Sabtu, 24 Mac 2012

01 di parit yani - Google Blog Search

01 di parit yani - Google Blog Search


Rohani Syawaliah: Pontianak Rusuh?

Posted: 15 Mar 2012 03:02 AM PDT


Hari ini saya sangat cemas memikirkan adik saya. Fahd, yang baru menginjak usia tahun. Semua jalan utama yang ada di Pontianak macet total. Bahkan jembatan tol utama atau Jembatan Kapuas 1 dijaga ketat oleh polisi. Saya tidak bisa meninggalkan studio untuk menjemput adik saya karena sudah dipastikan saya akan ikut terjebak macet dan alih-alih menjemput adik saya, bisa-bisa saya tidak bisa kembali ke studio untuk melanjutkan siaran.
Untungnya ada teman saya yang berada di Jalan Imam Bonjol, yang jaraknya sekitar 10 menit ke tempat Fahd dititipkan, saya meminta tolong padanya untuk menjemput adik saya. Berarti sekarang adik saya aman. Saya hanya memikirkan jalan mana yang harus saya ambil untuk pulang. Bisa jadi rute yang agak jauh, menembus Jalan Perdana, nyelip ke Jalan Sepakat Dua Untan, nembus Parit Haji Husin Dua, terus tinggal pilih mau terus ke Sei Raya Dalam atau langsung ke Jalan Ahmad Yani. Baru deh tiba di Parit Haji Husin I.
Pontianak, tiba-tiba menjadi sedikit menggentarkan keberanian saya. Saya jadi ingat tahun 1999 ketika saya masih duduk di bangku SMP. Waktu itu ada kerusuhan dua etnis yang menyebabkan libur mendadak beberapa bulan. Selama beberapa waktu saya melihat tubuh dan kepala bergelimpangan. Saat itu usia saya masih sangat muda. Tapi sejarah kelam tanah kelahiran saya membentuk sebuah trauma yang sampai sekarang tidak akan pernah saya lupakan.
Tugu Ketupat berdarah yang berdiri di tahun yang sama, 1999, membuat sebuah sejarah yang tidak akan pernah terhapuskan di tanah yang berdarah itu. Keluarga yang ditinggalkan. Rumah yang dibakar. Penduduk yang diusir secara paksa atau nyawa taruhannya.
Saya sekarang masih di studio Radio Volare dan melanjutkan siaran. Masih bingung bagaimana menuju jalan pulang karena kabarnya jalan utama menuju ke sana masih macet total. Sampai kapan FPI dan warga akan bersitegang? Saya tidak tahu sampai kapan. Saya baru tahu di Pontianak ada FPI karena sebelumnya mereka tidak memunculkan dirinya secara nyata.
Doakan saya baik-baik saja ya?

K's Journey… » TRP-Kebijakan yang Aplikatif

Posted: 23 Mar 2012 11:45 PM PDT

Setiap naik bus umum, pasti ada renungan tentang kekinian yang dihadapi penulis. Setelahnya jika sedang ditemani K-Pad 2 yang sekarang sudah hampir hilang di pasaran, penulis akan mencoret2 bermodalkan notes yang terintegrasi didalamnya. Kali ini karena jaraknya dekat, K-Pad 2 diistirahatkan dan inilah hasil simpanan di memori temporal otak penulis, bahwa kebijakan itu harus implementatif.

Kadang kita dihadapkan pada kebijakan yang semu dan tak mungkin dilaksanakan. Pertanda dari kebijakan model ini adalah, ia terkesan general dan tak bisa masuk ke benak secara direct , perlu diolah dan direnungi atau di-break down secara rinci. Masalahnya adalah jika pemberi kebijakan general tadi kasak kusuk ketika kita telah mem-break down secara rinci. Para pemberi kebijakan memang tidak dituntut untuk menyampaikan secara cermat, detail dan implementatif, namun masalah terletak pada "involvement" si pemberi kebijakan pada ranah aplikatif yang ia tak tau caranya. Nah disinilah letak masalahnya, bahwa pengambil kebijakan atau pemimpin perlu capable di bidangnya, ia hanya menjadi pengawas di ranah aplikatif dan secara santun menyampaikan koreksi di ranah itu, bukan interupsi dengan ketidakcermatan etika.

Sederhananya begini, anda dihadapkan pada strategi memecahkan masalah publik bernama kesemrawutan ibukota, kebijakan yang implementatif akan bercerita tentang pengurangan jumlah kendaraan publik di atas masa pakai tertentu, disiplin dengan penyebaran tenaga publik/relawan dalam penegakan kedisiplinan, pengerahan sumber daya lalu lintas dalam kontrol dan sebagainya. General kan?, setelahnya di ranah aplikatif menyusun, breaking-down hal tersebut lebih ril dan implementatif. Lagi, definisi ketika kebijakan tak lagi implementatif, ketika pemberi kebijakan tadi, sibuk dalam kritisi kosong dan tidak santun lalu menyalahkan para tenaga handalnya dalam ranah aplikatif. Begitulah adanya.

Sehingga kalau sudah begini, ada teladan penuh makna dalam diri qudwah kita, sekarang sahabat coba bayangkan kala perang Khandaq dan Salman dari Persia mengusulkan untuk membuat parit lebih dari 1 km, sekarang sahabat coba bayangkan, jika pemberi kebijakan tidak sebijak Rasul kita, tidak sesantun Rasul kita, tidak se-capable Rasul kita, apakah para sahabat dengan mudah menerima ide itu?, bayangkan sahabat, ini masa perang, yang mana kaum kafir berkoalisi dengan Yahudi dan kabilah2 pinggiran semenanjung yang masih menaruh dendam pada Islam, bayangkan itu!. Namun kenapa sahabat dengan yakinnya menggali parit dengan sabar, hingga mereka kelaparan dan batu perlu menyangga pinggang dan celana mereka?. Sahabat, kau tau makna implementatif disini?.

Karena Rasulullah saw berada bersama mereka disana, memecah batu bersama mereka, menggali bersama mereka, menyeka keringat bersama mereka.

Lalu kalau sudah begitu ketenangan apalagi yang patut dicari?

Sehingga bagi para pengambil kebijakan, pentinglah adanya rasa santun di dalam diri, kontrol berkala dalam diri, cermat dan sustained dalam diri. Kalau tidak, sepertinya anda tidak lagi capable sebagai policy maker.

Lalu bagaimana membentuk para generasi pembentuk policy yang arif dan bijaksana?, jawabannya mudah saja, kita ambil pemikiran Sayyid Quthb yang masyhur dengan tafsir fi dzilalil quran-nya, bahwa batu bata pertama peradaban pasca pembentukan individu yang ber-aqidah adalah keluarga. Pada batu bata pertama peradaban bernama keluarga itu menyimpan makna dan eksperimen kebijakan dilaksanakan, bayangkan sahabat kala seorang ayah menuntut anaknya rajin shalat namun ayah itu tidak, bayangkan kala seorang anak dituntut melakukan infaq dan berbaik budi kala bermuamalah, sedang ayahnya tidak. Apakah itu implementatif dari sudut kebijakan sederhana?, tidak kan. Oleh karenanya dalam berkeluarga kita belajar realistis dan ber-eksperimen dalam mengambil kebijakan untuk membentuk sebuah peradaban.

Wallahua'lam

[K-TRP(Tulisan Rutin Pagi) yang terlambat ^^]

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ads