktiviti tersebut, para pelajar membersihkan diri serta bersiap-sedia untuk solat jamak maghribdan Isyak. Tepat jam 7.00 petang, para pelajar bersiap sedia untuk solat berjemaah. Selepas selesai solat berjemaah, para pelajar menjamu selera pada jam 8.00 malam. Pada jam seterusnya, aktiviti malam kebudayaan telah diadakan. Para peserta telah dibahagikan kepada beberapa kumpulan dan diberikan tugasan mengikut kumpulan masing-masing. Aktiviti berakhir pada jam 10.00 malam .
Disebabkan hujan renyai-renyai, aktiviti Night Walk telah dicepatkan daripada jadual yang sepatutnya. Aktiviti ini dipandu oleh jurupandu yang telah ditugaskan untuk membawa para peserta menjalani aktiviti tersebut. Aktiviti berakhir pada jam 12.00 malam dan para peserta bersiap-sedia untuk tidur dan berehat.
Pelajar bangun seperti biasa pada jam 6.00 pagi. Pelajar solat subuh secara berjemaah sebelum memulakan senaman dan latihan fizikal.Selepas itu, semua pelajar telah diberikan sarapan pagi. Selepas persiapan diri, pada jam 11.30 pagi renjer bertugas telah mengambil tempat bagi memulakan aktiviti yang seterusnya iaitu pembelajaran berenang dengan menggunakan bahan yang telah dibekalkan manakala para fasilitator disediakan dengan aktiviti berkayak. Sebelum dibenarkan melakukan aktiviti ini, para peserta dan para fasilitator telah diberikan taklimat dan penerangan serta diajar bagaimana menggunakan peralatan yang telah disediakan seperti 'Live Jacket'.Para peserta dikehendaki untuk melakukan aktiviti 'Water Confidence'. Aktiviti ini memerlukan pelajar terjun ke dalam tasik dan dibekalkan dengan 'Live Jacket'. Aktiviti ini bertujuan untuk melatih pelajar agar tidak panik semasa berada di dalam air. Pelajar telah dibahagikan kepada kumpulan. Setiap kumpulan akan melakukan aktiviti secara bergilir-gilir.Selepas selesai semua aktiviti dijalankan, para pelajar diberikan waktu untuk solat asar berjemaah. Setelah itu, para pelajar diberikan tugas setiap platun bagi membersihkan kawasan perkhemahan selepas makan untuk kali terakhir di tapak perkhemahan. Seterusnya rumusan oleh jurulatih dan sesi bergambar bersama pegawai dan semua komander serta pelajar yang terlibat dalam melaksanakan aktiviti perkhemahan ini. Para pelajar telah bersiap sedia untuk pulang ke Uitm. Mereka pulang dengan menaiki bas yang telah disediakan. Tepat jam 7.30 petang, para pelajar Kokurikulum Kompeni Jabatan Pertahanan Awam tiba di Uitm Johor. Mereka berkumpul di padang kawad sebelum bersurai.

ads