Rabu, 2 Mei 2012

01 di parit yani - Google Blog Search

01 di parit yani - Google Blog Search


kumpulnya cacatnya harian nandar firdaus: mengenang SUKARDAL

Posted: 02 May 2012 10:12 AM PDT

Sukardal, 53, tukang becak mati gantung diri, karena becaknya tgl 2 juli 1986 disita petugas tibum. Seorang dari sekian ratus ribu yang kehilangan mata pencarian di indonesia. ia mati tapi tidak membisu. SUKARDAL menggantung diri pada umurnya yang ke-53.

Tukang becak tua ini kehilangan becaknya, pada tanggal 2 Juli 1986 malam, di sebuah perempatan Kota Bandung. Para petugas Tibum, sesuai dengan peraturan dan perintah atasan, menyita becak itu.

"Kasihan," kata sebagian orang. "Kok sampai begitu," kata sebagian yang lain. "Tapi putus asa adalah dosa," kata para pemberi petuah (dan iklan tabib). "Ekstrem," kata seorang pejabat. "Barangkali ada pihak ketiga," kata pejabat lain.

Sukardal mungkin tidak tahu siapa pihak ketiga, siapa pihak pertama, siapa pihak kedua. Ia telah mencoba berebut mempertahankan becaknya dari sitaan petugas. Ia telah diseret ke arah parit. Ia telah menendang. Ia telah diseret lagi dan dinaikkan ke mobil. Ia telah berontak dan berhasil turun dari mobil.

Tapi ia melihat becaknya telah diangkut truk, ia melihat sumber hidupnya terbang, maka ia kembali meloncat ke arah mobil Tibum yang berjalan. Ia menggandul pada mobil itu, dan berteriak-teriak, "Saya mau bunuh diri …. Saya mau bunuh diri …."

Dan benar: Sukardal kemudian menggantung diri, di sebuah pohon tanjung, di depan sebuah rumah di Jalan Ternate.

"Kasihan," kata sebagian orang. "Kok sampai begitu," kata sebagian yang lain. "Tapi kami hanya menjalankan tugas," kata para petugas Tibum. "Dan pers jangan membesar-besarkan perkara ini," kata seorang pejabat.

Apa yang besar sebenarnya? Apa yang kecil? Satu dari 18.000 becak di Kota Bandung adalah soal kecil. Seorang dari sekian ratus ribu orang yang kehilangan mata pencaharian di Indonesia kini adalah soal kecil. Lagi pula, pada saat satu Sukardal mati, di sebuah sudut, satu genius yang sama hebat dengan Habibie mungkin baru lahir di sudut tanah air yang lain. Penderitaan manusia adalah ombak yang tak bisa dielakkan dari sejarah sebuah bangsa….

Penderitaan manusia?

Beberapa saat sebelum mati, Sukardal menulis sepucuk surat wasiat. Ia bicara kepada anaknya yang sulung: "Yani, adikmu kirimkan ke Jawa, Bapak sudah tidak sanggup hidup. Mayatku supaya dikuburkan di sisi emakmu." Dan Yani, 22 tahun, yang bersama tiga adiknya yang kecil-kecil tinggal di sebuah bilik 4 x 4 m (yang disewa), tak sanggup. Wasiat itu terlalu berat. Mengirimkan jenazah ke Majalengka dari Bandung, bagi mereka, bukan perkara kecil.

Apa yang kecil sebenarnya? Apa yang besar?

Seorang bapak yang selama ini sendirian merawat anak-anaknya, dan jarang marah, adalah sesuatu yang besar bagi anak-anak itu. Sebuah becak yang seharga Rp 50 ribu, dan baru saja lunas dicicil, adalah sesuatu yang besar bagi keluarga itu.

Satu setengah meter dari pohon tempat Sukardal mati, ada tembok. Di sana tertulis (kemudian dihapus oleh petugas kepolisian): "Saya gantung diri karena becak saya dibawa anjing Tibum".

Becak saya, kata Sukardal. Ada kebanggaan memiliki. Ada rasa marah karena sebuah hak direbut. Ada makian: huruf-huruf itu memprotes dan sekaligus putus asa. Dengan kata lain, sebuah perkara besar, karena ia justru terbit pada seorang yang begitu kecil.

Orang yang kecil adalah orang yang memprotes dengan keyakinan tipis bahwa protes itu akan didengar, dan karena itu teriaknya sampai ke liang lahad.

Seperti sebuah sajak, ditulis oleh seorang penduduk Chichibu, di sebelah barat Tokyo, ketika Jepang belum lagi kaya di akhir abad lalu, setelah petani-petani miskin mencoba berontak di tahun 1884 dan kalah dan terkubur:

Angin bertiup
Hujan jatuh
Anak-anak muda mati.
Keluh kemiskinan
Berkibar seperti bendera…
Kata di nisan kami,
Yang tertimbun badai salju 1884,
Tak nampak oleh yang berkuasa
Maka di saat-saat begini
Kami harus menjerit setinggi-tingginya.

Sukardal juga sebenarnya mencoba menjerit tinggi-tinggi. "Kalau betul-betul negara hukum, Tibum harus diusut," tulis tukang becak itu sebelum mati, pada tembok. Dia bilang, kalau betul-betul. Dia tidak bilang, karena ini negara hukum….

Sukardal meminta, dengan leher terjirat dan nyawa melesat, dan itu berarti dengan keras — karena ia sesungguhnya tidak begitu yakin.

Bagaimana ia bisa yakin? Ia pasti tahu ia bukan termasuk mereka yang bisa menang. Ia bahkan mungkin tak termasuk mereka yang pernah menang. Orang kecil adalah orang yang, pada akhirnya, terlalu sering kalah. Sukardal telah lewat setengah abad: sudah teramat tua untuk memilih kehidupan lain, terlampau tua untuk berontak. Tapi ia, yang tamat sekolah menengah, yang datang dari sebuah kampung di Yogya dan berdagang kecil di Jakarta, toh masih merasa perlu menuliskan pesannya. Ia mati, dan ia tidak membisu. Dan hidup kita, kata seorang arif bijaksana, terbuat dari kematian orang-orang lain yang tidak membisu.

(Majalah Tempo, Edisi. 21/XIIIIII/19 – 25 Juli 1986, Catatan Pinggir Goenawan Muhammad)

BuDAk ItM PaHaNG (budiMaN): noStaLGia to ANNiversary

Posted: 07 Sep 2008 10:18 AM PDT

Dalam masa 20 hari lagi blog budiMaN, insyaallah akan menyambut ulangtahun yang ke 2 sejak penubuhannya pada 28hb September 2006 yang kebetulan sentiasa tarikh tersebut jatuhnya dalam bulan Ramadhan yang amat mulia ini. Mengenang kembali sejak bermulanya blog ini kira-kira 2 tahun yang lepas penuh dengan pelbagai peristiwa dan kenangan yang tidak dapat saya dan rakan-rakan budiMaN lupakan. Dengan tujuan utama untuk merapatkan kembali silatulrahim antara rakan-rakan UitM Kuantan tidak mengira batch yang telah terputus hubungan kira-kira lebih dari 20 tahun yang lalu, blog ini juga selain dari mengadakan acara-acara pertemuan semula juga merancang halatujunya dengan mengadakan pelbagai aktiviti amal dengan tujuan merapatkan silatulrahim bersama budiMaN di samping berbakti kepada masyarakat sekeliling.

Mengenang kembali aktiviti-aktivit amal yang telah di lakukan oleh budiMaN, saya senaraikan secara ringkas nostalgia amal yang telah kita lakukan sepanjang 2 tahun ini. Ini ialah selain dari satu aktiviti amal pada awal 2007 (tidak silap saya sekitar April 2007)dimana rakan-rakan budiMaN telah membuat kutipan sumbangan sebanyak RM1,500 bagi membantu seorang rakan budiMaN yang tidak mempunyai wang untuk memasukkan anak beliau ke sekolah asrama penuh.

Aktiviti amal yang ke 2 pula ialah pada 23hb Jun 2007 yang mana rakan-rakan budiMaN bersama keluarga dari Kuala Lumpur, Temerloh dan Kuantan lebih kurang 50 orang telah mengunjungi Rumah Anak-Anak Yatim Darul Izzah di Temerloh, Pahang dan mengadakan beberapa acara dengan anak-anak yatim di mulai dengan Program Motivasi Pelajaran, minum petang KFC bersama anak-anak yatim, Acara Riadah bersama anak-anak yatim, Sembahyang Maghrib dan Isyak serta Tahlil dan Doa Selamat untuk anak-anak yatim serta penyampaian sumbangan wang tunai dan peralatan kepada anak-anak yatim.

Aktiviti amal yang ke 3 pula berlangsung pada 7hb Oktober 2007 di mana rakan-rakan budiMaN dari Kuala Lumpur, Temerloh, Maran dan Kuantan lebih dari 10 buah keluarga telah menghadiri Majlis Berbuka Puasa di rumah Apamz diA di Taman Balok Makmor, Kuantan bagi menyampaikan bantuan kepada keluarga Apamz di samping bersilatulrahim sesama budiMaN. Majlis berbuka puasa tersebut di biayai sepenuhnya oleh ahli-ahli budiMaN yang hadir dan Sembahyang Terawih beramai-ramai juga di adakan di situ.

Aktiviti amal yang terakhir yang di lakukan oleh rakan-rakan budiMaN pula ialah mengadakan Ekspedisi Membantu Mangsa Banjir Pahang pada 26hb Januari 2008 di mana rakan-rakan budiMaN telah berkonvoi dari Kuala Lumpur, Temerloh, Maran dan Kuantan lebih dari 30 orang semuanya bersama keluarga dengan mengunjungi Kg Tanjung Belengu, Temerloh, Pahang dengan aktiviti utama membaikpulih Madrasah Kg Tanjung Belengu yang dinaiki banjir. Rakan-rakan budiMaN bersama-sama penduduk kampung telah bergotong royong membersihkan madrasah, membaiki kolah air dan sistem paip mengambil wuduk, mengecat luar dan dalam seluruh madrasah, membaiki serta menggantikan permaidani dan langsir baru. Selain itu peruntukan dari kutipan sumbangan budiMaN juga di salurkan kepada madrasah untuk dibina tangga dan lantai serta tempat mengambil wuduk yang di buat dari tiles yang lebih sempurna. Rakan budiMaN wanita pula bergotong royong bersama penduduk kampung memasak dan menyediakan makanan pagi, tengahari serta minum petang.

Aktiviti Silatulrahim
Selain dari aktiviti amal, rakan-rakan budiMaN juga kerap berkumpul seperti sessi teh tarik dan gathering untuk bertemu sambil mengeratkan silatulrahim serta berbincang untuk menjayakan aktiviti-aktiviti budiMaN. Antara pertemuan-pertemuan besar-besaran yang sempat di lakukan oleh budiMaN ialah :

Sessi pertemuan budiMaN di Satay Hj Samuri, Kajang telah di adakan pada 7hb Disember 2006 yang telah di hadiri oleh beberapa rakan budiMaN dari Kuantan, Negeri Sembilan, Selangor dan Kuala Lumpur. Meriah dengan berbagai cerita menarik dan cadangan-cadangan untuk aktiviti-aktiviti budiMaN.

Namun pertemuan pertama budiMaN setelah blog ini di tubuhkan adalah Pregathering 2006 di Mercu Resort Cherating pada 18hb dan 19hb November 2006 dimana lebih dari 35 buah keluarga telah hadir dan menginap bersama-sama serta mengadakan pelbagai aktiviti selama 2 hari 1 malam. Amat meriah dengan kehadiran pelbagai batch dengan acara sukan keluarga, suaikenal keluarga, Jamuan Makan Malam dan mesyuarat pertama budiMaN telah di adakan. Dengan bayaran penyertaan sebanyak RM150 bagi setiap keluarga tanpa mengira jumlah ahli keluarga, yang telah diusahakan oleh Wan Rozain@ Niazor dbS bagi setiap keluarga untuk aktiviti, makanan dan penginapan chalet sebuah untuk setiap keluarga amatlah berpatutan. Dari pregathering 2006 inilah bermulanya aktiviti-aktiviti budiMaN seterusnya sehinggalah ke hari ini.

Sessi pertemuan ke 3 budiMaN ialah dengan mengadakan PotLuck di Rumah Walid @ Syed Hamid diA yang telah berlangsung pada 24hb Disember 2006 di Sungai Buloh yang telah dihadiri lebih dari 15 buah keluarga dengan membawa pelbagai juadah dan makanan. PotLuck tersebut bermula pada pukol 8-00 malam dan berakhir hampir jam 2-00 pagi meriah dengan kehadiran rakan-rakan budiMaN yang bersuaikenal dengan keluarga masing-masing. Ianya juga bersempena dengan meraikan Walid yang berpindah ke rumah baru beliau di Sg Buloh.

Sessi pertemuan ke 4 pula telah berlangsung ala PotLuck juga pada 6hb Januari 2007 di rumah Jepun@ Hairul Salleh dan isterinya Shema dbS di Shah Alam dengan dihadiri juga lebih dari 10 buah keluarga dengan membawa pelbagai juadah dan makanan. Sessi yang bermula lebihkurang jam 5-00 petang itu juga telah berlangsung sehingga jam 12-00 tengah malam dan meriah dengan pelbagai cerita dan kenangan-kenangan lama antara rakan-rakan budiMaN.

Sessi pertemuan ke 5 iaitu PotLuck di Temerloh pula telah berlangsung pada 20hb Februari 2007 yang telah dihoskan oleh saya sendiri dan SK di rumah keluarga saya di Kg Paya Pulai, Temerloh, Pahang. Ianya telah dihadiri lebih dari 20 buah keluarga budiMaN yang datang dari Kuala Lumpur, Temerloh dan Kuantan dengan membawa pelbagai juadah dan makanan serta acara Barbeque. Acara yang bermula lebihkurang jam 4-00 petang itu juga telah berlangsung sehingga jam 1-00 pagi dengan penuh kemeriahan.


Manakala sessi pertemuan terakhir budiMaN secara besar-besaran setakat ini pula telah berlangsung di Komplek Sukan Daerah Maran yang diberi nama Gathering budiMaN 2007 pada 2hb dan 3hb Disember 2007 selama 2 hari 1 malam. Kehadiran rakan-rakan budiMaN dari Kuala Lumpur, Alor Star, Temerloh, Maran dan Kuantan memeriahkan perjumpaan tersebut. Beberapa acara telah di atur seperti Sukan Keluarga, Sukan Antara Kursus, Golf budiMaN, Jamuan Makan Malam dan Karaoke serta Sukaneka Keluarga di Air Terjun Teladas. BudiMaN bersama keluarga menginap di Asrama Komplek Sukan dan Chalet Kelab Golf Maran dalam suasana meriah dan terharu dengan pertemuan beberapa rakan-rakan budiMaN pelbagai batch lebih dari 120 orang yang hadir.

Rumusan

Alhamdulillah, mengenang kembali nostalgia aktiviti-aktiviti budiMaN, begitu mengharukan dengan pertemuan dan kerja-kerja amal yang dilakukan hasil perpaduan dan sumbangan dari ahli-ahli budiMaN sahaja tanpa mengharapkan bantuan atau sokongan dari mana-mana pihak yang lain. Sesungguhnya kerja-kerja amal budiMaN tidak bersandarkan politik, fahaman atau kepentingan individu tetapi di buat dengan niat ikhlas ahli-ahli budiMaN yang ingin bersilatulrahim secara berfaedah dan bermanfaat untuk berbakti kepada masyarakat dan agama.

Dengan harapan yang ikhlas, mungkin sebelum berlabuhnya tirai 2008 ini, suatu pertemuan besar-besaran budiMaN atau suatu kerja amal dapat dilakukan lagi oleh budiMaN sebagai meneruskan tradisi silatulrahim dan berbakti kepada masyarakat yang budiMaN lakukan setiap tahun semenjak 2 tahun yang lepas. Penyatuan, kerjasama, silatulrahim, berbakti dan beramal akan dapat terus di lakukan insyaallah dengan semangat ahli-ahli budiMaN.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ads