Jumaat, 13 April 2012

01 di parit yani - Google Blog Search

01 di parit yani - Google Blog Search


Kelompok 6 : PENERAPAN DELIVERY BAGGAGE SERVICE <b>DI</b> <b>...</b>

Posted: 13 Apr 2012 06:44 AM PDT

PENERAPAN DELIVERY BAGGAGE SERVICE DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

ANALISIS KUALITATIF HASIL SURVEY

 

KETUA          : NABILA RACHMADINA (224-109-332)

ANGGOTA    : FIFI SHOFIYAH (224-109-005)

                        DYANA NATALIA (224-109-103)

                        FITRIA CHANDRA (224-109-269)

Pada minggu ke 6 kelompok kami akan menganalisis hasil survey online dengan judul "Penerapan Delivery Baggage Service di Bandara Soekarno-Hatta" secara kualitatif. Kelompok kami memiliki 20 pernyataan dalam kuesioner, tapi untuk minggu ini kami mengambil sebagian (10 pernyataan) hasil kuesioner kami untuk dianalisis dan sebagian lagi akan dibahas pada tugas berikutnya (tugas minggu ke 7). Pada penelitian survey terdapat 266 responden yang meliputi usia, pekerjaan, dan range pendapatan yang bersedia mengisi kuesioner online kami dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Berikut analisisnya :

Analisis hasil survey

JAMBI nese: Kerupuk Jambi Masih Kalah Bersaing Dengan <b>...</b>

Posted: 13 Apr 2012 09:14 AM PDT

 
SUMBER daya laut yang melimpah membuat Kabupaten Tanjung Jabung Barat terkenal sebagai penghasil aneka makanan hasil olahan laut. Salah satunya adalah kerupuk udang. Secara tradisional, hampir setiap rumah tangga di desa pinggir pantai membuat kerupuk ini.
Keistimewaan kerupuk udang keluaran Tungkal adalah rasa ikannya yang kental.
"Kalau kerupuk daerah lain campuran tepungnya sangat banyak, kalau kerupuk buatan kami perbandingan ikan dan tepungnya hampir sama," jelas Acin, seorang pemilik usaha kerupuk di Tungkal.
Usaha ini digelutinya hampir 5 tahun dengan produksi bulanan mencapai 200 kg. Sebenarnya dia dan istrinya siap untuk meningkatkan produksi kerupuk tapi pemasarannya belum ada.
Kerupuk buatannya secara rutin dikirim ke Jambi, ditampung seorang pembeli yang kemudian menggorengnya untuk dipasarkan di supermarket dan toserba di ibukota Jambiprovinsi tersebut.
Kerupuk buatan Acin di jual Rp. 50 ribu per kg. Selain kerupuk dengan ukuran selebar setengah telapak tangan, mereka juga membuat kerupuk kayu api. Pengeringan kerupuk masih menggunakan sinar matahari meski di tempat usahanya yang merupakan fasilitas dari Dinas Perikanan Tanjab Barat di TPI Parit 7 Kuala Tungkal, Tanjab Barat tersedia oven.
"Oven hanya dipakai kalau musim penghujan. Kami tak mau tergantung kepada oven karena susah memperoleh bahan bakar gas di sini," jelasnya.
Sampai saat ini tidak ada masalah yang ditemui dalam proses produksi karena bahan mentah, tenaga kerja dan ketersediaan cahaya matahari sangat mendukung. Namun untuk pemasaran, mereka harus bersabar.
"Pemasaran kami baru sampai ke Jambi. Kalau ke luar agak sulit karena harus bersaing dengan kerupuk Sidoarjo Jawa Timur yang harganya lebih murah. Tapi kalau dibandingkan rasanya, kerupuk kami lebih enak karena ikannya lebih banyak dan bebas bahan pengewet," papar Acin.
Untuk konsumen yang tahu kelebihan kerupuk tungkal, pastilah akan memilih membeli kerupuk ini. Tapi kalau pertimbangannya harga, tentu lain lagi ceritanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ads