Ahad, 16 Disember 2012

01 di kukup - Google Blog Search

01 di kukup - Google Blog Search


BLOG JOHOR: 01 <b>di kukup</b> - Google Blog Search

Posted: 29 Nov 2012 11:44 AM PST

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLOG JOHOR: 01 <b>di kukup</b> - Google Blog Search

Posted: 18 Nov 2012 11:42 AM PST

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

BLUES ANAK KEDAH....: TAMAN NEGARA PULAU <b>KUKUP</b>,JOHOR

Posted: 07 Nov 2012 06:09 PM PST

Pulau Kukup adalah salah satu kawasan paya bakau terbesar yang tidak didiami di dunia.dengan keluasan kira2 647 hektar dengan dataran lumpur berkeluasan 800 hektar Ia juga yang satu-satunya terletak di perairan Johor.
Pulau Kukup juga telah menerima pengiktirafan antarabangsa apabila diberi status 'Kawasan Paya Bakau Berkepentingan Antarabangsa' (tapak RAMSAR) oleh Biro Konvenysen Ramsar di Geneva.
Suatu legenda tempatan menceritakan kisah Pulau Kukup yang pernah menjadi tempat kediaman lima puteri bunian. Pada satu hari, salah seorang puteri itu jatuh cinta dengan seorang pelayar. Mereka melarikan diri dan satu sumpahan telah dikenakan ke atas Pulau Kukup.
Pulau itu ditenggelamkan oleh air laut. Setelah beberapa lama, pulau itu muncul kembali tapi kini ia diliputi kawasan paya bakau. Ramai yang cuba menduduki tempat ini, tetapi semuanya gagal. Ada yang mengatakan ini kerana pulau itu dihuni oleh makhluk ghaib.
Hari ini, Pulau Kukup menjadi tempat kediaman pelbagai hidupan flora dan fauna. Antaranya termasuk monyet yang cerdas, ikan belanak yangi hutan senyap, atau babi hutan yang sibuk bersama anak-anaknya.
Nikmati kecantikan taman negara ini, dan saksikan sendiri kecantikan ekosistem alam semulajadi paya bakau yang tidak didiami terluas di Johor!

BLOG JOHOR: 01 <b>di kukup</b> - Google Blog Search

Posted: 03 Dec 2012 08:13 AM PST

Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
URL Sumber Asal :-

Klik Disini: Mengusir Penat <b>di</b> Pantai <b>Kukup</b> Gunungkidul

Posted: 03 Dec 2012 08:13 AM PST


Selain suara debur ombak yang menenangkan hati, Pantai Kukup juga menyajikan pemandangan laut landai berpasir putih. Wisatawan juga bisa menangkap ikan hias di sela-sela karang berlumut hijau.

Nama Pantai Kukup sudah tidak asing lagi. Pantai ini menjadi pantai andalan Kabupaten Gunungkidul kedua setelah Pantai Baron. Letaknya 1 kilometer sebelah timur Baron, yakni di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, atau 25 kilometer dari Wonosari.
Setelah melewati jalan yang berliku-liku sampailah di tempat pemungutan retribusi. Dari sana, Anda akan dipandu papan yang mengarahkan ke Pantai Kukup. Saat memarkir kendaraan, pantai sudah terlihat anggun. Pagi hingga sore, ombak cenderung landai sehingga bibir pantai sangat cocok untuk beragam aktivitas menghilangkan rasa penat.
Pantai Kukup memiliki pulau karang yang dihubungkan jembatan. Di atas pulau ini dibangun sebuah pondok untuk berteduh dari terik matahari. Dari sana, pemandangan laut luas dan keindahan bibir pantai terlihat dengan jelas.
Tak kalah mengasyikkan, pengunjung bisa menghabiskan waktu berburu ikan hias di pinggir pantai yang ditumbuhi karang kecil tergenang air laut dangkal. Karang-karang ini menjadi rumah biota laut mulai dari ikan berwarna-warni, kepiting,  hingga rumput laut dan lumut hijau.
Areal ini kerap dimanfaatkan untuk menangkap ikan hias. Dengan menggunakan jaring kecil seharga Rp5.000 per buah yang banyak dijual oleh pedagang di seputaran pantai, anak-anak hingga dewasa bebas berburu ikan.
Jenis ikan di pantai ini beragam, mulai dari ikan bustun, kepe-kepe, butane, trigger, scorpion, buntal, dan masih banyak lagi. "Setiap hari ada ikan hias, meskipun setiap hari pengunjung menangkapnya. Jam 11.00-18.00 air surut, ikan kelihatan semua," kata Sumatno, Sekretaris Sarlinmas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Wilayah II Baron, Gunungkidul yang sehari-hari menjaga pantai Kukup.
Salah satu pengunjung, Purwito asal Kebakramat, Karanganyar, Surakarta mengaku senang berkunjung ke Pantai Kukup. Ini adalah pengalaman pertama bersama keluarga besarnya. Anak dan dua keponakannya asyik menjaring ikan. Sesekali Purwito juga larut ikut nyemplung. "Asyiknya bisa berburu begini," katanya.
Ikan-ikan hasil tangkapan dimasukkan dalam plastik yang didapatkan gratis saat membeli jaring ikan. Ikan-ikan itu tampak berwarna-warni dalam plastik bening. "Ikan ini kan hidupnya dalam air laut, sayangnya kalau dibawa pulang pasti mati," tambah lelaki berusia 35 tahun itu.
Beberapa pengunjung pantai memang membawa pulang ikan hias hasil buruannya, tapi ada pula yang hanya senang berburu lalu memasukkannya lagi ke dalam air laut. Sebelum laut pasang, sambil mencari ikan hias, pengunjung bisa langsung mandi di air laut yang tenang tampak jernih.
Tapi perlu diwaspadai karena banyaknya ikan hias di bibir pantai ini mengakibatkan ubur-ubur kerap luput dari perhatian pengunjung. Ubur-ubur berwarna biru menggelembung bisa menyengat tubuh dan menyebabkan sesak napas.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ads