Isnin, 10 Oktober 2011

01 di parit yani - Google Blog Search

01 di parit yani - Google Blog Search


Bangun Pembangkit, Dahlan Kunjungi Tiga Kabupaten Sehari | PT <b>...</b>

Posted: 06 Oct 2011 09:58 PM PDT

RIAU POS – 06/10/2011 – Hal.1

PEKANBARU (RP) – Direktur Utama PT PLN (persero) mengunjungi tiga Kabupaten di Provinsi Riau dalam sehari, Rabu (5/10). Kunjungan itu untuk pematangan perencanaan pembangkit-pembangkit di Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti.

Dahlan Iskan datang dari Jakarta bersama Kadiv Perencanaan Sistem Kelistrikan PLN Pusat Djoko Prasetyo. Dahlan tiba di Bandarta Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru sekitar pukul 09.00 WIB. Kedatangannya disambut langsung General Managet PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Djoko R Abumanan dan CEO Riau Pos Media Group, H Makmur SE Akt MM.

Dahlan dan rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu menggunakan jalur darat, menuju lahan pembangunan PLTG di desa Gudang Batu Kecamatan Pasir Penyu. Dalam waktu dekat, di lahan ini dibangun PLTG 20 MW.

Kedatangan di Rengat langsung disambut Bupati Inhu , Yopi Arianto. Dahlan langsung berdiskusi dengan Manajer PLN Cabang Rengat, Agustian mengenai apa kendala dan masalah dilapangan. Agustian menerangkan, lahan sudah disiapkan dan seperti dilihat sendiri sudah dikerjakan.

Bupati Yopi sendiri sangat antusias dengan pembangunan PLTG di wilayahnya. Perencanaan pembangunan PLTG pun dibahas. PLN akan membangun PLTG 2 x 300 di wilayah Peranap. Usai melihat lahan, rombongan langsung menuju Tembilahan, Inhil.

" Boleh saya satu mobil dengan Bupati, " ujar Dahlan sambil berjalan menuju mobil Land Cruiser Prado BM 1 B plat merah milik Bupati. Akhirnya Dahlan menyetir mobil tersebut sampai ke Kecaamatan Kuala Cenaku,

Rombongan sempat makan bersama Bupati, seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya saat makan bersama bupati, Dahlan langsung mengambil dan menyendokan nasi untuk Bupati termuda di Riau tersebut.

Minta Lokasi PLTU Dipindah

Usai makan bersama, perjalanan langsung dilanjutkan ke Termbilahan, Meski tak sampai satu jam di Bumi Sri Gemilang, Dahlan melihat langsung lokasi pembangunan PLTU 2 x 7 MW di Parit 21, kelurahan Sungai Beringin. Ketika itu, Dahlan Iskan tampak tercengang dan mengatakan " Wow " beberapa kali saat melihat hamparan kawasan rawa dengan luas puluhan hektare, dimana 10 hektare di antaranya akan jadi tempat berdirinya kontruksi bangunan PLTU 22 x 7 MW dengan nilain investasi sekitar Rp 300 miliar.

Ditemani langsung Sekda Inhil, H Alimuddin RM, GM PLN WRKR Djoko R Abumanan, Manajer PLN Cabang Rengat, Agustian, serta Manajer PLN Ranting Tembilahan Desril Naldi dan sejumlah petinggi PLN WRKR, Dirut PLN Dahlan Iskan menanyakan di titik mana PLTU akan dibangun, menurut Agustian, Titiknya ada dipinggir jalan yang kini masih ditimbun pasir uruk.

Dahlan sempat mengadakan rapat kecil di sebuah jembatan menuju ke lokasi, sampai di lokasi, Dahlan sedikit heboh melihat lahan dan rencana pembangunan yang sedikit jauh dari sungai. Melihat kondisi lahan yang persisi dipinggir sungai Indragiri dan hanya berjarak sekitar 1 Km di hilir dermaga pelabuhan parit 21, dia dengan tegas minta titik lokasi PLTU dipindah kepinggir sungai. Alasannya, semua aktivitas pembangunan bergantung pada sungai tersebut. Mulai dari pengambilan pasir uruk, maupun kedatangan material berupa besi, turbin, hingga masuknya suplai batubara sebagai bahan bakar PLTU.

mengapa tidak membangun langsung di pinggir sungai, semua kaktivitas  PLTU tak ada hubungannya dengan darat. Transportasi batu baru dan semua operasionalnya langsung di sungai, " ujar Dahlan sembari menunjuk titik-titik pada peta darurat yang ia gambar sendiri di jalan berpasir menuju lokasi pembangunan PLTU. Saat itu, juga hadir utusan kontraktor pemenang tender PLTU yang turut mencoret-coretkan kayu di tanah.

Dalam perencanaan penimbunan lahan, Dahlan juga memerintahkan untuk menimbun seluas dua hektare saja agar lebih cepat pengerjaannya dari rencana semua yang menimbun lokasi dipinggir sungai seluas sembilan hektare.

Melihat lokasi pembangunan PLTU, dia juga menyarankan penimbunan pasir uruk dilakukan sedalam 6 meter untuk dua hektare dari total 10 Ha lahan yang tersedia. Untuk juga untuk menghemat biaya dan percepatan pembangunan PLTU 2 x 7 MW di Tembilahan. Karena air sungai sangat keruh, kebutuhan air untuk PLTU lebih dulu harus dimineraalisasi menggunakan alat khusus.

Saat mengemukakan ide-idenya, Dahlan ingin kawasan PLTU yang ada di tanah rawa, harus tahan  terhadap banjir selama lebih kurang 50 tahun setelah pembangunan. " setelah melihat lahan tadi, saya punya beberapa ide, misalnya kalau rencana membangun PLTU-nya di dekat jalan, saya minta dipindah ke lebih dekat sungai, karena pembangunannya akan lebih cepat, " ujar Dahlan.

Ditegaskannya, perhitungan pembangunan PLTU harus dilakukan dari sekarang. Jangan sampai baru 25 tahun dibangun, PLTU sudah runtuh terkena pasang surut air laut. Makanya, timbunan uruk harus dilakukan 6 meter.

Setelah berdiskusi dengan anggota PLN lainnya, Dahlan langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Cargo yang berjarak sekitar seratus meter. Sambil menunggu speedboat, Dahlan mengatakan ada solusi sementara sebelum PLTA di Tembilahan selesai.

Di Riau akan dibangun pembangkit sebesar 20 MW. Jadi pembangkit Isolated diesel di sana bisa dipindahkan ke Tembilahan untuk meningkatkan kemampuan pasokan di Tembilahan. Ada sekitar sembilan mesin pembangkit yang bisa kita pindahkan, " uajr Dahlan.

Menanggapi kedatangan Dahlan ke Tembilahan, Sekda Inhil H Alimuddin RM mengatakan Pemkab Inhil kedatangan tamu istimewa dan diharapkan jadi berkah bagi Inhil. Sebab, dalam kunjungannya, Dahlan juga memberi petunjuk mengenai percepatan pembanagunan PLTU 2 x 7 MW.

" Kita harap PLTU ini segera terwujud dan diselesaikan tepat waktu agar pasokan listrik masyarakat Inhil bisa lebih terjamin, " ujar Alimuddin. Rombongan Dirut PT PLN meninggalkan Tembilahan sekitar pukul 15.00 WIB menggunakan speedboat menuju Selatpanjang.

Kemudian rombongan Dahlan Iskan bersama GM PLN WRKR serta Deputy Humas, Suhatman naik speedboat Tenggiri menuju Selatpanjang sekitar pukul 15.00 WIB.

Dalam perjalanan, Dahlan sempat heran melihat GPS di telepon selulernya. " jalur sungai ini tak ada dalam peta. " tapi saya yakin nahkodanya hapal derngan sungai ini, " ujar Dahlan sambil beberapa kali mengambil foto kehidupan masyarakat pinggir sungai dengan kamera penselnya.

Dengan speedboat berkecepatan sama dengan 32 km perjam, rombongan sampai di pelabuhan Tanjung Harapan, Selat Panjang, kabupaten Meranti sekitar pukul 20.00 WIB.

Rombongan langsung disambut Bupati Meranti, Irwan Nasir M Si dan pejabat tinggi Kabupaten Meranti, setelah bicara sambil berjalan di pelabuhan, Dahlan minta pada Irwan agar dia mengendarai mobil Bupati, Camry Hitam BM 1212 A. Irwan sempat kaget, namun ikut saja dan membiarkan Dahlan menyetir menuju Hotel Grand Meranti di Jalan Kartini Selatpanjang.

Sampai di Hotel, Irwan sudah mempersiapkan peta pembangunan wilayah dan rencana-rencana pembangunan pembangkit yang sudah lama terkendala. Akhirnya Dahlan mengetahui dari paparan itu, Meranti memiliki sumber daya alam berupa gas yang dikelola PT Kondur dan PT BOB.

Pernah ada kesepakatan sebelumnya dengan pemerintah bahwa BP Migas menyerahkan pengelolaan gas ke PT BOB, namun harus membangun pembangkit listrik untuk meranti. Tapi PT BOB menyerah dan dan tak mampu membangun pembangkit.

Sambil menerangkan sumber masalah itu, perjalanan survei lokasi pembangunan PLTG 2 x 3 MW di Gogok Desa Insit Selatpanjang juga terlaksana. Usai meninjau lokasi, Dahlan juga sempat mengunjungi Vihara Sejahtera Sakti yang berumur hampir seratus tahun di jalan A. Yani Selatpanjang. Usai mengunjungi Vihara, rombongan masuk ke warung kopi Jumbo yang berjarak seratus meter dari Vihara. Diskusi tentang pembangunan pembangkit terus berlanjut. Dahlan melalui ponselnya sempat menghubungi beberapa pihak untuk menanyakan gas di Selatpaanjang. Akhirnya, Dahlan dan Bupati serta Djoko R Abumanan sebagai GM PLN WRKR sepakat. Saya sudah menghubungi BP Migas dan intinya setuju gas dikelola untuk pembangkit, tugas GM mambangun pembangkit dan Bupati menjelaskan dan menghusahakan PT BOB mundur, " ujar Dahlan.

Irwan pada Riau Pos menjelaskan, pada intinya dari beberapa pertemuan terdahulu, PT BOB sudah menyerah dan memberi gas pada Pemkab untuk dikelola. " sekarang kita dapatkan pernyataan tertulis dari BOB, secepatnya akan kita usahakan, " ujar Irwan.

Sementara Djoko mengatakan, kalau sudah jelas urusan antara BOB dengan Pemkab, untuk pembangunan pembangkit bukan masalah lagi, " yang jelas Bupati sangat berperan dalam urusan ini untuk menyatakan gas dikelola Pemda, " ujar Djoko. Akhirnya seteklah kesepakatan itu, Irwan terlihat senyum. Dia menyatakan dia sangat ingin membangun pembangkit atau pasokan sebesar 30 MW untuk memenuhi keperluan listrik bagi wilayahnya. Setelah itu, rombongan kembali ke Hotel Grand Meranti untuk istirahat. Kamis (6/10) ini, rombongan Dahlan akan melanjutkan perjalanaan menuju Buton, Kabupaten Siak. (rul/fat)

Full content generated by Get Full RSS.

Istri Murka, 3 Cafe Dibakar ~ Harian Pagi Radar Sungailiat

Posted: 10 Oct 2011 12:36 PM PDT

BELINYU - Ibu-ibu Rumah Tangga (IRT) mengamuk di kawasan parit 19, Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu pada Minggu sore lalu.
IRT yang berjumlah sekitar 100 orang ini membakar 3 tempat hiburan (Kafe) remang-remang setelah tersulut emosi karena kesal suaminya tidak pulang.
Kejadian bermula saat seorang suami, Ik (40), tak pulang-pulang ke rumah karena diyakini main gila dengan wanita pelayan kafe dan menginap di salah satu kafe.
Sama dengan beberapa suami istri lainnya yang serupa akhirnya para IRT  menjadi berang, lalu dengan menumpangi kendaran bermotor mereka  mendatangi kafe dan  berteriak-teriak menguak  semarahan yang tak tertahan lagi.
Setelah itu para ibu-ibu langsung merusak dan membakar tiga kafe yang ada di tempat itu, seketika api berkobar melalap habis cafe yang kerap dijadikan karaoke dan esek-esek oleh para lelaki hidung belang.
Spontan akibat kejadian itu para penghuni kafe yang mayoritas wanita muda lari terbirit-birit dengan sangat ketakutan sedangkan pemilik kafe hanya bisa melihat api melalap habis kafenya tak bisa berbuat apapun atas kemarahan para ibu-ibu yang sudah mencapai ubun-ubun ini.
Sesaat usai kejadian Kepolisian Sektor Belinyu segera bertindak sigap mengamankan lokasi kejadian untuk menghindari amuk massa yang lebih besar. Seluruh anggota Polsek Belinyu dikerahkan ke lokasi Parit 19. Massa dibubarkan dan pemilik kafe diamankan untuk dimintai keterangan.
Kapolsek Belinyu Kompol Adam Erwindi, SIK yang saat kejadian bersama anggotanya sedang fokus mengamankan situasi kunjungan peserta Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari yang datang  ke Belinyu saat mendengar kerusuhan tersebut Kapolsek langsung mengerahkan kekuatan untuk mengantisipasi amuk massa lebih besar.
"Tindakan yang kami dilakukan yaitu mengamankan tempat kejadian perkara dan membubarkan massa, serta memadamkan api di tiga warung (kafe). Mengambil BB (barang bukti) dan pendataan serta memeriksa para pemilik warung dan saksi-saksi lainnya. Anggota kita masih siaga di lapangan. Situasi berhasil diamankan dan dinyatakan sudah kondusif," jelas Adam Erwindi seizin Kapolres Bangka AKBP Asep Ahdiatna, SIK, MH saat dihubungi Radsul Minggu (9/10) petang.
Dikatakan Kapolsek diperkirakan massa berjumlah seratus orang lebih yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Massa sebagian besar besar dari Jalan Lurus dan Stasiun 6 Kelurahan Bukit Ketok. Terdapat tiga  kafe yang dibakar massa yakni kafe milik Mail, Afif dan Erni.
Kapolsek juga tidak menampik adanya  informasi masyarakat yang menyebutkan kafe tersebut adalah karoeke esek-esek dan terdapat prostitusi terselubung. Tempat itu sudah berulang kali dirazia tim gabungan Polres Bangka, Sat Pol PP, Polsek Belinyu dan Pihak Kecamatan namun tetap saja masih beraktifitas.
"Tempat itu sudah berulang kali dirazia oleh tim gabungan tapi masih saja membandel. Kami mengimbau masyarakat jangan main hakim sendiri, serahkan persoalan ini kepada pihak yang berwenang. Mari kita ciptakan situasi menjadi kondusif," kata Kapolsek.
Senada dengan Kapolsek, Camat Belinyu Yeri S.Sos mengatakan pihaknya  sudah sering mengelar razia terhadap  kafe-kafe di kawasan Parit 19 Desa Gunung Pelawan, namun tetap saja pada akhirnya selalu jalan kendati tidak memiliki izin.
"Sudah beberapa kali kita  merazia kafe-kafe itu dalam tim gabungan. Bahkan Pol PP sudah menyita minuman beralkohol yang dijual di tempat itu. Kafe ini tak punya izin, tapi tetap saja jalan," kata Yeri saat dihubungi Radsul, Minggu (9/10).
Sementara Bupati Bangka, H. Yusroni Yazid, SE menginstruksikan Camat Belinyu untuk segera menertibkan kafe esek-esek yang meresahkan para ibu rumah tangga. Dikatakannya Kecamatan Belinyu peran ibu-ibu sangat besar yang bisa menggerakkan massa untuk melakukan gerakan bila ada kezholiman.
"Biar fisiknya lemah wanita bisa membolak-balikkan tegaknya sebuah bangsa. Jika baik prilaku wanitanya baiklah bangsa itu sebaliknya jika buruk prilaku wanitanya buruklah negara itu," tandas Yusroni. (trh)

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ads