01 di parit yani - Google Blog Search |
Posted: 26 Jun 2011 02:38 AM PDT 26 Jun 2011 in cerpenku Kring… kring… kring… Segera kuraih HP di atas meja sudut ruang kamarku. "Halo mas..", jawab Yani. "Halo Yani, mas hari ini g masuk kerja, adek sedang liburan tho..? Gimana kalau nanti kita jalan-jalan ke pantai?", jawab Hari. "Oke mas, Q juga ingin pergi ke pantai apalagi sama kang mas, hmmm rasanya gimana gitu..?? "Gimana apa..??, sahut Hari. "Rahasia..!! Sayang nggak boleh tahu, hehehe..", goda Yani. "Iyalah, nanti Q jumput jam 9 ya.?" "Baik sayangku, Yani siap-siap dulu.. Daa saying" "Daaa juga yank, sampai jumpa nanti" Yani pun dengan segara mengambil pakaian di lemari samping tempat tidurnya serta bersiap-siap melangkah ke kamar mandi. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat vas bunga pemberian Mas hari. Dengan segera Yani menuju meja yang terletak di sudut kamarnya dan mangambil vas bunga, ia pun duduk di kursi sambil melihat ke arah jendela. Seketika itu aku teringat pertemuanku pertaman kali dengannya. Kalau ku ingat pertemuan itu, ku selalu ingin tertawa sendiri. Pertemuan yang mungkin tak pernah kuharapkan karena begitu singkat dan cepat. Setiap kali ku ingat pertemuan tiu semakin kurasakan bahwa pertemuan itu semakin indah dan tak ingin ku lupakan. Pagi itu ketika ku berangkat tergesa-gesa karena terlambat ke kantor, ku terkejut ketika melihat sebuah mobil asing parkir di depan kantor. Pasti aka nada perjalanan ke luar kota lagi. Padahal hari ini ku ingin duduk-duduk membuat laporan di kantor. Haaaah… Sambil menghela nafas yani pun segera memacu langkah kakinya semakin cepat agar tidak ketinggalan breefing pagi. Pintu depan mobil terbuka, seseorang pemuda terlihat begitu jelas di depan Yani dan Yani pun seketika itu menjerit. "Aaaaaaaaww",( yani memang pribadi yang mudah terkejut jika tiba-tiba ada seseorang berdiri dihadapannya). Tanpa sadar tas yang kubawa terjatuh. "Oh maaf, saya nggak sengaja",kata pemuda itu. Ia dengan segera mengambil tas, sambil melemparkan senyum kepadaku ia memberikan tasku. Yani hanya terpaku terdiam seribu bahasa seperti monjali yang kokoh berdiri diatas tanah. Ia tidak menjawab maupun menerima tas yang di sodorkan oleh pemuda itu. "Mbak.Mbak…Mbak…???", tambah pemuda itu. "Oh iya, nggak apa-apa kok mas, makasih lho telah mengambilkan tasku.", sahut Yani sambil menerima tas yang diberikan oleh pemuda itu. Yani melihat pemuda itu dari ujung kaki sampai ujung rambut tanpa menyadari bahwa tingkahnya sedang diperhatikan oleh pemuda itu, ketika yani melihat wajanya, kedua insan itu saling bertatapan tanpa ada ucapan yang keluar dari keduanya, mereka berdua terus bertatapan seolah-olah di dunia ini hanya mereka berdua tanpa menyadari ada seseorang yang sedang memanggil Yani. "Yani.Yani..Yani…!!!", jerit Sinta. "Iya Nta.", jawab Yani. Pertemuan yang singakat ini telah membekas di hatinya, percampuran antara rasa senang dan kecewa. Senang karena bertemu pemuda itu serta kecewa karena Sinta mebuyarkan momen indah dengan pemuda itu. "Makasih ya Mas, makasih lho", kata Yani sambil berlalu meninggalkannya untuk segera masuk ke dalam kantor. "Oh iya sama-sama Mbak Yani", sahut pemuda itu. Sontak Yani pun terkejut karena namanya dipanggil olehnya dengan segera ia menoleh ke belakang dan memberikan senyuman manis ke arah pemuda itu. "Yani cepat..!!" "Bentar tho Nti. Kamu ini ganggu acara orang laian aja.", balas Yani. "Kok kamu nggak ikut breefing?", tambah Yani. "Ya ikutlah, ini lagi ambil buku laporan kemarin, kan hari ini aka nada pemeriksaan, buku laporanmu sudah jadi lum?", jawab Sinta. (Sinta adalah sahabat karib dari Yani, tidak ada rahasia diantara mereka berdua. Keduanya selalu bersama baik dalam sedih maupun senang disamping itu ruangan mereka juga sama, ruangan paling pojok kiri sebelah pintu masuk kantor jadi siapapun yan keluar masuk kantor pasti mereka tau.) "Ya sudahlah kan aku pegawai rajin nggak seperti kamu", sahut Yani sambil melempar senyum kecil kearah Santi. "Iya Bu Yani, kamu memang pegawai paling rajin di kantor ini.", sindir Santi. Sambil berbincang-bincang mereka berdua berjalan keruang breefing yang terletak di pojok belakang kantor, ruangan yang besar penuh dengan slogan-slogan motifasi untuk bekerja dengan keras dan pantang menyerah dalam menghadapi ujian pekerjaan. Waktu berjalan begitu cepat tanpa terasa breefing pagi sudah selesai dengan rincian tugas hari ini bahwa Sinta dan Yani harus pergi ke luar kota. "Setiap keluar kota selalu membicarakan proyek perusahaan terus, sekali-kali ke luar kota itu jalan-jalan, shooping, atau apalah.", gerutu Yani. "Pengennya itu terus…!!, Kan emang itu tugas kita berdua, Yani..Yani.", sahut Sinta. Merka berdua berjalan ke ruang kerja untuk melakukan persiapan sebelum melakukan kunjungan ke perusahaan untuk membicarakan proyek. Setelah selesai mereka segera berjalan menuju halaman kantor untuk melakukan perjalanan keluar kota. Yani yang dari tadi hanya terdiam dan lemas tak bersemangat tiba-tiba bergairah kembali karena mereka melakukan perjalaan dengan pemuda yang telah mempesona hatinya pagi tadi. "Yani, kamu kesambet apa.? Dari tadi hanya senyum-senyum saja.?", Tanya Sinta. "Apa Nta. Eh nggak apa-apa kok, pokoknya hari ini pengen senyum aja.?, jawab Yani. "Tadi tidak semangat, malas-malasan sekarang kok sudah berubah 3600, pasti karena… Ehmm.", sindir Sinta. "Sudahlah Sinta, ayo lekas berangkat.", sambung Yani supya tidak semakin di sindir oleh Sinta. Pertemuan singkat tadi pagi telah membekas di dalam hati kedua insan tersebut. Hari ini perjalanan Yani dan pemuda itu berjalan begitu mudah dan menyenangkan tanpa adanya beban dalam hidup ini rasanya seperti umat Islam yang sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri. Percakapan keduanya hanya sebentar saja itupun di dalam mobil waktu perjalanan pulang karena hari terjadi pembicaraan kedua perusaahan sehingga waktunya habis untuk membahas kerjasama saja. Meskipun demikian Yani tidak merasa capek ataupun mengeluhkan proses pembicaraan yang berjalan seharian penuh karena ia mengetahui bahwa pemuda itu bernama Hari. Hal itu lebih berharga dari hasil pembicaraan kerjasama tadi dismaping itu karena pembicaraan berjalan alot dan berbelit-belit maka kedua belah pihak memutuskan untuk melakukan pembicaraan selama dua hari lagi. Pada akhirnya pembicaraan yang berlangsung selama tiga hari berjalan mulus dan telah menghasilkan kesepakan diantara kedua belah pihak. Hal ini tentu saja peran utama dari Yani yang begitu bersemangat dalam melakuakan pembicaraan dikarenakan seseorang yang telah mengusik hatinya sedang menunggu di luar untuk mengantarnya pulang. Ia mengerahkan segala kemampuannya untuk pembicarran kali ini. Dalam hatinya selalu berkata cepat selesai pertumuan ini agar dapat segera bertemu dengan Mas Hari, meskipun hanya sebatas senyuman, baginya itu lebih berharga dibandingkan intan berlian. Perjalanan pulang di hari ketiga sudah cukup malam, Hari menawarkan untuk mampir makan malam atau langsung pulang. Seketika langsung dijawab makan malam oleh Yani, padahal di dalam mobil itu ada atasanya Bu Risa. Mengetahui hal itu, Bu Risa pun menerima usul dari Hari dan menyerahkan lokasi tempat makan kepadanya. Hari memacu mobil yang ia kendarai lebih cepat agar segera sampai ke rumah makan. Lima belas menit kemudian rombongan ini telah sampai di rumah makan. "Tempat yang sangat tepat untuk menyatakan rasaku padanya", guman Hari dalam hati. Mereka berempat segera keluar untuk makan malam, lokasi ini memang sangat romantis letaknya di sebuah bukit yang dikelilingi sebuah parit buatan dengan berbagai tanaman hias disisi parit serta dihiasi lampu taman yang berwarna kemerah-merahan. Suasana lokasai semakin indah karena bagian depan restoran ini terdapat sebuah kolam ikan. Restoran semi terbuka memang sangat cocok bagi orang yang telah melakukan hari begitu bera maupun bagi kekasih yang sedang dimabuk asmara. Hari yang sudah hafal dengan tempat ini segera mengajak mereka utnuk melwati jalan kecil yang terbuat dari tatanan batu serta dikelilingi tanaman hias dan lampu menuju kearah pojok kiri. Tempat yang terbuka untuk makan malam yang indah sambil melihat bukit yang berwarna-warni oeh cahaya lampu rumah. Setelah menemukan tempat yang cocok maka mereka berempat segera makan malam. Hari yang sudah berencana untuk menyakan cintanya kepada Yani mengajak mereka berempat untuk berkeiling taman restoran melihat aneka bunga yang berwarna-warni serta kolam ikan yang terletak di tengah-tengah taman ini. Meskipun dalam kondisi yang tak terlalu terang membuat taman ini semakin indah dan menyenangkan bagi siapapun yang mengelilinginya. Sesampainya di kolam, Hari menggenggam tangan Yani dan menyatakan cintanya. "Yani, aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu, maukah engkau menerima cintaku dan menjalin hubungan yang lebih indah bersamaku, sejak kita bertemau setiap saat pikiran dan hatiku selalu memikirkan dirimu dan senyumanmu.", kata Hari dengan suara sedang yang penuh dengan irama seperti para pembicara sebuah seminar yang sangat menyakinkan pendengarnya. "..", Yani hanya terdiam tanpa kata seperti tersambar petir di tengah malam yang penuh dengan bintang. "Bagaimana Yani", tambah Hari. "Suit…suit", teriak Sinta, sedangkan Bu Risa hanya tersenyum manis kearah dua insan yang tengah di mabuk asmara. "Hmmm…" tanpa sepatah kata pun yang dapat keluar dari mulut Yani, ia hanya mengangguk pelan sambil melemparkan senyum ke arah Hari dan membalas remasan tanganya lebih erat. .._.._.._.._.._.._.. "Hmmmm… Sudahlah…". "Itu pertemuan yang indah dan akan menjadi permulaan kebahagian bagi kita berdua". Mas Har…Mas Har… Aku sangat menyangimu", gumam Yani di dalam hati. Waktunya siap-siap kan hari ini mau bertemu dengan kekasih tercinta. Hari ini aku harus tampil maksimal kan ini satu tahun kita jadian, ku ingin memberikan sebuah kejutan kepadanya, moga semua berjalan lancar. "Bu, nanti saya jalan-jalan ya?, pinta Yani. "Iya Yan, tapi bantu ibu bentar ya?, jawab Ibu. "Baik bu.", sahut Yani. Waktu pun berjalan begitu cepat mereka berdua telah seharian di pantai. Hari mengajak Yani untuk melihat matahari terbenam diatas karang pantai, suasana sore itu semakin romantic ketika Yani menyandarkan kepalanya di bahu kiri Hari, Hari membalasnya dengan merangkulkan tangan kirinya di pundak Yani sedangkankan kedua tangan mereka saling mennggenggam erat. "Yani sayangku, kamu ingat hari ini hari apa?, Tanya Hari. "Emang hari apa?, jawab Yani seolah-olah tidak tau kalau ini hari jadi satu tahun. "Ada yang ingi aku berikan kepadamu", sahut Hari sambil mengangkat tangan kanan Yani kemudian menyematkan cincin perak di jari manisnya. Yani yang melihat adegan hanya terdiam dan terharu, rencana untuk memberikan kejutan kepada kekasihnya tidak tercapai. Sekarang dialah yang memperoleh hadiah istimewwa dari kekasihnya. 'Hadiah ini adalah buah cinta kita berdua dan tunggulah beberapa waktu lagi aku akan segera melamarmu", kata Hari dengan menatap tajam mata Yani dan menggenggam erat tangannya. Yani yang merasa terharu seketika itu langsung memeluk erat tubuh Hari. "Ku sangat bahagia bersamamu", jawab lirih suara Yani di telinga kanan Hari. Kedua insan yang telah menemukan arti cinta sejati mengikrarkan bahwa mereka akan selalu bersam untuk selamanya sampai waktu yang memisahkan mereka. Pengarang : Prasetyo Inspirasi : Sudariyanti Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Berita Terkini - ANTARA Sumut : Portal Berita Orang Sumut <b>...</b> Posted: 26 Jun 2011 07:56 AM PDT Medan (antarasumut) – Pemerintah Kota Medan menetapkan tahun 2012 sebagai tahun kunjungan wisata dan dalam waktu dekat segera diluncurkan jargon pariwisata guna menyongsong "Visit Medan Year 2012″ tersebut. Wali Kota Medan Drs. H. Rahudman Harahap, MM mengatakan, anugerah Indonesia Tourism Award (ITA) sebagai "The Most Favorite City" dan "The Best Service City" pada 2010 menjadi motivasi tersendiri untuk menumbuhkembangkan sektor pariwisata Kota Medan. "Oleh karena itu, pencanangan tahun 2012 sebagai tahun kunjungan ke Kota Medan atau 'Visit Medan Year 2012′ menjadi momentum kebangkitan pariwisata Kota Medan," katanya. Untuk mewujudkannya, menurut wali kota, seluruh instansi di lingkungan pemerintah kota (pemko) maupun pihak swasta harus mampu mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung agar Kota Medan benar-benar siap menjadi kota tujuan wisata utama di Indonesia. Logo/branding/tag line pariwisata yang nantinya akan diluncurkan harus mampu mencerminkan keberagaman suku dengan kekayaan seni dan budaya di Kota Medan, yang juga merupakan salah satu potensi untuk menjadikan Kota Medan sebagai daerah tujuan wisata. Logo/branding/tag line tersebut nantinya juga diharapkan semakin mengukuhkan posisi Kota Medan dalam peta pariwisata Indonesia dan dunia yang siap bersaing dengan branding pariwisata kota-kota tujuan wisata lainnya. Wali kota menyebut contoh Jakarta dengan "Enjoy Jakarta", Bali dengan "Shanti Shanti Shanti", Surabaya dengan "Sparkling Surabaya", Bandung dengan "Everlasting Beauty", Yogya dengan "Neverending Asia", Solo dengan "The Spirit of Java" dan banyak lainnya. "Kita melakukan peluncuran tahun ini agar sisa waktu yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Kita dorong agar semua pemangku kepentingan ikut membantu. Namun yang terpenting, kita ciptakan rasa aman, kemudian fasilitas di daerah tujuan wisata, makanan khas dan hal-hal lain yang mendukung pariwisata itu sendiri," ujar Rahudman Harahap. Jangan Sekadar Slogan Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), misalnya, berharap gagasan "Visit Medan Year 2012″ tidak hanya sekadar menjadi slogan. "Jangan hanya sekadar jadi slogan. Segala sesuatunya harus dipersiapkan secara matang," ujar anggota DPRD Sumut yang juga mantan anggota DPRD Kota Medan, Zulkifli Husein. Menurut dia, menjadikan Kota Medan sebagai daerah destinasi tidak hanya sekadar mengundang orang-orang untuk datang, tetapi juga harus siap dengan apa yang hendak disuguhkan, dan semua itu membutuhkan persiapan serta kesiapan di segala lini. Zulkifli Husein yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Barisan Muda Partai Amanat Nasional (BM PAN) justru mengaku pesimistis gagasan "Visit Medan Year 2012″ itu akan membuahkan hasil yang memuaskan. Ia menunjuk kondisi Kota Medan yang dinilainya masih semrawut serta kemacetan yang setiap saat selalu mejadi momok di berbagai titik di inti kota. "Di Medan ini kita bisa saja butuh waktu satu-dua jam untuk mencapai tempat yang jaraknya tidak seberapa. Kondisi seperti ini akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan 'Visit Medan Year 2012′," katanya. Ia juga menunjuk keindahan kota yang dinilainya sama sekali tidak mendukung program dan gagasan Pemko Medan. Selain itu, ia juga tidak melihat apa yang hendak "dijual" kepada para wisatawan yang datang ke Kota Medan. "Apa yang hendak dijual tidak jelas, disamping juga tidak ada satu pun ikon yang dapat dibanggakan untuk menjadikan Kota Medan sebagai daerah destinasi. Apakah semua yang ada sudah cukup untuk mendukung 'Visit Medan Year 2012′ itu? Rasa-rasanya masih jauh dari cukup," ujarnya. Hal yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan anggota DPRD Sumut dari daerah pemilihan Kota Medan, Brilian Moktar. Menurut dia, sesungguhnya tidak ada yang salah dengan program "Visit Medan Year 2012″ sepanjang memang ada yang dilakukan Pemko Medan untuk mencapai dan menyukseskannya. "Oke-oke saja asal jelas 'do'-nya (apa yang dikerjakan, red). Kalau tidak, akan sama saja dengan pepesan kosong, sekadar slogan dan sekadar gagah-gagahan," katanya. Anggota Dewan dari PDI Perjuangan itu juga menunjuk kamacetan di Kota Medan yang dari waktu ke waktu semakin memprihatinkan, sehingga dikhawatirkan tidak mendukung program tahun kunjungan wisata tersebut. "Belum lagi sampah yang masih berserakan di mana-mana. Kalau boleh jujur, kita pesimistis program 'Visit Medan Year 2012′ akan membuahkan hasil sebagaimana diharapkan," ujar Brilian Moktar. Belum Penuhi Persyaratan "Secara fisik, Medan masih semrawut," katanya. Sugiharto menjelaskan, untuk menjalankan tahun kunjungan itu, sebuah daerah harus memiliki sejumlah persyaratan yang tidak mudah, baik dari aspek infrastruktur, budaya, keamanan, maupun sejumlah kemudahan dan fasilitas yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Jika persyaratan itu dikaitkan dengan program "Visit Medan Year 2012″, kemungkinan persyaratan yang dimiliki Kota Medan belum mampu menarik minat kunjungan wisatawan. Ia mencontohkan infrastruktur jalan di Kota Medan yang justru dikhawatirkan mendapatkan penilaian yang buruk dari wisatawan. "Jalanan di Medan masih banyak yang berlubang," katanya. Kemudian, kata Sugiharto, kebiasaan masyarakat di Medan juga dinilai kurang memenuhi syarat peradaban pariwisata internasional. Ia mencontohkan tingkat ketertiban dan kenyamanan di jalan raya serta kebiasaan masyarakat Kota Medan yang menutup sebagian atau seluruh ruas jalan jika sedang melaksanakan sebuah kegiatan. Sugiharto menyebut, kebiasaan menutup ruas jalan itu bukan ketika berlangsungnya sebuah kegiatan resmi dalam ketatanegaraan seperti upacara HUT Kemerdekaan RI, tetapi juga dilakukan dalam kegiatan masyarakat seperti pernikahan dan pelantikan organisasi kemasyarakatan. "Itu dinilai kurang beradab dari kaca mata internasional dan melanggar kaedah keramahan kepariwisataan," katanya. Sugiharto juga menyoroti kondisi drainase di Kota Medan yang kurang terawat dan dikhawatirkan akan memberikan kesan yang kurang baik bagi kalangan wisatawan. "Idealnya, air yang mengalir di parit tidak boleh hitam," kata alumnus pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) itu. Bahkan, Pemko Medan masih harus bekerja keras dengan berbagai instansi terkait untuk menciptakan kesan aman dan nyaman. "Wisatawan pasti akan bertanya, kenapa Medan penting untuk dikunjungi," kata Sugiharto. Sedangkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, Pemko Medan harus dapat menyiapkan program dan tawaran yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pola promosi dalam "Visit Medan Year 2012″ diharapkan tidak sekadar seperti mempromosikan keberadaan hotel-hotel mewah yang mungkin tidak akan terlalu "menggiurkan" bagi kalangan wisatawan. Untuk sebagian kalangan wisatawan, katanya, ada yang lebih berkeinginan mencari kekhasan daerah dibandingkan sekadar layanan hotel mewah yang telah teramat sering mereka nikmati. "Kalau tidak, hasil program kepariwisataan di Kota Medan hanya akan dinikmati pengusaha bermodal besar saja," kata Sugiharto. Hal yang sama juga dikemukakan Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan, Dr Ichwan Azhari. Ia menyebut infrastruktur berupa sarana dan prasarana yang ada belum cukup mendukung "Visit Medan Year 2012″. Jika Pemko Medan benar-benar ingin serius, katanya, maka salah satu upaya yang harus dilakukan adalah memperbaiki sarana dan prasarana penunjang yang ada. "Medan tidak lepas dari kemacetan. Belum lagi banjir yang kerap terjadi terutama di sepanjang bantaran Sungai Deli dan Babura, seperti yang terjadi awal April 2011. Apakah nanti para tamu akan disuguhi pemandangan kemacetan dan banjir itu," katanya. Sosiolog USU Prof Dr Badaruddin juga berpendapat sama. Ia mengatakan, dalam menyambut "Visit Medan Year 2012″ pemko harus bekerja keras membenahi berbagai infrastruktur. "Infrastruktur yang jelek antara lain jalan yang masih berlobang, drainase yang tersumbat, penerangaan lampu jalan dan taman-taman yang ada di kota banyak tidak berfungsi," katanya. Perbaikan infrastruktur, menuru dia, merupakan syarat mutlak bagi suatu daerah yang akan mempromosikan diri sebagai daerah kunjungan wisata. "Sebab, wisatawan tidak akan merasa nyaman di dalam perjalanan bila jalan yang mereka lalui terkesan jelek dan banyak di sana-sini yang berlobang atau terdapat 'kolam' di tengah kota," katanya. Bangunan Tua Keberadaan bangunan bersejarah, menurut dia, menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri untuk berkunjung. Pemko Medan dapat mencontoh apa yang telah dilakukan beberapa negara di Eropa seperti Belanda, Yunani, Italia dan Inggris. Negara-negara tersebut tetap menjaga kelestarian bangunan-bangunan tua, karena mereka sadar bangunan-bangunan tua menjadi salah satu sumber devisa bagi negara dengan banyaknya wisatawan yang datang khusus melihat warisan sejarah tersebut. Keunikan bangunan bersejarah di Kota Medan adalah karena merupakan replika bangunan Eropa pada abad XIX. Kota Medan dahulu disebut sebagai Paris van Sumatera karena bangunannya merupakan replika peradaban Eropa yang bergaya Prancis. Ditambah lagi pusat kota yang dibangun dengan sengaja oleh bangsa kolonial yang hampir mirip dengan peradaban kota-kota di Eropa. Di pusat kota terdapat ruang terbuka (esplanade) yang ditanami pohon Trembesi (Samanea Saman) yang dibawa dengan sengaja oleh Belanda dari Amerika Latin. "Untuk itu, Pemko Medan dapat menjalin kerja sama dengan pemilik bangunan-bangunan bersejarah agar memberikan akses kepada masyarakat terutama pada hari libur untuk bisa melihat kondisi dan menikmati suasana di dalam gedung. Seperti misalnya gedung Lonsum di Jalan Ahmad Yani," katanya. Hal lain yang perlu dilakukan Pemko Medan, lanjutnya, adalah membuat pasar seni atau pasar kerajinan yang dipusatkan di suatu tempat, misalnya di seputar Lapangan Merdeka Medan. Pemko Medan harus mampu menghadirkan agenda rutin pertunjukan seni minimal sebulan sekali, bukan yang bersifat insidentil. Untuk itu Pemko Medan harus melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok seni mulai dari sekarang, yang tentunya dipersiapkan untuk mengisi agenda dalam rangka "Visit Medan Year 2012″. Kemudian, katanya menambahkan, Pemko Medan juga harus melakukan pembenahan terhadap salah satu wisata alam yang ada di daerah itu, yakni Danau Siombak dan Situs Kota Cina di Desa Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan. "Kedua lokasi itu tentunya sangat potensial untuk menarik tamu karena merupakan peninggalan abad 12-14 Masehi," katanya. Fokus Wisata Konvensi "Meeting Incentive Converence Exhibition (MICE) atau wisata konvensi akan menjadikan Kota Medan semakin dikenal sekaligus membantu mempromosikan kembali objek wisata Sumut bahkan Sumatera, dimana Sumut menjadi salah satu pintu masuknya," katanya. Kota Medan yang dikenal dengan kuliner dan beragam makanan nasional serta internasional juga merupakan salah satu keunggulan. Situasi Kota Medan yang diakui kondusif, juga dipastikan ikut mendorong kesuksesan penjualan wisata konvensi itu. Menurut Hendri, bila pengusaha dan pemilik restoran dan hotel di Sumut bisa fokus ke penjualan wisata konvensi, maka upaya menjadikan Sumut dan bahkan Sumatera menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama akan terwjud, setelah selama ini masih dikuasai Bali dan daerah-daerah di Jawa. "Sebagian pelaku industri pariwisata di Sumut sudah mulai menyadari potensi yang besar atas wisata konvensi itu dan pemerintah pusat tampaknya mendukung penuh," katanya. Dukungan itu, kata dia, tercermin dari bantuan pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam mendatangkan sejumlah calon pembeli paket wisata yang menjadi salah satu paket yang dijual dalam kegiatan Sumatera International Travel Fair (SITF) 2011 di Medan, 3-5 Juni 2011. Sementara Public Relations Manager Grand Swiss-Belhotel Medan Lisa Ngadio mengakui, hotel di Kota Medan sejak beberapa tahun terakhir cenderung dipenuhi tamu yang berkaitan dengan berbagai acara pertemuan baik tingkat lokal, nasional bahkan internasional. Kehadiran tamu-tamu itu, kata dia, menjadikan tingkat hunian kamar hotel di Medan tergolong cukup bagus dibandingkan daerah lain. Peluang itu pula, kata Lisa, yang mungkin membuat sejumlah investor melirik Kota Medan untuk tempat bisnis hotel maupun hanya tempat ruang pertemuan yang akhirnya juga berdampak pada semakin ketatnya persaingan hotel untuk mendapatkan tamu. Masih belum pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumut seperti di era tahun 1990-an yang mencapai 400 ribuan orang, menurut dia, sangat tertolong dengan banyaknya pelaku bisnis atau organisasi dan asosiasi yang melakukan kegiatan di Kota Medan. Dia mengakui, pengunjung biasanya juga sudah cukup puas menikmati Kota Medan khususnya dengan kulinernya, meski tidak sempat mengunjungi Berastagi dan Parapat. Meski ada nada pesimistis, namun banyak pihak berharap program "Visit Medan Year 2012″ mampu mendulang sukses besar, sehingga motto Kota Medan "Medan Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin dan Hari Esok Lebih Cerah dari Hari Ini" benar-benar dapat diwujudkan. Sukses "Visit Medan Year 2012″ dipastikan juga bakal membuat peringatan 2 Tahun Pemerintahan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin pada 26 Juli tahun depan akan jauh lebih bermakna. (Riza Mulyadi/LKBN ANTARA Sumut) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from di parit yani - Google Blog Search To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan