Rabu, 5 Oktober 2011

01 di benut - Google Blog Search

01 di benut - Google Blog Search


Malaysia Zoom » Nama dataran: Keluarga Datuk Jalok terharu

Posted: 05 Oct 2011 04:07 PM PDT

PONTIAN 5 Okt. – Penamaan semula Dataran Majlis Daerah Pontian (MDP) Benut kepada Dataran Dato Jalok disambut dengan rasa terharu oleh ahli keluarga Allahyarham Datuk Jalok Daeng Malibok, bekas Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN) Rengit yang terkenal dengan cadangan agar wanita memakai 'cawat besi' bagi membendung gejala sosial sekitar 1970-an.

Usul pertukaran nama itu telah dikemukakan oleh ADUN Benut, Datuk Ir. Hasni Mohammad pada majlis sambutan Aidilfitri Barisan Nasional (BN) Pontian di dataran itu awal bulan lalu dan pengisytiharan nama berkenaan dilakukan oleh Timbalan Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin dalam lawatan beliau ke Benut, baru-baru ini.

Cucu bekas wakil rakyat itu, Daeng Bagindak Daeng Talisang, 69, berkata, datuknya mewakili kawasan Rengit yang merangkumi Pekan Benut dari 1964 hingga 1969 dan 1978.

"Penamaan semula menjadi Dataran Dato Jalok merupakan pengiktirafan besar kepada keluarga kami dan kami sangat terharu kerana namanya diabadikan di situ.

" Cadangan cawat besi oleh datuk saya suatu masa dulu membuatkan Allahyarham dikenali di seluruh negara serta menarik minat media," katanya ketika ditemui.

Menurut beliau, pemilihan nama datuknya akan memberi peluang kepada generasi muda di Benut untuk mengetahui sejarah penglibatan Allahyarham dalam politik dan pembangunan daerah ini.

Serentak dengan pengisytiharan tersebut, Kerajaan Pusat meluluskan peruntukan RM500,000 bagi kerjakerja menaik taraf untuk kemudahan orang ramai.

Konsep serta pelaksanaan projek itu dipertanggungjawabkan kepada MDP bagi menjadikan Dataran Dato Jalok setanding dengan dataran lain di seluruh negeri ini.

Dipetik dari Utusan Malaysia

untuk disewa – RUMAH SEMI-D @ <b>BENUT</b>, JOHOR – 63th Edition <b>...</b>

Posted: 26 Sep 2011 12:18 PM PDT

Rumah sewa

Salam 1Malaysia… Rumah Semi-D ini dibeli pada pertengahan tahun 2010. Sesuai kepada penyewa berkeluarga(muslim) yang bekerja disekitar Benut @ Pontian. Berdekatan dengan MRSM dan bandar Benut. Sewaan rumah ini beserta dengan sebahagian barang / keperluan untuk seisi rumah yang lengkap.

SPESIFIKASI;
- keluasan lantai; 2110 sq ft
- keluasan tanah; 3200 sq ft
- Porch untuk 2 buah kereta
- Keluasan dalaman rumah amat selesa(ketinggian lantai dengan
siling: 12″)
- Mempunyai ruang dalaman yang lengkap;
* ruang tamu * ruang family * ruang makan * dapur * 4 bilik tidur
* 3 bilik air * terrace 10X13″
- kemasan siling kapur, cornice dan arc untuk setiap ruang dalaman
dan luaran(dome-ruangtamu/keluarga).
- kemasan warna dinding rumah berbeza mengikut ruang.
- kemasan jubin seramik(16″) untuk semua ruang dalaman,
porch, terrace dan kaki lima.
- grill wrought iron(personel idea) untuk semua tingkap, pintu,
sliding/dapur & pintu pagar.
- pengubahsuaian dining hall.
- penambahan terrace(10X13″)
- penambahan dapur(10X33″)
- fully kitchen carbinet(atas bawah-14″)
- pagar konkrit
- 10 unit kipas siling

KEMUDAHAN YANG DISEDIAKAN;
- set bilik tidur (bilik no 2 dan 4)- meja makan( 6 org)
- set kerusi, almari sudut dan carbinet tv untuk ruang keluarga
- almari/cermin di dapur
- water heater
- hood n hob

LOKASI;
no. 35, taman sanglang jaya. benut, johor.17KM ke pontian, 5KM ke benut. 4KM ke MRSM dan 1KM ke pekan sanglang.

HARGA SEWA;
RM790 sebulan

kepada yang berminat, sila hubungi/SMS untuk pertanyaan/temujanji;
019 4446009 – lu'lu
019 3176009 – mizan

By rumahsewa.com

01 di parit yani - Google Blog Search

01 di parit yani - Google Blog Search


Tanjungpinang Pos | Jujur, Jernih dan Akurat » Tersesat <b>di</b> <b>...</b>

Posted: 05 Oct 2011 07:21 PM PDT

GUBERNUR: Inilah Komplek Kantor Gubernur Kepri di sebelah barat Pulau Dompak, dilihat dari udara. Kantor ini sudah hampir selesai pembangunannya dan ditargetkan tahun 2012 nanti teraju Pemerintahan Provinsi Kepri sudah dilaksanakan di pulau tersebut.

Kelak, Sebuah Kota Modern Lahir di Sini

DALAM waktu beberapa tahun ini wajah Dompak berubah total. Kini, di pulau itu terdapat sejumlah bangunan vital yang nantinya menjadi pusat kendali pemerintahan di Provinsi Kepri. Karena itu sarana prasarananya seperti jalan raya sudah selesai dibangun. Saking luas dan lebarnya jalan raya itu, kalau tidak ingat jalan masuk bisa tersesat dan tak tahu jalan pulang.

Sigit Rachmat, Tanjungpinang

Sang surya mulai tergelincir dari singgasananya, saat saya memutuskan akan menyeberang ke Pulau Dompak melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda empat bergandan rendah. Mobil atau sepeda motor kini bisa sampai ke Dompak menyusul selesainya pembangunan Jembatan III dan Jembatan II.

Jembatan itu bisa ditempuh sekitar 5-10 menit dari Kampus Stisipol ke arah selatan. Meski jembatan sudah selesai, beberapa teman menyarankan kalau mau ke pulau itu dengan mobil, sebaiknya pakai mobil yang gardannya tinggi.

''Kalau mau ke Dompak pakai mobil, bagusnya pakai yang gardannya tinggi,'' kata seorang teman yang sudah lebih dulu ke Dompak melalui jalan darat.

Saran itu disampaikan karena jalan penghubung yang terletak di antara Jembatan III dan Jembatan II masih belum diaspal. Karena belum diaspal itu di sejumlah titik badan jalan tergerus air. Sehingga menciptakan alur seperti parit yang mengiris badan jalan. Tapi saya nekad saja memakai mobil yang letak gardannya rendah. Pikiran saya, coba dulu kalau tak bisa ya patah balik.

Didorong rasa keingintahuan tentang kondisi pulau itu terkini, untuk kesekian kalinya saya kembali mendatangi pulau yang terletak di selatan Kota Tanjungpinang dengan luas sekitar 1.000 hektar. Jika sebelumnya saya menggunakan pompong dan sampan kotak untuk menuju pulau itu, kali ini saya menggunakan kendaraan roda empat.

Dari arah Kampus Stisipol Raja Haji, saya menyusuri jalan beraspal mulus ke arah selatan. Jalan aspal ini mentok pada sebuah bangunan lama, dan aspal terputus di sini. Karena mentok, belok kanan sedikit terus berbelok ke kiri dan di balik bangunan ini jalan aspal tersambung lagi. Terus saja ke arah selatan dan belok kanan lagi pada simpang pertama yang beraspal.

Hanya beberapa ratus meter menyusuri jalan yang beraspa mulus itu, saya berjumpa dengan jembatan yang melengkung seperti busur panah. Lengkungan di atas itu masih kasar dan masih menunggu sentuhan terakhir.

Walau masih kasar tapi jembatan itu sudah bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih. Dari jalan masuk dekat Stisipol sampai jembatan membutuhkan waktu kurang dari 20 menit.

Selepas jembatan yang panjangnya beberapa ratus meter itu, saya berjumpa dengan jalan tanah merah. Saya langsung ingat ucapan teman sebelum berangkat tadi. Benar ucapannya, bahwa di antara Jembatan III ke Jembatan II yang belum diaspal atau masih tanah keras, terlihat beberapa ruas jalan bekas digerus air dengan kedalaman bervariasi.

Agak ragu-ragu juga untuk melaluinya, tapi rasa ingin tahu menepikan keraguan. Sekali lagi, coba dulu dan ternyata bisa dilalui meski dengan ekstra hati-hati. Silap sedikit bisa nyangkut sampai malam di jalan ini. Jalan penghubung antara Jembatan III dan Jembatan II ini menjadi salah satu kendala yang harus segera diatasi.

Sebab, inilah satu-satunya jalan darat yang menghubungkan antara Pulau Bintan dengan Pulau Dompak. Jalur lainnya yaitu Jembatan I hingga kini nasibnya masih belum jelas. Ketersediaan anggaran menjadi solusi tunggal.

Agar pusat teraju pemerintahan bisa dilaksanakan dengan baik di Pulau Dompak. Sementara, anggota DPRD Kepri, Hotman Hutapea di harian ini, Kamis (29/9) lalu menyatakan dalam APBD-P 2011 ini anggaran untuk finishing perkantoran di Dompak mendapat jatah sekitar Rp30 miliar.

Tambahan anggaran Rp30 miliar ini hanya untuk menyelesaikan sisa proyek yang tinggal tiga persen lagi pengerjaanya. Sedangkan untuk pengerjaan yang lainnya, termasuk landscape dan infrastruktur pendukung tetap pada anggaran tahun 2012 mendatang.

Fakta yang saya temukan, bahwa jalan raya antara Jembatan III dan Jembatan II merupakan infrastruktur yang menjadi nadi ke Dompak dan masih berupa tanah merah yang dikeraskan.

Jika hujan tanah ini menjadi lumpur yang lengket dan saat kering menjadi rapuh dan berdebu. Sekaligus menyebabkannya mudah tergerus air dan membuat parit yang melintang di jalan seperti yang saya jumpai di lapangan.

Sulit dicerna dengan akal sehat, jika kepindahan aktivitas pemerintahan Provinsi Kepri harus dilaksanakan di Dompak tahun ini juga. Sementara infrastruktur jalannya, khususnya jalan raya yang terletak di antara Jembatan III dan Jembatan II tidak dibenahi terlebih dulu.

Tersesat di Pulau Dompak

Soal pindah atau tidak pada tahun ini, tentu bukan urusan saya. Kalau terbit berita di koran tempat saya bekerja ini mengenai rencana pindah tersebut, itu memang tugas saya dan teman-teman menyampaikan informasi.

Setelah menyeberangi Jembatan II, yang di sebelah kirinya terdapat pelabuhan roro yang akan menjembatani Tanjungpinang dengan Karimun, sampailah di Pulau Dompak. Dompak kini, jauh sekali bedanya dengan Dompak yang pernah saya kunjungi.

Selain sudah bisa ditempuh dengan jalan darat, pulau ini juga sudah dilengkapi dengan jaringan jalan raya dua jalur yang lebarnya puluhan meter. Jauh lebih lebar dibandingkan dengan semua jalan raya yang ada di Kota Tanjungpinang.

Tak hanya lebar, di jaringan jalan raya itu juga tidak ditemukan tikungan patah atau bundaran yang kedudukannya tidak sentral seperti Simpang Pamedan A Yani Tanjungpinang.

Jika saja nantinya jaringan listriknya tidak bergelantungan di atas tiang, maka Dompak yang sebelum disentuh Pemprov Kepri adalah wilayah paling tertinggal di Kota Tanjungpinang, akan menjadi wilayah paling moderen di kota ini yang memiliki karakter kuat dan dirancang pemerintah.

Karena, umumnya kota baru di Indonesia yang memiliki karakter kuat dirancang dengan baik dibangun oleh swasta. Bukan oleh pemerintah, yang sebenarnya memiliki badan perancang yang kerap disebut dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan.

Namun, kota-kota yang ada ternyata perkembangan lebih secara alami dan kurang terencana. Kecuali, Bagan Siapi-api sebagaimana sudah ditulis oleh Dirut PLN, Dahlan Iskan di jaringan media JPNN. Dompak segera menyusul Bagan Siapi-api.

Bukan tidak mungkin, dalam waktu beberapa tahun ke depan Dompak akan berkembang menjadi sebuah kota kecil yang maju. Sekaligus menjadi destinasi baru wisata di Tanjungpinang, yang jumlahnya wisatawannya terus menukik tajam dari tahun ke tahun. Meski jumlah anggarannya naik terus di dinas terkait.

Kemungkinan menjadi destinasi wisata sebagaimana laiknya kawasan Putra Jaya di Kuala Lumpur, Malaysia itu sudah mulai terlihat sejak saat ini. Ketika saya berpusing-pusing di Dompak dan berhenti hanya untuk mengambil foto, saya sempat didatangi dua orang wanita yang mengendarai sepeda motor.

''Maaf, Pak, mau tanya. Jalan keluarnya ke mana ya"?
Jalan keluar apa ? Saya balik bertanya, ''Maksud Ibu, jalan keluar yang mana"?
''Keluar Pulau Dompak, Pak".

Diteruskannya, waktu mereka masuk dari Jembatan II mereka lupa membuat tanda diingatannya di mana jalan masuknya. Mereka terus masuk dan menemukan jalan raya yang lebar dengan dua jalur. Karena terlalu bersemangat menikmati lebarnya dan mulusnya jaringan jalan itu, mereka lupa jalan untuk balik. Maklumlah, semua jalan itu belum diberi rambu dan belum diberi nama.

Karena itu dalam sebuah perbincangan dengan teman-teman di Komunitas Penyair dan Pemusik Tanjungpinang, Pelasah, mereka menyarankan agar nama-nama jalan di Pulau Dompak dan jembatan ke pulau itu dinamai.

Nama yang disarankan, adalah nama-nama pahlawan Proklamasi Kemerdekaan RI di Tanjungpinang, yang belum lama ini ditemukan pakar sejarah Kepri, Aswandi Syahri.

''Alangkah baiknya jika nama-nama jalan di Dompak dan nama jembatan itu menggunaan nama pejuang Proklamasi di Tanjungpinang. Seperti Hasjim Ali, dan lain-lainnya. Hal itu sekaligus menjadi apresiasi kita kepada mereka," ujar Tigor yang didukung Teja, Abang Ibrahim, Roy dan lainnya.

Kepada dua wanita sayapun mengarahkan dengan isyarat tangan. Saya arahkan dari depan gedung itu harus mengambil jalan ke kanan dan saat menjumpai persimpangan, ambil ke kanan lagi.

Terus saja, nanti akan berjumpa dengan Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah). Kalau sudah jumpa kampus itu, ikuti saja jalannya hingga berjumpa kembali dengan Jembatan II. Sambil tersenyum, kedua wanita itu mengucapkan terima kasih dan menyalakan mesin sepeda motornya.

Kampus Umrah yang terletak tak jauh dari Jembatan II menjadi bangunan pertama yang akan dijumpai saat masuk ke pulau ini. Setelah itu Gedung DPRD Kepri di sisi selatan, Masjid Raya di sisi utara Dompak dan Kantor Gubkepri di sisi barat. Artinya, antara Kantor Gubkepri dan Gedung DPRD Kepri letaknya berseberangan.

Obyek Wisata

Saat kembali dari Pekanbaru akhir pekan lalu, gambaran seperti itu terlihat jelas dari udara. Memandang dari udara memang selalu menghasilkan sensasi yang berbeda. Itu sebabnya saat terbang, yang hanya beberapa kali setahun, saya selalu sempatkan membawa kamera walaupun hanya kamera poket.

Dari udara terlihat juga, perkampungan masyarakat asli Dompak di ujung selatan pulau masih tetap ada. Kawasan ini juga masih hijau dan kabarnya segera diubah menjadi sebuah kawasan wisata moderen.

Informasi yang saya terima dari sumber yang valid, investasi pengembangan kawasan wisata di pulau ini bernilai hingga sekitar Rp1 triliun.

Seorang pengusaha lokal menggandeng sejumlah pengusaha asing, untuk mengubah Dompak dari kolam lumpur bekas penambangan bauksit menjadi destinasi wisata modern.

Barangkali ke depan, Dompak bisa seperti Putra Jaya di Kuala Lumpur, Malaysia yang tak hanya sekedar menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Malaysia. Tapi juga menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi wisman saat ke Malaysia.

Yang mungkin agak berbeda, waktu saya ke Putra Jaya saya lihat ada lapangan luas yang bisa digunakan siapapun untuk beristirahat atau untuk mengambil foto megahnya gedung Perdana Menteri Malaysia.

Sementara di Pulau Dompak lokasi yang berfungsi sama seperti itu belum terlihat. Dari udara saya melihat antara Kantor Gubkepri dengan Gedung DPRD Kepri memang ada lahan luas yang dikepung jaringan jalan raya. Belum jelas, apakah tempat ini akan menjadi wilayah publik atau taman kota atau akan dihutankan kembali.

Ada atau tidaknya fasilitas publik di Pulau Dompak, yang jelas sejak saat ini publik sudah mulai menikmati infrastruktur yang ada di pulau ini. Paling tidak, dua unit jembatan yang sudah jadi sudah dimanfaatkan.

Waktu saya mau masuk ke Dompak, sejumlah warga terlihat duduk-duduk di sepanjang pagar jembatan. Ada yang berpasangan, ada juga yang membawa anak dan ada juga yang membawa joran pancing.

''Teman-teman bilang di sini banyak ikannya. Saya sendiri belum coba mancing dari jembatan ini (Jembatan III) nantilah saya coba," ujar warga Tanjungpinang, Herman yang sedang jogging di jembatan itu.

Menjelang saya masuk kendaraan, Herman sempat menyampaikan harapannya, agar di Pulau Dompak terdapat fasilitas publik lainnya selain jalan, jembatan dan masjid. Semoga saja harapannya bisa terwujud nantinya.

Bagi Anda yang ingin jalan-jalan di Pulau Domak, jangan lupa menandai jalan masuknya di sekitar Jembatan II. Itu penting agar Anda tidak tersesat di Pulau Dompak. Tetapi saya merasakan kebanggan meski ada dua wanita yang tersesat jalan keluar.

Paling tidak mereka tersesat di bakal sebuah kota yang maju dan moderen. Kelak, kalau suatu saat nanti Dompak benar-benar menjadi kebanggaan Provinsi Kepri, saya hanya berdoa semoga tak ada lagi yang tersesat. Khususnya para pejabat yang lupa kenyamanan fasilitas Dompak dan tersesat dengan tugasnya.***

01 di mersing - Google Blog Search

01 di mersing - Google Blog Search


our life together~: ~1st Jamuan <b>di Mersing</b>

Posted: 14 Sep 2011 10:46 PM PDT

Ni citer pasal last week.....x silap last khamis,student2 abah dtg nak beraya umah kami..dr kami duk kg lagi dorang sebok kol nak dtg beraya kat umah.Bila sampai je di Mersing laju lagi dorang kol...terus dorang set nk dtg khamis mlm..kebetulan lak hari tu ibu x sihat..tp nak wat cemaner layanzzz jelah...x kan nk cancel.maka ibu gagah kan jugak bdn ni..buat yg simple2 jerk...ibu wat spagheti,kek&punch koktel jerk..tu pon buat2 keje kejap,pi baring.mmg dah x larat sgt hr tu..

 ni jelah yg mampu ibu buat....masa student2 dtg ibu terbaring dlm bilik mmg x keluar langsung...dlm 30org lah student yg tp semua lelaki...haha...nanti ibu publish gmbr kami pi raya ramai2 dlm ilp ni lak ye...

01 di senai - Google Blog Search

01 di senai - Google Blog Search


<b>DI</b> SINI BERMULA PERJALANANKU BERSAMA FIREFLY | MY <b>...</b>

Posted: 04 Oct 2011 10:53 PM PDT

Setelah entri kelayakan MERAKAM DETIK-DETIK TERINDAH DI SELANGOR untuk menyertai My Selangor Story Contest ini dinilai, aku berjaya TERPILIH SEBAGAI TOP 30 BLOGGERS MY SELANGOR STORY 2011.

Maka, perjalananku ke Selangor bermula pada 28 September lalu tepat jam 6.20 pagi. Aku melangkah keluar dari bilik penginapan menghala ke arah sebuah teksi berwarna merah yang sedang menungguku di kawasan parking kolej kediamanku.

 Gambar sekadar hiasan. Kredit: infotaxi

Perjalanan menuju ke perhentian bas Taman Sri Putri, Skudai, hanya mengambil masa 10 minit dan aku membayar RM15 kepada pemandu teksi (mahal sikit kerana aku telefon teksi datang dan mereka caj perjalanan lewat malam. Harga biasa RM8 sahaja).  Di sini, aku perlu menunggu bas untuk ke Lapangan Terbang Antarabangsa Sultan Ismail, juga dikenali sebagai Lapangan Terbang Antarabangsa Senai.

Menurut maklumat yang terdapat pada laman web Lapangan Terbang Antarabangsa Senai, terdapat 3 jenis perkhidmatan bas dari Larkin ke  lapangan terbang, di mana bas mula bergerak dari Larkin, Johor Bahru mulai jam 6 pagi dengan selang masa 15-20 minit setiap jenis bas.

Tiba di perhentian bas lebih kurang jam 6.30 pagi. Aku sabar menanti sehingga jarum jam bergerak ke angka tujuh. Aku sudah hilang kesabaran dan sudah tidak senang duduk, risau kerana bas masih tak kunjung tiba. Kapal terbang akan berlepas jam 8.45 pagi, maknanya aku perlu berada di lapangan terbang sekurang-kurangnya jam 7.45 pagi.

Dalam kerisauan, otakku ligat memikirkan cara terbaik dan paling cepat untuk tiba di lapangan terbang tepat pada masanya. Ada 3 pilihan:

1. Telefon kawan minta tolong hantar

2. Gunakan perkhidmatan teksi

3. Naik bas ke perhentian bas Senai dan kemudian naik teksi ke lapangan terbang.

 Gambar sekadar hiasan. Kredit: majujc

Ketika aku sedang berfikir, muncul bas yang menuju ke Senai dan Kulai. Maka aku memilih pilihan yang ke-3. Pilihan pertama tak dipilih, kerana memikirkan tempoh masa yang diperlukan oleh kawan untuk bersiap dan kemudian ambil aku di perhentian bas. Ini akan memakan masa selain daripada mungkin kawan sedang lena tidur. Pilihan kedua pula, akan menelan kos perbelanjaan yang tinggi. Biasalah, teksi. :(

15 minit berikutnya, tiba di perhentian bas Senai dan terus menuju ke arah teksi yang berada di situ. Melalui perbualan dengan pemandu teksi, baru aku tahu bahawa pada hari-hari biasa (Isnin-Jumaat), memang sangat susah nak dapat bas pergi ke lapangan terbang kerana tak ramai orang ke sana kecuali pada hari Sabtu dan Ahad. Uhuh….nasib baik aku tak tunggu lebih lama. Aku kemudian membayar RM15.00 kepada pemandu teksi tersebut. Menurutnya, kalau naik teksi lain lagi mahal, RM 22.00. Bunyinya macam best je, konon-konon murah lah. Yang sebenarnya aku telah ditipu, RM15.00 yang aku bayar ini juga mahal. Akan diceritakan pada entri akan datang, bagaimana aku boleh tahu harga sebenar dari perhentian bas Senai ke Lapangan Terbang Senai. (Sedih bila dapat tahu kena tipu. Ceh! Sabar je lah) :(

Tiba di lapangan terbang tepat jam 7.30 pagi. Alhamdulillah, lega rasanya dah sampai. Aku terus check in dan kemudian bergerak ke balai pelepasan. Keadaan agak lengang pada ketika itu.

Jam 8.25 pagi, mula bergerak ke dalam perut kapal terbang Firefly. Inilah kapal terbang yang aku naiki. Gambar di ambil dari balai pelepasan.

Dalam perjalanan ke Subang ketika sedang asyik menghayati pemandangan, seorang pramugari datang menghampiriku:

Pramugari: "Miss, muffin or peanuts?"

Aku pilih peanuts secara spontan. Lepas tu rasa menyesal pula, sebab gigiku sedang sakit kerana gigi bongsu baru nak tumbuh. Patutnya pilih muffin tadi. Takpe, balik aku pilih muffin pula.

Kemudian, seorang lagi pramugari bertanya: "Guava juice or lemon juice?"

Pilihanku – Guava juice.

Sebenarnya, ini merupakan pengalaman pertamaku bersama Firefly. Sebelum ini sudah 3 kali penerbanganku bersama Air Asia (untuk ke Beijing, Pulau Pinang dan Tawau). Pandanganku secara peribadi, penerbangan ke Subang bersama Firefly berjalan dengan lancar. Cuaca agak baik dan keadaan di dalam pesawat sangat tenang dengan alunan muzik dari corong radio. Pramugari cantik, ramah dan mesra. Perjalanan selama 1 jam tak terasa dek kerana kerusi yang empuk, agak besar dan selesa. Tahu-tahu je pesawat dah nak mendarat. Tak puas rasanya menikmati pemandangan indah di luar pesawat. Sememangnya aku suka melihat keindahan ciptaan Allah s.w.t. Terasa kebesaranNya mencipta langit dan bumi untuk khalifahnya.

Perjalananku untuk My Selangor Story Contest 2011 semakin hampir. Pesawat mula mendarat dan aku melangkah keluar dari pesawat, diiringi oleh senyuman manis pramugari yang mengucapkan "thank you".

Terima kasih kepada Firefly kerana menaja penerbanganku dari Lapangan Terbang Antarabangsa Senai, Johor ke Sky Park Terminal, Subang, Selangor ini yang berharga RM97.95.

Info Tambahan mengenai Firefly:

Nama Firefly (dalam bahasa Mandarin fei ying; dalam bahasa Malaysia membawa maksud kunang-kunang) dipilih kerana menggambarkan sistem penerbangan yang tangkas, bergemerlapan, menarik dan menyeronokkan.

Bersambung di entri berikutnya, pertemuanku dengan krew dan juga peserta-peserta lain My Selangor Story Contest 2011 di Sky Park, Subang.

Terima kasih kepada para penaja My Selangor Story Contest 2011:

Sya Isya memerlukan vote anda untuk memenangi contest ini. Untuk vote:

1. Klik link ini: http://www.myselangorstory.com/di-sini-bermula-perjalanan-my-selangor-story-2011-bersama-firefly/

2. Klik gambar love mengikut rating yang anda mahu berikan. Digalakkan untuk klik love yang paling kanan Maksudnya korang bagi aku markah penuh. Terima kasih daun keladi.

3. Contoh gambar love yang akan tertera adalah seperti di bawah ini:


Klik sekali sahaja pada gambar love yang paling kanan sekali.

4. Satu hari boleh klik sekali je. Esoknya, korang boleh vote lagi. Dan begitulah seterusnya. Nak vote setiap hari? Memang dialu-alukan.

5. Terima kasih kerana support Sya Isya Love you all. Muah!.

Jom baca entri ni pun best juga:

Related posts:

  1. TERPILIH SEBAGAI TOP 30 BLOGGER MY SELANGOR STORY 2011
  2. MERAKAM DETIK-DETIK TERINDAH DI SELANGOR
  3. YOUR URL STORY: ASAL USUL URL BLOG AKUMERPATIPUTIH.BLOGSPOT.COM (KENAPA AKU PILIH AKUMERPATIPUTIH)
  4. LE TOUR DE LANGKAWI KE-16 (LTdL 2011) BERMULA ESOK: HADIAH WANG TUNAI HAMPIR RM 1 JUTA DITAWARKAN
  5. SPECIAL POST: PENGALAMAN BERSAMA AIR ASIA

01 di endau - Google Blog Search

01 di endau - Google Blog Search


Blog Shaffik » Dua Hari <b>Di Endau</b> Beach Resort.

Posted: 04 Oct 2011 10:05 AM PDT

Hujung minggu lepas aku, isteri dan anak sempat meluangkan masa bercuti di Endau Beach Resort. Percutian kali ini bersama-sama rakan-rakan sekelas waktu sekolah dulu. Inilah masa yang dinanti-nantikan. Jadi aku mengambil peluang ini untuk bertemu kembali dengan rakan-rakan sekolah yag lama. Memang lama aku menantikan peluang sebegini. Maklumlah, kali terakhir kite orang "piknik" macam ni masa sekolah dulu. Kira-kira lebih 10 tahun dulu. Lama tu.

Segala tugas telah di bahagikan. Mana yang urus bab makan, urus bab makan. Aku pula mencari lokasi percutian kali ini. Aku memilih Endau Beach Resort. Tidak banyak informasi yang aku dapat tentang resort ini di Internet. Laman web rasmi pun hanya ada gambar yang terhad. Ada juga tanya, kawan-kawan yang dah menjejakkan kai di sana. Rata-rata mengatakan Endau Beach Resort terbaik untuk di duduki berbanding resort di sekitarnya.

Endau Beach Resort terletak di Lot 321, Penyabong, Endau 86900, Johor Darul Takzim. Pantai yang berdekatan dengan resort ini adalah Pantai Pasir Lanun. Pantai Pasir Lanun memang sesuai untuk bermandi manda kerana pantainya yang landai dan amat sesuai untuk seisi keluarga. Pantainya masih bersih dan sememang patut di kunjungi.

Untuk makan-makan pula, jangan risau, di sekitar Endau Beach Resort ada banyak Restoran. Ada di sediakan sarapan pagi, tengahari dan malam. Yang pasti ada Nasi Dangang POWER dan pulut panggangnya yang sedap. Kena keluar pagi-pagi sikit, kalau lewat memang melepas.  Jika nak pihak resort sediakan makanan pun boleh. Kalau tak silap minimum 20 orang. Jadi tak perlu risau untuk dapatkan makanan di sini. Semuanya mudah.

Terima Kasih diucapkan kepada pengurusan Endau Beach Resort yang tidak jemu-jemu melayan kerenah kami. Nak tempat BBQ laa, nak karaoke laa, nak bilik dekat-dekat la, nak seterika la, nak kettle laa. Macam-macam lagi. Alhamdullilah, brother Endua Beach Resort melayan kami dengan tenang. Bermula dari aku membuat tempahan sehinggalah kami pulang. Servis memang terbaik. (siap bakarkan arang tu untuk BBQ tu ) terbaik. Dengan bayaran RM150 (2 hari 1 malam) untuk bilik, memang berbaloi. RECOMMENDED. THUMB UP!!! :)

Apapun, percutian singkat kali ini amat bermakna untuk kami semua. Penuh dengan gelak suka suki sepanjang percutian kami. Memang tak lekang dengan senda gurau antara kami. Memang inilah yang aku rindukan. Maklumlah bila dah lama tak berjumpa kan, macam-macam cerita yang keluar. Pelbagai tokok tambah yang di selitkan di setiap perbualan kami untuk menyedapkan bait-bait perbualan sesama kami.  Ditambah pula si tukang karut yang berkaliber. Lagi haru biru dibuatnya. Memang best. Memang ini satu kenangan yang tidak dapat di lupakan sepanjang bersama-sama di Endau Beach Resort. Hai, bila lagi nak merasai pengalaman macam ni lagi. Harap aku dapat bersama mereka lagi di lain waktu dan ketika.

Related Posts with Thumbnails

Entri Yang Menjadi Pilihan

Dapatkan Berita Yang Terkini Terus Ke Kotak Email Anda, Masukkan Email Address Anda:

01 di lok heng - Google Blog Search

01 di lok heng - Google Blog Search


Bazar Ramadhan <b>Gelang Patah</b>, Johor. | terajubintang7

Posted: 06 Aug 2011 06:26 AM PDT

03 Ramadhan 1432H / 03 Ogos 2011


Assalammualaikum dah Hi buat kawan-kawan. Selepas entry Bazar Ramadhan yang pertama kami lawati iaitu Bazar Ramadhan @mart Kempas, Bazar Ramadhan ke-2 yang kami lawati kali ini ialah Bazar Ramadhan Gelang Patah, Johor pula. 
Di sini memang menjadi tumpuan sekeliling penempatan kawasan berdekatan. Mana tidaknya, dari Nusajaya, PTP, KSAB, Taman Nusantara, Penduduk asal Gelang Patah, Mahupun Pontian dan warga Singapura kalau menyingah balik kerja tu, mereka akan menuju ke sini untuk membeli juadah berbuka puasa.
Tak nak banyak cerita, Gambar di bawah menceritakan segalanya.





Target kali ini, kami nak beli Kuih Talam dan Murtabak. Tidak mengecewakan, Kami dapat membelinya di sini. Rasa memang sedap dan memuaskan. Kalau tak percaya, kawan-kawan boleh cuba. Harga Murtabak saiz kecil RM4.50 satu. Kuih Talam 3 keping RM1.00. Baiklah, sampai sini sajalah cerita Bazar Gelang Patah, Johor ini. Jumpa di entry akan datang dengan Bazar ramadhan di tempat lain. Sekian
Maklumbalas anda dialu-alukan pada ruangan komen.

01 di labis - Google Blog Search

01 di labis - Google Blog Search


Paul <b>Labis</b>: Embedded Jetty in Spring MVC, IoC/<b>DI</b>

Posted: 26 May 2010 09:41 AM PDT

I was trying to configure embedded jetty in a spring application that implements MVC(Model View Controller). I want to utilize single spring applicationContext xml file for IoC(Inversion of Control) and DI(Dependency Injection) on dispatcher servlets.

The goal is to be able to use or reference beans configured/located on already been loaded spring application context. Read and understand my resolution below.

This is what my main method look like:

LOG.info("Application starting");
_applicationContext = new ClassPathXmlApplicationContext(_resourceLocations);

_webServer = new Server();
SelectChannelConnector connector = new SelectChannelConnector();
connector.setHost("localhost");
connector.setPort(8080);
_webServer.addConnector(connector);

WebAppContext webAppContext = new WebAppContext(_webServer, "path to web app folder", "/");

GenericWebApplicationContext webApplicationContext = new GenericWebApplicationContext();
webApplicationContext.setServletContext(webAppContext.getServletContext());
webApplicationContext.setParent(_applicationContext);

webAppContext.getServletContext().setAttribute(WebApplicationContext.ROOT_WEB_APPLICATION_CONTEXT_ATTRIBUTE, webApplicationContext);
webApplicationContext.refresh();

ServletHandler servletHandler = new ServletHandler();

ServletHolder servletHolder = new ServletHolder(new DispatcherServlet());
servletHolder.setName("dispatcher");
servletHandler.addServlet(servletHolder);

ServletMapping servletMapping = new ServletMapping();
servletMapping.setServletName(servletHolder.getName());
servletMapping.setPathSpec("*.htm");
servletHandler.addServletMapping(servletMapping);

webAppContext.setServletHandler(servletHandler);
_webServer.addHandler(webAppContext);

RequestLogHandler logHandler = new RequestLogHandler();
NCSARequestLog ncsaLog = new NCSARequestLog();
ncsaLog.setExtended(true);
ncsaLog.setFilename("logs/jetty-yyyy_mm_dd.log");
logHandler.setRequestLog(ncsaLog);
_webServer.addHandler(logHandler);

LOG.info("Starting main application context");
_applicationContext.start();

LOG.info("Starting Jetty Server");

try {
_webServer.start();
} catch (Exception e) {
// TODO Auto-generated catch block
e.printStackTrace();
}

LOG.info("Application started");
return null;

 The idea is that DispatcherServlet's context is child context of  GenericWebApplicationContext which in turn is a child of ClassPathXmlApplicationContext. Explicitly invoking setParent() gives you the access to all beans from the web application context.

Hope this helps. Feel free to leave your comment or suggestions.

01 di kulai - Google Blog Search

01 di kulai - Google Blog Search


Paul <b>Labis</b>: Embedded Jetty in Spring MVC, IoC/<b>DI</b>

Posted: 26 May 2010 09:41 AM PDT

I was trying to configure embedded jetty in a spring application that implements MVC(Model View Controller). I want to utilize single spring applicationContext xml file for IoC(Inversion of Control) and DI(Dependency Injection) on dispatcher servlets.

The goal is to be able to use or reference beans configured/located on already been loaded spring application context. Read and understand my resolution below.

This is what my main method look like:

LOG.info("Application starting");
_applicationContext = new ClassPathXmlApplicationContext(_resourceLocations);

_webServer = new Server();
SelectChannelConnector connector = new SelectChannelConnector();
connector.setHost("localhost");
connector.setPort(8080);
_webServer.addConnector(connector);

WebAppContext webAppContext = new WebAppContext(_webServer, "path to web app folder", "/");

GenericWebApplicationContext webApplicationContext = new GenericWebApplicationContext();
webApplicationContext.setServletContext(webAppContext.getServletContext());
webApplicationContext.setParent(_applicationContext);

webAppContext.getServletContext().setAttribute(WebApplicationContext.ROOT_WEB_APPLICATION_CONTEXT_ATTRIBUTE, webApplicationContext);
webApplicationContext.refresh();

ServletHandler servletHandler = new ServletHandler();

ServletHolder servletHolder = new ServletHolder(new DispatcherServlet());
servletHolder.setName("dispatcher");
servletHandler.addServlet(servletHolder);

ServletMapping servletMapping = new ServletMapping();
servletMapping.setServletName(servletHolder.getName());
servletMapping.setPathSpec("*.htm");
servletHandler.addServletMapping(servletMapping);

webAppContext.setServletHandler(servletHandler);
_webServer.addHandler(webAppContext);

RequestLogHandler logHandler = new RequestLogHandler();
NCSARequestLog ncsaLog = new NCSARequestLog();
ncsaLog.setExtended(true);
ncsaLog.setFilename("logs/jetty-yyyy_mm_dd.log");
logHandler.setRequestLog(ncsaLog);
_webServer.addHandler(logHandler);

LOG.info("Starting main application context");
_applicationContext.start();

LOG.info("Starting Jetty Server");

try {
_webServer.start();
} catch (Exception e) {
// TODO Auto-generated catch block
e.printStackTrace();
}

LOG.info("Application started");
return null;

 The idea is that DispatcherServlet's context is child context of  GenericWebApplicationContext which in turn is a child of ClassPathXmlApplicationContext. Explicitly invoking setParent() gives you the access to all beans from the web application context.

Hope this helps. Feel free to leave your comment or suggestions.

01 di pagoh - Google Blog Search

01 di pagoh - Google Blog Search


PELAJAR UPM TURUN PADANG <b>DI PAGOH</b> - iNFO:LEDANG

Posted: 29 Jul 2011 03:22 PM PDT

Bertemakan 'Dari Gedung Ilmu ke Lapangan', program itu menjadikan kawasan Parlimen Pagoh di Johor sebagai lokasi dua fasa sebelum ini iaitu pada 16 dan 17 serta 23 dan 24 Julai lalu.

Program anak angkat itu pada 16 dan 17 Julai diadakan di Kompleks Penghulu Grisek manakala pada 23 dan 24 Julai secara serentak di Dewan Serbaguna Kundang Ulu serta Dewan Terbuka Perladangan Peserta Felcra Kundang Ulu.

Acara kemuncak akan diadakan di lokasi sama pada hari ini (30 Julai) sempena majlis Pelancaran Program Kesihatan dan Doktor Masuk Kampung yang akan dirasmikan Timbalan Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin.

Ia memberi peluang kepada orang ramai untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kesihatan melalui pameran dan demonstrasi mengenai penyakit berkaitan gaya hidup yang dijalankan sepanjang program diadakan.

Terdapat pelbagai aktiviti yang telah dianjurkan oleh FPSK UPM sepanjang kempen itu antaranya ceramah berkaitan kesihatan, kerjaya, motivasi, kuiz dan peraduan mencipta poster.

Selain itu ialah mengarang esei mengenai kesihatan, pertandingan mewarna dan sukaneka untuk kanak-kanak, pertandingan futsal, sepak raga bulatan, pertandingan memasak serta gubahan bagi wanita dan juga program saringan kesihatan.

Pengarah program tersebut, Prof. Dr. Latiffah A. Latiff berkata, program anak angkat itu bertujuan membuka peluang kepada masyarakat setempat mengemukakan masalah kesihatan selain membentuk masyarakat yang sihat dan prihatin terhadap penjagaan kesihatan.

"Apa yang lebih penting kita mahu memperkasakan penglibatan fakulti dalam komuniti dengan menjalankan perkhidmatan perubatan kepada masyarakat luar bandar selaras dengan misi Masyarakat Sihat 1Malaysia," katanya dalam satu kenyataan baru-baru ini.

Hampir 150 orang terlibat dalam program kemuncak tersebut yang terdiri daripada pelajar, pakar-pakar klinikal dari pelbagai jurusan dan juga jururawat dalam menawarkan pelbagai perkhidmatan saringan kesihatan, perundingan, kaunseling serta rujukan secara percuma.

Dr. Latifah berkata, penglibatan FPSK secara langsung dapat mempromosikan fakulti tersebut yang telah melahirkan 809 doktor perubatan daripada 10 kohort di negara ini sejak penubuhannya pada tahun 1996.

Menurutnya, program itu juga dapat memberi pendedahan kepada bakal doktor perubatan UPM dalam berinteraksi dengan masyarakat pelbagai bangsa dan ragam.

Selain itu, tambahnya, masyarakat setempat boleh memanfaatkan peluang menjalankan pemeriksaan kesihatan secara percuma di samping mendapat khidmat-khidmat nasihat pakar perubatan daripada FPSK UPM.

"Seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, kesan rokok dan obesiti kepada kesihatan serta, kanser payu dara dan serviks (pangkal rahim)," ujarnya.

Program tersebut juga mendapat kerjasama Majlis Kanser Nasional (MAKNA), Pejabat Kesihatan dan Pejabat Daerah Ledang, Majlis Daerah Tangkak, Sekolah Menengah Agama Shamsuddiniah Kundang Ulu, Syarikat Perladangan Peserta Kundang Sdn. Bhd, Kemas Bahagian Ledang, RELA dan UMNO Cawangan Parit Medan.

Program itu juga turut melibatkan beberapa kampung dan taman perumahan di sekitar Pagoh seperti Kampung Ujong Tambak, Kampung Parit Medan, Kampung Sungai Sendok, Kampung Parit Tepi, Kampung Baru Gersek, Kampung Parit Simpang dan Kampung Parit Raja.

Selain itu ialah Kampung Parit Sawah, Kampung Parit Bukit Rahmat, Kampung Parit Surau, Kampung Parit Pelampung, Kampung Parit Tunggul, Kampung Penchu, Pekan Kundang Ulu, Kampung Melayu Kundang Ulu, Taman Bakri Kundang Ulu, Taman Wijaya Gersik dan kuarters Syarikat Perladangan Peserta Kundang Sdn. Bhd.

Dalam fasa kedua pada 16 dan 17 serta 23 dan 24 Julai lalu, para pelajar tahun tiga FPSK UPM membawa ibu bapa angkat dan empat hingga lima keluarga lain iaitu jiran keluarga angkat ke kem kesihatan Ia membabitkan 15 kampung sekitar Pekan Gersik dan Kundang Ulu.

Sementara itu penduduk Kampung Parit Raja, Pagoh, Muskiah Mohd. Don, 55, yang merupakan bidan kampung berkata, program tersebut diharap diteruskan demi manfaat penduduk.

"Ini memudahkan kami sebagai penduduk di sekitar mukim ini untuk menjalani pemeriksaan kesihatan berkala," katanya.

Rakannya, Tan Cheang Ang, 57, turut menyokong program tersebut dan sangat berpuas hati dengan perkhidmatan yang disediakan oleh pihak FPSK, UPM.

"Dengan adanya program ini saya dapat mengenali silang budaya yang berbeza serta mempelajari perkara baharu daripada pelajar UPM," katanya.

Penghulu Mukim Gersik, Ledang, Ishak Abu Bakar pula berkata, ini program pertama di mukim ini seumpamanya yang turut mengeratkan silaturahim sesama penduduk.

Pakar Radiologi dan Pensyarah Perubatan, Jabatan Pengimejan FPSK, UPM, Dr. Suraini Mohamad Saini berkata, hampir 400 penduduk kampung sekitar Mukim Ledang menjalani pemeriksaan imbasan organ dalaman.

"Ini menunjukkan penduduk kampung mempunyai kesedaran terhadap pentingnya mengadakan pemeriksaan," katanya.

SUMBER: UTUSAN MALAYSIA, 30 JULAI 2011

ads